▪ 12 ▪

3.3K 286 20
                                    

Sebelum membaca, usahakan vote terlebih dahulu ya.....
Sorry for typo 😉😉

----------------------------------------

Happy reading

*
*

Beberapa hari berlalu, kini Kenzie sudah membaik. Kini Kenzie, Andre, dan Nanta tengah berada di ruang keluarga. Menonton tv sepertinya agenda wajib mereka tiap hari. Kenzie sibuk memasukkan dan mengunyah cemilan di mulutnya. Matanya fokus ke depan. Andre juga sama, fokus pada layar kaca di depannya. Lain dengan Nanta yang masih melamunkan hal yang diungkapkan adik paling bontotnya itu.

Ya, Kenzie sudah menceritakan kejadian yang ia alami tempo hari. Dan Nanta mengerti, kenapa Adiknya itu jadi kepikiran dan takut. Nanta kembali bergidik ngeri mengingat cerita Kenzie tadi. Tidak ingat saja Nanta kalau dulunya kan juga pernah mengalami hal mengerikan itu. Huh.....

"Heh, biji ketumbar. Lo kenapa sih?" Andre yang menyadari sang kembaran terus bertingkah aneh membuka suara. Pasalnya sejak tadi Nanta diam melamun, terus bergidik-gidik ngeri. Malah Andre yang merasa ngeri, takut Nanta kerasukan setan kamar mandi.

Nanta menoleh dengan muka kesal. "Ehh, biji kenari. Kepo banget sih lo, kek gak ada kerjaan lain aja."

"Giliran ditanya baik-baik sewot. Dinyolotin balik marah. Mau lo apa sih? Heran gue," gerutu Andre.

Mata Nanta melotot mendengar jawaban Andre. Nanya baik-baik dari mananya. Lagian bisa gak sih nyebut dirinya pakai namanya. Kan dirinya juga jadi ikutan ngegas. Ya, walau Andrenya ngomongnya selow gak ngegas. Tapi, siapa yang gak kesal coba kalau dipanggil biji ketumbar. Emang Nanta itu bumbu dapur apa. Heh, ya kali.

"Kalau lo nanyanya gitu, orang lain juga balesnya sewot kaya' gue."

"Gak bakal kalau orangnya gak sesentimen kek lo."

"Ngajak berantem lo," geram Nanta.

"Ayo, siapa takut." Andre memasang wajah songongnya. Membalas Nanta yang menatapnya tajam. Tak ingat saja dirinya terakhir kali mendapat serangan Nanta.

Nanta memajukan tubuhnya, lalu mencubit hidung bangir kakak kembar beda 8 menitnya itu. Andre langsung berjengit kaget diperlakukan demikian.

"Anj---"

Sayangnya, umpatannya terpotong kala Nanta juga ikut mencubit perutnya. Heyy, ini kembarannya ganas sekali. Jangan-jangan Nanta lagi pms? Andre jadi ragu untuk mengganggu Nanta lagi. Heran, biasanya kalau mereka berantem. Nanta gak akan separah dan setega ini.

"Aw, aww, Nanta ihhh. Lepas dong, sakit woyyy!!!!" teriak Andre. Tangan kanannya berusaha melepaskan tangan Nanta yang dihidungnya. Dan tangan yang satunya berusaha melepas cubitan maut Nanta.

"Gak! Ulang dulu apa yang lo ucapin tadi."

"Hehhh, beruang. Gue gak bisa nafas woyyy, lepas lah. Mati gue ntar," protes Andre. Iya, soalnya sejak tadi Andre nafasnya lewat mulut. Hidungnya dipencet gitu mana bisa dianya nafas. Tangannya memukul-mukul tangan Nanta.

"Iya-iya gue minta maaf. Maaf, Dek." Andre memasang ekspresi memohon. Dan yah, Nanta akhirnya melepasnya tangannya dari hidung Andre. Lalu, mendengus keras. Andre sendiri menghela nafas lega. Mengelus hidungnya yang memerah, bibirnya mengerucut.

"Makanya gak usah sok mau gelut-gelut segala sama gue. Mana itu mulutnya mau ngomong kasar juga. Untung Bunda sama Ayah gak ada di rumah. Kalau mereka denger, abis lo," cerocos Nanta. Andre mencebik, kok Nanta sekarang mudah sekali mengalahkannya sih. Biasanya kan mereka berdua sama-sama kuat gak ada yang mau mengalah. Kecuali kalau ada yang ngelerai. Dan tetep Andre juga yang akan mengalah. Ya, karena dirinya selaku kakak. Jadi, haruslah menjadi kakak yang baik. Sengeselin apapun adiknya.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang