▪ 17 ▪ flashback

2.7K 251 0
                                    

Vote dulu ya, sebelum membaca.....
Sorry for typo 😉😉

--------------------------------------------

Happy reading

*
*

Seorang Fernando Ahza Mahendra, terlahir di keluarga yang cukup berada. Fazri Hamdan Adrian, adalah Ayah kandung Nando. Hidup Nando terbilang cukup mewah, bahkan mungkin sangat mewah. Sebagai putra bungsu Hamdan, tentunya Nando sangat dimanja oleh keluarganya. Apapun yang dirinya inginkan akan selalu terpenuhi secepat mungkin. Hal itu tentu membuat Nando menjadi pribadi yang serakah dan juga egois.

Lain sang Adik, lain pula sang Kakak. Galih Galileo, anak yang bersifat rendah hati dan bekerja keras. Yang selalu tak menginginkan apapaun selain kebahagiaan dan kesehatan orang-orang tersayangnya. Galih tau apa batasannya di keluarga itu. Dirinya hanyalah anak pungut, catat anak pungut. Begitulah yang Nando julukkan pada dirinya. Tak pernah dalam hatinya ia merasa marah dan dendam pada Nando. Toh, apa yang diucapkan Adiknya itu memang benar adanya.

Yang ada dihatinya adalah rasa sedih dan hancur. Sebegitukah kehadirannya tak diharapkan, sehingga kedua orang tuanya tega membuang dirinya. Galih tak pernah tau siapa orang tuanya. Sejak kecil ia sudah hidup di jalanan. Sampai Hamdan menemuinya dan membawanya ke rumah mewah ini. Mengatakan bahwa mulai sekarang dirinya adalah bagian dari keluarga ini.

Kebahagiannya tentu membuncah di dalam hatinya. Detik itu Galih memeluk Hamdan erat-erat dan menangis dengan keras. Dan kebahagiaannya semakin bertambah ketika tau bahwa ia juga akan memiliki Adik baru. Saat mulutnya hendak bertanya dimanakah sosok Adik barunya itu. Sosok anak kecil lain tampak turun dari tangga. Tangan mungilnya memeluk boneka panda.

Kesan pertama yang mampir dipikiran Galih adalah sosok Nando yang imut dan manis. Nando mendekati Papinya, dan bertanya.

"Papi, siapa dia?" tanya Nando kecil.

"Dia akan menjadi Kakakmu. Apa kamu senang? Ayo sapa dia," ujar Hamdan. Ekspresi Nando berubah, wajah yang tadi terlihat polos dan menggemaskan. Kini terganti dengan raut tak suka, juga tatapan matanya yang menajam waktu menatap Galih.

Galih diam, ia tau tak akan mudah diterima di keluarga ini. Seketika senyum manis yang ia tampilkan perlahan memudar. Berganti dengan raut sendu dan juga sedihnya.

"Papi!! Nando gak mau punya Kakak," ucap anak itu tiba-tiba. Lalu, Nando berlari menaiki tangga. Meninggalkan kedua lelaki yang berbeda usia itu. Dengan Galih yang menatap sendu kepergian Nando.

"Tak apa, Nak. Dia memang sedikit keras, Papi yakin seiring berjalannya waktu Nando akan menerima kamu sebagai Kakaknya." Galih hanya bisa mengangguk. Mempercayai sepenuhnya ucapan Hamdan. Ia juga yakin kalau Nando hanya butuh sedikit waktu untuk menerimanya.

Namun sayang, harapannya tetaplah menjadi harapan. Nando tak pernah merubah sifatnya. Ia tetap membenci Galih, bahkan membenci kehadirannya di keluarganya. Nando membenci Galih karena telah merebut kasih sayang Ayahnya. Juga kasih sayang keluarganya yang lain.

Seiring bertambahnya umur mereka berdua. Maka, semakin besar pula rasa kebencian di hati Nando yang ia tujukan untuk Galih. Menurutnya, Galih itu selalu pencari muka dihadapan keluarganya. Dan Nando tak pernah senang akan hal itu. Dia tak suka ketika Galih selalu mendapat pujian dari guru-guru, teman, dan keluarganya. Anak pungut seperti dia tak berhak mendapatkan semua itu.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang