"Chan-ie~", sosok manis itu berjalan masuk ke ruang kerja kekasihnya dengan kemeja putih kebesaran, memperlihatkan pahanya yang mulus.
"Wooseok-ie~", pria jangkung itu segera menarik kekasihnya duduk di atas pangkuannya dan mencumbunya.
"Mpphh~", lenguh pria manis itu.
Tampaknya mereka terlalu terlarut dengan kegiatan bercumbu mereka hingga lupa bahwa dalam ruangan itu, tidak hanya mereka berdua saja.
"Maaf mengganggu bos...", salah seorang anak muda yang merupakan bawahan Byungchan dengan berani mencela kegiatan bos dan kekasihnya itu.
Dengan geram Byungchan melepasakan ciumannya membuat Wooseok mengerucutkan bibirnya.
"Lee Hangyul! Kau tidak lihat aku sedang bercumbu dengan kekasihku?", bentak Byungchan. Sementara Wooseok hanya memeluk leher Byungchan manja.
"Bos, urusan kita belum selesai dengan pria ini.", pria bernama Hangyul itu menunjuk ke arah pria yang sedang berlutut dengan wajah babak belur dan penuh luka.
"Cih, korek informasi dari dia. Apapun caranya. Siksa dia perlahan sampai ia membeberkan semuanya.", ucap Byungchan final lalu ia berdiri sembari menggendong Wooseok ala bridal.
"Baik bos.", Hangyul menunduk memberi hormat lalu Byungchan membawa kekasih manisnya itu keluar dari ruangan itu.
Dengan tangan yang mengalung pada leher Byungchan, Wooseok menatap manis pada kekasihnya itu.
"Apa yang akan kau lakukan pada pria malang itu?", tanya Wooseok.
"Kenapa baby? Kau kasihan padanya?", balas Byungchan tak menghentikan langkahnya.
"Mungkin. Siapa namanya? Andrew? Memangnya apa yang ia lakukan sampai kau menyiksanya seperti tadi."
"Hoo apa kucing kecilku begitu penasaran?", Byungchan merubah posisi gendongannya hingga kini Wooseok bertengger seperti koala pada Byungchan. Ia lalu membuka pintu kamarnya dan berjalan masuk.
"Aku tidak begitu penasaran. Tapi, sampai kapan kau akan terus melakukan kekerasan seperti ini?", tanya Wooseok lagi. Byungchan kini duduk di kasur dengan Wooseok di pangkuannya.
Byungchan menghela napasnya lalu ia membelai poni Wooseok yang sedikit panjang itu. Ia lalu menatap Wooseok dengan lembut dan tersenyum kecil memperlihatkan lesung pipinya.
"Baby, kau tahu ini pekerjaanku. Lagipula pria itu, si brengsek Andrew, ia adalah seorang mata-mata yang ingin menjatuhkan presiden. Sejak awal ia melamar aku sudah tahu ada yang mencurigakan darinya. Entah darimana ia tahu bahwa aku bekerja langsung di bawah presiden.", Byungchan kini memeluk pinggang Wooseok dan menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher dan bahu Wooseok.
Wooseok hanya menghela napasnya pelan. Tangannya mengusak surai Byungchan pelan. Siapa yang menyangka pria berwajah manis seperti Byungchan ternyata memiliki sisi gelap. Yah, setiap orang memiliki sisi gelap mereka masing-masing kan?
Lagipula benar kata Byungchan, pekerjaannya tidak serta merta hanya mengurus perusahaan saja. Tapi Byungchan juga kaki tangan presiden yang mengurus hal-hal ilegal negara. Juga merangkap sebagai mata-mata negara tentunya. Hanya saja jabatannya adalah rahasia negara.
"Berat ya...", ujar Wooseok. Byungchan semakin mengeratkan pelukannya. Ia mengecup pelan leher Wooseok dan berujar, "ya, kau yang paling tahu betapa beratnya pekerjaan ini.".
"Choi Byungchan!", Wooseok menjauhkan kepala Byungchan untuk menatap mata kekasihnya itu.
"Wae?", tanya Byungchan dengan senyuman.
"Aku tahu pekerjaanmu melelahkan. Bahkan kau harus melakukan hal yang sebenarnya tidak kau inginkan. Tapi kau adalah lelaki yang tangguh.", ucap Wooseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fanfiction🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")