▪ 2 ▪

8.2K 610 16
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ya.....
Sorry for typo 😉😉

----------------------------------------

Happy reading

*
*

Sekolah telah dibubarkan sejak beberapa menit lalu. Si kembar Andre dan Nanta tengah berada di depan kelas sang Adik. Tapi, mereka berdua malah mendapati kelas Kenzie yang telah kosong tanpa adanya penghuni. Namun, ternyata mereka salah. Seorang siswi keluar dari dalam kelas X IPA 2-kelas Kenzie. Sepertinya ia adalah murid terakhir yang tersisa.

"Liat Kenzie gak? Dia anak kelas ini juga." Pertanyaan itu membuat langkah siswi itu terhenti. "Kenzie Aditya Galileo?" tanyanya. Nanta mengangguk, memang dirinya lah yang bertanya.

"Udah keluar, Kak. Dari setengah jam lalu kaya'nya." Siswi itu berusaha bersikap sesopan mungkin. Niat awalnya ingin menghindari keramaian dengan pulang sedikit akhir. Dan malah bertemu dengan duo kembar terfamous seantero sekolah. Matilah ia.

Nanta mengangguk, "makasih infonya." Kini giliran siswi itu yang mengangguk. Dan iapun berlalu pergi.

"Tuh bocah kemana sih, udah dibilang tunggu di kelas dulu." Nanta berdecak kesal.

Andre memegang bahu saudara kembarnya. "Udah, mungkin Kenzie lagi nunggu di depan. Yuk, kedepan dulu."

Baru saja mereka hendak melangkah, suara berat Ari mengintrupsi. "Si Adek mana?" tanya Ari. Mereka berdua menoleh. "Eh, udah balik juga lo bang. Tau nih, kelasnya ada udah kosong." Siapa lagi kalau bukan Nanta yang menjawab. Memang benar kalau hari ini sekolah pulang lebih awal. Karena pembelajaran masih belum efektif.

"Udah lo telepon anaknya?" Sedingin-dingin apapun orangnya. Jika sudah menyangkut si bungsu Kenzie, pasti Ari akan khawatir.

Nanta menepuk dahinya sendiri, dasar ganteng-ganteng bego. "Bentar." Nanta mengeluarkan ponselnya dan mendial nomer Kenzie. Tapi nihil, Kenzie sama sekali tak menjawab panggilan Nanta. Hingga kepercobaan yang kesekian kalinyapun tetap sama. Membuat Nanta berdecak kesal.

"Ish, gak diangkat sama Kenzie. Gimana dong?" Nanta menjadi gusar sendiri. Bukan hanya Nanta, Ari dan Andre juga tampak memasang raut kekhawatiran.

"Apa Kenzie udah pulang duluan ya," ucap Andre. Nanta justru menggeleng tak setuju. "Kagak mungkin lah, emang hapal tuh bocah jalan pulang ke rumah."

Andre memutar bola matanya malas, kembarannya ini benar-benar bego. Tanpa rasa kasihan Andre memukul kepala Nanta. "Kok gue dipukul sih?" Nanta langsung melayangkan protesnya sambil mengusap kepalanya. Pukulan kembarannya benar-benar tak main-main.

"Emang lo pikir Kenzie anak tk, mending kita pulang aja. Siapa tau ucapan gue bener," final Andre. Ari pun menyetujui usul dari salah satu adik kembarnya itu.

Mereka bertiga pun memutuskan untuk pulang dan berharap akan mendapati Adiknya tengah menikmati acara tv di rumah.

☘☘☘

Lain halnya dengan seorang pemuda manis yang tengah duduk di salah satu meja kafe. Pemuda itu tak sendiri rupanya, ada beberapa sahabatnya yang ikut duduk di sana juga.

"Anjirr, bang Nanta nyepam gue nih, nanyain lo, Ken." Kenzie yang awalnya sibuk dengan buku menu di hadapannya mendongak, menatap salah satu sahabatnya yang sibuk dengan ponselnya. "Huh, udah biarin aja."

Dia-David menggeleng keras. "Gak, lo pengen gue mati di tangan bang Nanta." Kenzie terkekeh pelan. "Mulutnya kalau ngomong. Emang lo pikir bang Nanta psycopath yang suka bunuh orang." Bukan Kenzie yang berucap, Nathan lah yang menyaut.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang