4. Holang Kaya

1.2K 173 6
                                    

Hari ini Mama dan Papa Rara belum juga pulang, dan sama sekali tidak memberi kabar pada Rara,Rara pun hanya seorang diri di rumah.

Ia pun kini sudah siap untuk berangkat ke sekolah,dan ia sudah memesan taksi online,ia sengaja berangkat ke sekolah dengan menggunakan taxi,karena pagi hari ini langit terlihat mendung takutnya hujan akan turun

"Yaelah mana sih mak gue nih,kagak balik-balik," keluhan Rara sambil mengunci pintu,dan menaiki taxi yg sudah menunggu.

Didalam perjalanan pun terlihat gerimis telah turun, tidak sampai 20 menit taxi pun sudah ada di depan gerbang sekolah, terlihat hujan sudah sangat deras.

"Mau langsung turun aja mbak?" tanya supir taksi itu pada Rara.

"Iya pak, ini uangnya pak," ujar Rara sambil menyerahkan uang seratus ribu rupiah.

"Ya gak ada kembaliannya mbak," ucap supir taksi.

"Udah ambil aja pak kembaliannya," sahut Rara.

"Makasih mbak."

Rara pun mengangguk lalu ia pun keluar dari taxi, dan memeluk tasnya supaya tidak basah,ia pun berlari kecil menuju halte bus yang ada didekat gerbang sekolahnya untuk berteduh sebentar,mana mungkin ia langsung menuju kekelas bisa-bisa bajunya sudah basah kuyup

"Kira-kira Vina udah masuk belum ya," tiba-tiba terpikir oleh Rara tentang Vina yang sudah dua hari ini belum masuk sekolah,ntah kemana Vina.

Telah lama Rara menunggu, namun hujan belum juga reda.Rara pun memutuskan untuk masuk ke kelas dengan berlari.

Rara pun kini tengah berlari sambil memeluk tasnya,saat berada ditengah lapangan, seketika hujan tidak lagi mengguyur badannya ,Rara pun mematung, bukan karena hujan yang berhenti, namun karena ada seseorang yang memayunginya.

Mereka saling bertatapan, detik kemudian pria itu melepaskan payungnya dan memeluk erat tubuh Rara.

"Aneh lo,lepas gak,ntar baju gue basah," desak Rara mencoba melepaskan pelukan Angga.

Namun Angga sama sekali tidak merespon ucapan Rara.Rara pun mencoba kembali membuka tangan Angga yang memeluknya, tetap saja tidak bisa walaupun Rara tomboy, tetap saja kekuatan Angga lebih besar darinya.

Rara pun mencari cara lain,ia pun mencubit perut Angga,membuat Angga meringis kesakitan lalu melepaskan pelukannya.

Rara pun langsung berlari menuju kelasnya dan langsung duduk di bangku depan kelasnya, karena mana mungkin dia memasuki kelas dengan keadaan baju yang basah kuyup.

Rara pun melihat Angga yang mendekatinya, seketika Rara menangkup kedua tangannya seperti sedang berdoa.

"Eh,ngapain lo baca ayat kursi?" tanya Angga sembari duduk disebelah Rara

Rara tidak menjawab,ia pun memegang kepala Angga, yang membuat Angga semakin bingung.

"Oh,lo lagi modus ngerapiin rambut gue ya," ujar Angga

"Akhirnya kata-kata songong lo keluar juga, berarti lo udah gak kesurupan lagi," titah Rara, lalu melepaskan tangannya dari kepala Angga.

,"Lo kira gue kesurupan?" tanya Angga.

"Habisnya lo kayak kesurupan, tiba-tiba meluk gue, lihat nih baju gue jadi basah kuyup," jawab Rara sambil merentangkan kedua tangannya.

"Anjir kok gue baru sadar ya," batin Angga yang melihat keadaan Rara.

"Ngapa lo ngeliatin gue segitunya, kayak gak pernah lihat orang basah kuyup aja," ucap Rara, yang melihat Angga terkejut.

"Jadi lo dari tadi gak sadar, baju lo tembus pandang," ucap Angga.Rara pun melihat badannya dan berteriak.

Anggara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang