Seorang pemuda manis kini tampak duduk di atas kasur dan bersandar pada lengan kekasihnya. Ia memeluk manja lengan kekasihnya itu, seolah tidak ada hari esok.
Bibirnya perlahan mulai menghujani lengan kekar sang kekasih dengan kecupan demi kecupan.
"Wae Subin-ie?", kekasihnya bertanya dengan kekehan khasnya.
"Bogoshipeoyo, hyung~", ucap pemuda bernama Subin itu.
"Nado bogoshipeo.", balasnya sembari mencubit pipi chubby Subin.
"Apa yang kau lihat daritadi, Seungwoo hyung?", tanya Subin.
"Ini? Grup chat X1.", jawab Seungwoo.
"Eo...", Subin ikut memperhatikan layar ponsel Seungwoo.
"Hyung baik-baik saja?", tanya Subin dan kali ini ia mendongak untuk menatap wajah Seungwoo.
"Hmm? Maksudmu?", tanya Seungwoo mengulum senyuman pada Subin.
"Maksudku... masalah pembubaran itu.", ucap Subin.
"Wae? Kau khawatir padaku?", Seungwoo mengacak pelan rambut Subin membuatnya memanyunkan bibir sedikit kesal.
"Hyung... aku serius bertanya.", ucapnya.
"Haha... aku baik-baik saja Subin-ah~"
"Hyung yakin?", tanya Subin lagi.
"Eo. Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit khawatir pada member yang lain. Terutama maknae line.", ucap Seungwoo akhirnya yang mengerti maksud Subin. Iya, Subin hanya ingin menjadi tempat Seungwoo bertumpu.
"Impian mereka untuk debut dipermainkan bahkan kini menjadi bahan candaan orang-orang.", Seungwoo masih memandangi grup chatnya bersama member X1.
Sementara Subin mengeratkan pelukannya pada lengan Seungwoo dan kembali mengecup otot lengan Seungwoo.
"Hyung, kau tidak salah.", ucap Subin seolah mengerti yang dirasakan Seungwoo saat ini. Memang benar Seungwoo merasa sangat bersalah pada para member. Rasanya ia gagal menjadi leader dan hyung bagi dongsaeng-dongsaengnya.
"Jadi jangan merasa bersalah lagi.", ucap Subin lagi.
"Arasseo Subin-ah~", balas Seungwoo mengecup kening Subin.
"Hyung tahu, saat hyung akhirnya harus pindah dorm aku menangis seharian di kamar dan tidak mau keluar. Tapi hyung tiba-tiba meneleponku dan menyuruhku jangan melewatkan makan malam.", kata Subin tiba-tiba karena teringat saat itu.
"Aku tahu."
"Hyung tahu?"
"Tentu saja. Seungsik memberitahuku. Itu sebabnya aku langsung meneleponmu. Tapi kau malah sok tegar dan cengengesan saat kutelepon.", Seungwoo tertawa mengingat kejadian itu.
"Hyuungg...", Subin merengek.
"Siapa sangka kita akan kembali bertemu secepat ini.", ucap Seungwoo sendu.
Subin mengerti. Beban yang ditanggung Seungwoo begitu besar. Baik saat ia aktif di Victon, hingga harus menjadi leader X1 juga. Belum lagi karir X1 yang terpaksa kandas. Seungwoo telah melewati banyak hal berat.
"Aku senang karena hyung kembali. Tapi aku tahu, member X1 juga sudah seperti keluarga bagi hyung.", ujar Subin.
"Meski baru sebentar kalian bersama, aku tahu ikatan kalian sudah sangat kuat.", lanjut Subin.
"Jadi? Kau sebenarnya ingin aku kembali atau tidak?", kekeh Seungwoo mendengar perkataan Subin yang kontras.
"Tentu saja aku ingin hyung kembali. Tapi tidak secepat ini.", jawab Subin dengan bibir manyunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fanfiction🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")