Red Velvet Irene's POV
Setelah seminggu menjalani latihan, tibalah hari dimana MMA akan dilaksanakan, jujur saja aku sangat lelah karena kemarin malam itu aku melakukan gladi resik sampai pukul 11 malam dan pagi ini sudah harus berada di gedung tempat MMA akan diselenggarakan dan melakukan gladi bersih. "Sungguh tidak efektif" batin ku, tapi yaa kembali lagi ke alasan ku untuk menerima tawaran MC acara ini, aku ingin nama Red Velvet lebih dikenal lagi oleh khalayak publik.Akhirnya setelah bersiap siap dan membuat sarapan untuk para member ku, aku langsung berpamitan dengan mereka semua dan mereka semua pun menyemangati ku sebelum manager oppa datang untuk menjemputku lalu mengantarkan ku ke venue. Selama di perjalanan, tak henti henti nya mengecek akun akun fansite dari salah seorang idol dengan menggunakan akun yang kubuat tanpa sepengatahuan manager oppa dan bahkan para member ku sendiri.
"Wah visual nya memang bukan main, apakah memang bisa manusia seperti ini?" Batin ku, lalu setelah sampai ke venue pun aku masih ditemani oleh manager oppa sampai dia di telfon dengan seseorang yang kuyakin adalah manager utama Red Velvet. Saat sedang menunggu manager oppa menyelesaikan panggilan nya aku hanya bisa bermain hp sampai pintu ruang tunggu ku di ketuk, yang aku kira si "pelaku" adalah manager oppa yang telah kembali, ternyata aku salah.
"Bogum oppa?" Ucap ku yang hanya dibalas hai saja oleh nya, "apa yang Bogum oppa lakukan disini? Apakah Bogum oppa juga menjadi MC?" Tanya ku yang dibuat bingung atas kehadiran nya karena setau ku dia tidak mengambil tawaran untuk menjadi MC di MMA Kali ini.
Park Bogum's POV
Saat sedang menemani kekasih ku yang di dapuk menjadi MC di MMA kali ini, aku melihat Irene-ssi memasuki venue dan aku baru teringat bahwa dia akan menjadi visual MC di acara ini. Tentu saja aku tidak bisa melewati kesempatan ini untuk mengajaknya makan bersama. Sebut saja aku bajingan tapi, "love is blind" you know?Aku pun mengikuti Irene-ssi dan memberi tahu kekasih ku kalau aku harus ke toilet dan semoga saja dia percaya, akhirnya setelah menunggu beberapa menit, aku pun melihat manager dari Irene-ssi keluar ruangan karena menerima telfon dan kuputuskan untuk mengetuk pintu ruang tunggu nya dan berharap dia akan membuka nya.
And here we are
Red Velvet Irene's POV
"Aku sedang menemani teman teman ku dan kebetulan aku melihat mu masuk ke venue dan aku berharap bisa bertemu dengan mu untuk memberi mu semangat" jawab nya dan tentu saja kubalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, "apa teman oppa tidak akan mencari oppa jika oppa terus terusan ada disini?" Tanya ku karena aku merasa tidak enak dengan teman nya Bogum oppa. "Ah santai saja, dia pasti mengerti" ucap nya yang sedikit membuat ku tenang."Irene-ssi, apa Irene-ssi mau makan bersama ku? Anggap saja sebagai bentuk dukungan ku untuk Irene-ssi yang di dapuk menjadi MC MMA" ungkap nya, "baiklah oppa, nanti siang aku akan makan bersama oppa", "YES!" teriak nya dan tentu saja aku terkekeh melihat nya "kenapa dia senang sekali hanya karena akan makan bersama ku?" Batin ku. "Kalau begitu aku boleh meminta nomor Irene-ssi? Supaya aku mudah menghubungi Irene-ssi" dan aku pun memberikan nomor pribadi ku ke Bogum oppa. Tak lama, manager oppa masuk ke ruangan "ah Bogum-ssi ada apa?" Tanya nya dan di jawab "aku hanya datang untuk menyemangati Irene-ssi, as a fellow Music Bank MC you know?", "Ah ne aku mengerti" dan sebelum Bogum oppa keluar ruangan, dia membuat gesture "call me" yang sukses membuatku terkekeh. Padahal kan dia yang harus nya menelfon ku.
.
.
Third Person's POV
Saat ini semua MC yang di dapuk sedang mendapatkan jam istirahat dan memutuskan untuk makan siang bersama manager nya masing masing terkecuali Irene yang akan makan siang dengan Park Bogum yang sebelum nya telah menghubungi Irene dan Irene pun segera meminta ijin ke manager nya yang akhirnya mendapatkan persetujuan dari manager nya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU
FanfictionWhat happened when two idols from the most famous idol groups in South Korea falls in love? . . . . . A jinrene fanfiction Based on real events and moments Written in Bahasa