"Vin... aku mau putus."
"Hah? Jangan bercanda deh. Gak lucu tahu."
"Aku serius. Aku mau udahan sama kamu."
Kali ini pria jangkung itu berdiri, menghadap kekasihnya.
"Tatap mata aku. Jelasin kenapa kamu minta putus.", ujarnya menarik dagu kekasihnya agar mata mereka bertemu.
Tapi kekasihnya enggan menatap mata si jangkung. Yuvin hanya bisa menghela napasnya.
"Kali ini kenapa lagi?", tanya Yuvin pada kekasihnya itu. Tapi masih sama. Kekasihnya masih diam.
"Kim Yohan. Apa masalahnya kali ini? Kamu tuh udah terlalu sering minta putus gara-gara hal sepele doang.", lagi, lelaki bernama Yohan itu tetap diam.
"Kamu gak mau jawab?", tanya Yuvin kembali. Ia mulai kehilangan kesabarannya. Kekasihnya ini suka sekali minta putus. Dikit-dikit minta putus. Jujur, Yuvin juga capek.
"Bener gak mau jawab?", sekali lagi, Yuvin masih menunggu jawaban dari Yohan.
"Oke, kalau begitu maumu. Aku juga udah capek, kamu selalu aja minta putus. Sepertinya emang kamu udah bosen banget sama aku. Kita putus. Kali ini benar-benar berakhir. Jangan cari-cari aku lagi.", ucap Yuvin lalu mengambil mantelnya yang tergantung pada sofa, kemudian ia pergi meninggalkan apartemen Yohan.
Seperginya Yuvin, Yohan terduduk, memeluk kakinya. Ia menangis. Sangat kencang. Mungkin tetangganya bisa mendengar tangisannya saat ini.
"Be-benar berakhir ya...", lirihnya tenggelam dalam tangisannya.
"Maafkan aku...", lirih Yohan kembali.
~
Yuvin sedang duduk di bar milik Hangyul. Ia menyesap whiskey dari gelas kecil di hadapannya.
"Apa lagi masalahnya kali ini?", tanya Hangyul yang sudah terbiasa dengan pasangan labil Yuvin dan Yohan.
"Tau dah. Gue udah putus sama dia. Benar-benar putus.", ucap Yuvin.
"Elah, paling juga besok balikan lagi lu.", balas Hangyul.
"Gak. Kali ini beneran. Gue juga capek tau. Bayangin selama 2 tahun gue pacaran udah berapa banyak kata putus yang dia keluarkan? Kayaknya tiap bulan paling gak sekali dia minta putus."
"Gila lu. Akhirnya beneran putus. Yaudah Yohan buat gue aja.", canda Hangyul.
"Lu gak ingat bini ye. Bukannya bini lu lagi hamil?", tanya Yuvin.
"Haha... yah kan bercanda doang gue. Lagian Yohan juga temen gue kali. Iya, Sihoon lagi hamil. Udah 3 bulan."
"Enak yah lu. Udah nikah, bentar lagi bakal punya anak. Lah gue? Mau lamar Yohan aja susahnya minta ampun. Malah akhirnya putus.", curhat Yuvin, kembali menyesap minuman pahit pada gelas kecilnya.
"Tapi gue penasaran, apa lagi alasannya kali ini?"
"Entah. Dia gak ngomong. Dan gue udah gak mau tau juga. Bodo amatlah sama dia.", ujar Yuvin akhirnya.
~
Sudah waktunya Hangyul menutup bar karena matahari sebentar lagi menampakkan diri. Yuvin masih setia disana. Tidak tertidur, juga tidak mabuk. Hanya saja ia tidak mungkin berkendara saat ini. Jika ada razia, ia pasti akan ditangkap. Meskipun ia sebenarnya tidak mabuk.
"Mobil lu simpen aja. Ntar malam lagi baru ambil. Gue anter lu pulang.", ujar Hangyul.
"Memang itu maksud gue kali. Makanya gue nungguin lu.", balas Yuvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fanfic🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")