8. Semuamya Dimulai

972 126 9
                                    

Hari ini adalah hari ketiga Rara di rawat, dan hari ini pula Rara sudah boleh pulang. Berdasarkan analisis Dokter lebih dalam lagi, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan, karena luka yang dialami Rara, tidak terlalu fatal.

Kesembuhan Rara secara cepat,didukung juga oleh fisiknya yang kuat. Kini Rara telah berada didepan rumahnya.

"Makasih Angga." Rara pun keluar dari mobil Angga.

"Ra, mau gak jadi pacar gue?" tanya Angga saat Rara sudah keluar mobil.

"Bosan gue dengar pertanyaan lo, gak ada yang lain apa."

Bosan tentu saja, pasalnya selama tiga hari Rara dirumah sakit, Angga selalu menembaknya.

"Ra gue butuh kepastian," sahut Angga, dengan tampang memelasnya.

Rara pun menghela nafasnya."Besok disekolah gue jawab."

"Beneran Ra? Akhirnya ya Tuhan," respon Angga girang.

"Belum tentu juga gue terima."

Seketika wajah girang Angga menghilang."Gue jamin lo udah suka sama gue," ucap Angga lalu segera melajukan mobilnya.

Rara pun segera melangkahkan kakinya kedalam rumah, saat Rara ingin membuka pintu rumah, pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu dan dihadapannya kini sudah berdiri Mamanya.

Rara pun memandang Mamanya berbinar, lalu segera memeluk Mamanya erat.

"Mama kemana aja sih? Gak ngabarin lagi." Rara pun melepaskan pelukannya.

"Mama disana sibuk banget, jadi gak sempat ngabarin," jelas Mamanya.

"Kamu dari mana?gak sekolah?" tanya Mamanya.

"Gue kasih tau gak ya," batin Rara.

"Ehm itu Ma..." Rara pun menghentikan ucapannya, tak ingin Mamanya ini tau.

"Kalo gak mau jawab yaudah, yang penting kamu gak kenapa-napa," balas Mamanya.

"Ohh iya nanti waktu Papa udah pulang dari kantor,kita shopping dan jalan-jalan bareng ya," lontar Mamanya.

"Tumben Ma?" kekeh Rara.

"Udah kamu ikut aja."

••••

Papa Rara pun kini sudah sampai dirumah, sekitar pukul 15:00.Mungkin karena mereka ingin jalan-jalan dan shopping, sehingga Papanya pulang lebih awal, kalau bukan karena itu mungkin Papanya akan pulang malam, karena lembur.

"Ra siap-siap,kita mau pergi," suruh Mamanya, didepan pintu kamar Rara.

"Iya Ma," sahut Rara.

Rara pun sudah bersiap-siap, dan kini ia memakai jaket kulit hitamnya, dipadukan oleh kaus garis-garisnya, dan celana levis, menjadi perpaduan yang sempurna.

Rara pun sudah bersiap-siap, dan kini ia memakai jaket kulit hitamnya, dipadukan oleh kaus garis-garisnya, dan celana levis, menjadi perpaduan yang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anggara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang