18. Raxic

763 102 4
                                    

Suara kenalpot motor memenuhi jalanan, rombongan dengan jaket Levis, dengan lambang Singa bersayap pada belakangnya, dan tulisan 'Raxic' pada bagian depan.

Bermacam jenis motor itu saling beriringan menuju basecamp utama mereka, sedangkan rumah mewah dengan gerbang yang menjulang tinggi yang sering mereka tempati sebagai tempat mabar, adalah basecamp milik bersama.

Milik bersama?

Ya memang, rumah mewah itu adalah hasil dari tawuran yang mereka hadapi tiga tahun terakhir. Penasaran bukan tawuran bisa menghasilkan uang?

Rombongan motor itu berhenti di sebuah rumah luas, dengan model sederhana, dengan pohon belimbing di depannya, 10 anggota berbandana hitam dengan tulisan 'RAXIC' berwarna putih, berhenti di barisan depan.

Lalu para barisan depan itu, menuju ke arah belakang rumah itu, tanpa di sangka-sangka, terdapat sebuah ruangan luas yang tertutupi oleh tembok, yang sediakan khusus untuk parkir.

Rara turun dari motor ninja berwarna hitam dengan corak merah, Motor ninja siapa? Tentu saja motor ninja milik geng Raxic, Baru masuk sudah di kasih motor, sekaya apa geng Raxic?

"Woi kenapa kalian pake bandana? Kok gue enggak?" tanya Rara pada orang yang memakai bandana itu.

"Baru juga masuk, udah ngebet mau pake bandana," sarkas Fadhil, salah satu anggota itu.

"Selo dong, gue cuma nanya," balas Rara dengan sangarannya.

"Yaelah, nyolot amat nih bocah."

"Apaan sih Dil, boy gemes kita jangan di gitui ah," timpal Fathan yang baru turun dari motor matic.

Boy gemes?

"Dedek boy, yang pake bandana itu, pasukan inti," jelas Fathan.

"Hah, dedek boy, gue perempuan woy," ketus Rara.

"Itu, singkatan dari Tomboy, jadinya boy gemes" balas Fathan dengan kedipan.

"Serah lu dah."

Semua pasukan Raxic pun, memasuki rumah luas, dengan model sederhana itu. Di dalam rumah itu terdapat meja dengan berpuluh-puluh kursi kayu, yang di ukir, dan meja berwarna coklat yang sangat luas.

Satu-persatu mereka pun menduduki kursi yang sudah di sediakan itu, dan dipimpin oleh Andra, di kursi paling depan.

Andra pun mulai angkat bicara, " Jadi, kita kedatangan anggota baru, silahkan anggota baru perkenalkan diri."

Rara pun berdiri dari kursinya.

"Nama gue, Rara Anggeline, lo pada bisa manggil Rara," ujar Rara, lalu kembali duduk, namun membuat semua orang di sana, sekitar 19 orang mengernyit bingung.

"Andra, udah tiga tahun, geng Raxic berdiri belum pernah ada anggota cewek, kok ini ada?" tanya Erick pasukan inti Raxic.

"Iya Ndra, apalagi tampangannya unyu begini," sambung Fasya.

"Jangan salah, salah lo, Rara tuh jago bela diri," tampik Dafi.

"Tenang semua, kita lihat seberapa kuat dia buat menaklukkan musuh," jelas Andra.

Drtttt, drtttt, drtttt

Ponsel Andra pun berdering, lalu ia pun mengangkat ponsel yang berada di atas meja itu.

"Hallo."

" ..."

"Menarik oke."

Andra pun, menaruh ponselnya kembali saat panggilan itu sudah terputus, lalu terpancar seringaian dari bibirnya, membuat Rara mengernyitkan dahinya.

Anggara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang