Alhamdulillah... Ini bab terakhir, semoga suka...
Selamat membaca yah!🌐
Di mana kamu berpijak, di sana aku berpijak. Karena kita, satu tanah air yang sama
INDONESIA!
🌏~~ Epilog ~~
BRUK!
Najwa meringis, ketika punggungnya menghantam lantai dengan tidak elit. Dia beringsut duduk dan mengedarkan pandangan.
Ranjang yang berukuran besar berwarna biru itu ada di sampingnya. Seprai-nya berwarna biru langit, dua bantal yang tersusun rapi di atas ranjang berwarna biru laut itu di dampingi bantal guling di sisi ranjang.
Atas ranjang itu ada lampu neon berwarna kuning keputih-putihan.
Warna dindingnya biru langit, atapnya putih.
Di samping ranjang ada nakas, dan di samping nakas ada dinding kamar mandi.
Di sudut ruangan itu ada lemari kayu berwarna coklat tua, dengan kaca persegi panjang di salah satu pintu. Di sudut yang lainnya ada meja belajar dengan kursi di depannya.
Di pintu keluar, atasnya ada jam dinding berbentuk bulat berwarna putih. Jam menunjukkan pukul 18.07.
Najwa membulatkan mata kemudian berlari ke arah kamar mandi. Dia belum mandi! Badannya sangat bau keringat padahal dia hanya merasa membawa mobil saja ke sebuah kafe. Dan entah kenapa, sekarang dia sudah berada di kamar. Bodo amatlah. Yang penting mandi dulu, mungkin aku lupa kali!
***
"Argh ..., " seorang gadis meringis sambil memegang pelipisnya. Kepalanya terasa pusing dan nyeri. Dia mendongak, kemudian mengerjab. Mengapa dia berada di kamar? Fitri merasa dia berada di mobil menuju ke kafe bersama Najwa dan Valen tadi. Mengapa dia berada di kamar sekarang?
Tok... Tok... Tok...
Fitri beranjak dari duduknya kemudian berjalan tertatih menuju pintu yang baru saja di ketuk seseorang.
Ceklek!
Ketika pintu terbuka, wajah seorang wanita paruh baya menyambut penglihatannya. Mamanya, sedang berdiri di ambang pintu dengan khawatir. Fitri mengernyitkan dahi kemudian bertanya, "Kenapa, Bu?"
Ammi, menoleh ke kanan dan kirinya. Memastikan tidak ada orang lain selain dirinya dan putrinya di sini. Lalu menatap putrinya lagi dengan khawatir.
"Ibu dapet kabar dari tetangga sebelah. Katanya kamu ke luar sama orang kaya, terus belum pulang sampe magrib! Eh, ternyata itu cuman gosip, buktinya kamu ada di rumah! Tapi, kamu beneran enggak ke mana-mana?" tanya Ammi sambil menyipitkan mata–curiga.
"Eh?" Fitri gelagapan. Dia harus jawab apa? Apakah dia akan jujur saja atau bohong? Dia harus jawab apa? Fitri mengembuskan nafas pasrah lalu menjawab, "iya, Buk! Tadi ke luar sebentar sama temen, mau ke kafe, Maaf enggak bilang, Fitri buru-buru, Buk!"
Ammi mengembuskan nafas lega, dia langsung memeluk putri kesayangannya itu erat. Walaupun begitu Ammi tidak marah, karena rumah kosong saat ia pulang kerja tadi dan bertanya pada tetangga. Ammi melepaskan pelukannya kemudian memegang kedua bahu Fitri, dan menatapnya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A B A T I N ( PROSES REVISI)
RandomGenre : Hororr Di kelilingi banyak setan itu mengganggu. Tapi tidak menakutkan jika sudah biasa melihat mereka. Asalkan tidak bisa menyakiti Oji Sugianda. Itu bukan masalah besar. Namun diantara banyaknya setan yang tidak bisa menyakiti Oji Sugiand...