Dongyun sedang asik dengan game di ponselnya, sepenuhnya mengabaikan sang kekasih yang duduk disebelahnya. Lebih tepatnya kekasih yang kini hanya menjadi sandaran bagi Dongyun yang mata dan jarinya fokus pada ponselnya.
"Mau sampai kapan kau main game?", Jungmo nampaknya sudah sangat kesal.
Seharusnya mereka jalan keluar saat ini karena ini weekend. Dan memang sejak 2 hari yang lalu mereka sudah janjian. Juga karena baru hari ini mereka bisa dapat libur dari padatnya jadwal latihan mereka. Semua member bahkan sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing di luar dorm. Tapi begitu Jungmo sampai dorm Dongyun, ia malah sibuk main game. Mandi pun belum.
"Eo? Sebentar lagi hyung.", balas Dongyun masih fokus dengan gamenya.
"Aku pulang saja.", Jungmo langsung berdiri, membuat Dongyun yang tadinya bersandar padanya terjatuh di atas sofa.
"Ah hyunngg! Aku jadi kalah gara-gara hyung tiba-tiba berdiri kan.", protes Dongyun.
"Kau menyalahkanku? Aku sudah menunggumu hampir 2 jam. Kau bahkan belum mandi sama sekali.", ujar Jungmo juga meninggi.
"Kita sudah janjian mau jalan kan? Tapi kau malah sibuk dengan ponselmu.", lanjut Jungmo.
Dongyun terdiam. Ia paling takut kalau Jungmo sudah marah seperti ini. Ia menundukkan kepalanya tak berani menatap yang lebih tua.
"Aku pulang saja.", ucap Jungmo lagi lalu melangkah ke pintu. Sesaat sebelum Jungmo membuka pintu Dongyun menarik lengan baju Jungmo.
"H-hyung...", panggil Dongyun pelan.
Panggilan itu sukses membuat Jungmo berhenti dan berbalik.
"M-maaf...", ucap Dongyun lagi.
"Maafkan aku...", ucapnya. Jungmo melihat Dongyun yang menunduk karena tak berani menatap matanya.
Pada akhirnya Jungmo hanya menghela napasnya kasar. Oke, kalau Jungmo sedang marah memang dia mengerikan. Tapi kalau dia sudah bucin mode on, lain lagi ceritanya. Seperti saat ini.
Hatinya luluh hanya karena Dongyun yang tampak takut seperti anak anjing kecil yang habis diguyur hujan deras.
"Baiklah, kumaafkan.", satu kata itu cukup membuat wajah Dongyun terangkat menatapnya, dengan berseri-seri. Lihat, siapa pun tidak akan tega menyakiti hati Dongyun.
"Gomawo hyung~", dengan cepat Dongyun memeluk erat Jungmo, seolah tak ada hari esok. Jungmo hanya terkekeh kecil melihat anak anjingnya yang menggemaskan.
"Hyung, masih mau keluar denganku?", Dongyun memundurkan kepalanya, menatap Jungmo dengan puppy eye-nya.
Sebuah seringai kini menghiasi wajah Jungmo.
"Bagaimana kalau kita melakukan hal yang lain saja?", ucap Jungmo kembali mendekatkan wajahnya pada yang lebih muda.
"Hmm? Apa yang ingin hyung lakukan?", tanya Dongyun tidak mengerti.
Tanpa basa basi, Jungmo menarik tengkuk Dongyun, mempertemukan bibir mereka, kemudian ia mulai mencium Dongyun.
"Hyunmhh eumphh~", Jungmo mengisap, menggigit bibir Dongyun, membuat Dongyun membuka sedikit mulutnya. Jungmo mengambil kesempatan itu untuk memperdalam ciuman mereka. Ia memasukkan lidahnya, mentautkannya dengan lidah Dongyun.
"Nmmhh mphh~"
Sementara bibir mereka masih bertarung, Jungmo perlahan menuntun mereka ke sofa. Ia membaringkan tubuh Dongyun sedikit kasar ke atasnya, kemudian ia mengukungnya.
"Mmmphh hmmph hyunmhh~", bibir mereka masih menyatu hingga Dongyun sedikit mendorong Jungmo. Ia benar-benar kehabisan napas.
"Hyungg...", bibir Dongyun sedikit manyun tanda protesnya pada Jungmo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fiksi Penggemar🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")