Vote dulu sebelum baca ya.....
Sorry for typo 😉😉-------------------------------------
Happy reading
*
*Empat bulan berlalu sudah sejak Kenzie masuk SMA. Banyak hal yang sudah terjadi, Ari yang kini lebih sibuk karena akan lulus enam bulan lagi. Begitu si kembar yang juga sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Seperti hari-hari biasanya. Ari, Andre, Nanta, dan Kenzie berangkat ke sekolah. Bersama, tentu saja. Sesampainya di sekolah, mereka langsung berpisah begitu turun dari mobil. Menuju kelas masing-masing. Awalnya Ari menawarkan akan mengantar Kenzie sampai ke kelasnya. Tentu saja Kenzie menolak. Dia sudah besar dan tak ingin merepotkan.
Sampai di kelas, Kenzie langsung di sambut oleh teriakan bahgia oleh salah satu sahabatnya---David. "Akhirnya lo sampai juga, Ken." David memasang wajah haru yang mendramatisir. Membuat Kenzie enggan menatap wajah David dan memilih membuang mukanya. Lalu berjalan menuju bangkunya, segera mendudukkan dirinya.
"Masih pagi, vid. Gak usah mulai deh," ucap Kenzie kesal. Sebenarnya Kenzie tidak paham kenapa dengan sahabatnya ini. Dan juga, kemana perginya kedua sahabatnya yang lain. Bangku di sampingnya masih kosong. Sedangkan bangku di samping David sudah ada tas. Tapi, si penghuni tak ada di tempatnya. Pastinya si Nathan pergi ke kantin, Kenzie sangat tau kebiasaan Nathan yang selalu sarapan di kantin sekolah.
"Ken, pinjem pr lu dong," pinta David dengan wajah memelas. Ditambah tatapan memohonnya. Membuat Kenzie menghela nafas kasar. Bukan apa-apa, David benar-benar lupa kalau tugas fisika dikumpulkan hari ini. Jangan heran, meskipun mereka itu anak bandel dan suka berbuat ulah. Tapi, belajar dan berprestasi itu tetap utama. Karena apa yang mereka kerjakan saat ini akan menentukan masa depan mereka. Dan mereka memiliki mimpinya masing-masing. Jadi, mereka harus berusaha meraihnya dengan belajar sungguh-sungguh sekarang.
"Nih, untuk kali ini gue kasih. Lain kali gue gak akan bantu." Kenzie menyerahkan buku fisika yang sebelumnya ia ambil dari tas. David menerima buku itu dan mengangguk semangat. Dengan cepat anak itu menyalin apa yang tertulis di situ. Sebelum bel masuk berbunyi.
"Pr itu dikerjakan di rumah, bukan di sekolah." Nathan datang dan duduk di samping David. Di susul Aldo yang baru datang yang juga langsung duduk di samping Kenzie. Benar-benar baru datang karena tas sekolah yang masing tersampir di kedua pundaknya.
"Tumben baru dateng," ujar Kenzie.
Nathan menoleh ke belakang, "lah iya, tumben banget lo." Mereka heran, Aldo biasa berangkat paling awal. Walau Aldonya tidak telat, tapi tetap saja tak seperti biasanya.
"Gue jemput dan berangkat bareng sepupu. Agak lama dia siap-siapnya tadi," jawab Aldo. Mereka semua tentunya kaget. David yang masih fokus menulis, hampir saja menjatuhkan pulpennya. Selama ini yang mereka tau Aldo tak memiliki sepupu. Aldo sendiri tak pernah cerita kalau memiliki sepupu.
"Sepupu? Lo punya sepupu? Kok gak pernah cerita? Cewek apa cowok? Orangnya gimana, do? Oh, apa jangan -jangan dia murid baru yang diomongin anak-anak di kantin tadi." Nathan berseru dengan heboh. Ia ingat kalau tadi di kantin banyak yang berbicara tentang adanya murid baru. Nathan yang tak tau apa-apa memilih mengabaikan mereka. Lebih penting untuk mengisi perutnya yang kelaparan.
"Murid baru?" Kening Kenzie mengernyit.
"Iya, Ken. Tadi, pas gue di kantin banyak yang ngomongin soal murid baru itu. Katanya sih dia masuk kelas kita," jelas Nathan.
"Padahal bentar lagi ujian, kok masih ada murid baru sih. Juga, masuk SMA baru beberapa bulan lalu, udah pindah-pindah aja dianya," ujar Kenzie.
"Papanya dipindahkan tugas di sini, makanya mereka terpaksa pindah. Apalagi di sini ada keluarga gue, jadi keluarga dia gak terlalu khawatir kalau ada apa-apa," balas Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie (Complete)
Teen FictionKebahagiaan tak selamanya abadi. Kesakitan tak selamanya abadi. Kesedihan tak selamanya abadi. Semua akan ada gilirannya. Hari berganti hari. Waktu berganti dan bergulir setiap detiknya. Highest rank #1 - Ari (19 Juli 2020) #2 - Andre (19 Juli 202...