"Tidak mau!"
"Kalau disuruh tidak usah banyak tingkah."
"Sudah kubilang aku baik-baik saja. Pokoknya aku tidak mau."
"Kim Yohan! Jangan banyak tingkah dan turuti saja yang kukatakan.", Wooseok sedikit membentak Yohan membuat pemuda bergigi kelinci itu mengerucutkan bibirnya kesal.
"Aku bilang aku tidak mau!", Yohan menatap kesal pada Wooseok.
"Kau tidak akan dapat jatah sebulan, tuan Kim Wooseok.", ucapnya lagi. Yohan berjalan masuk ke kamarnya, hmm maksudnya kamarnya dan Wooseok lalu membanting pintu dengan keras.
Wooseok menghela napasnya kasar. Sulit sekali menghadapi seorang Kim Yohan. Sudah setahun mereka tinggal bersama sebagai pasangan. Wooseok lebih tua 3 tahun dari Yohan adalah seorang pimpinan perusahaan fashion ternama. Sementara Yohan adalah mahasiswa tingkat akhir.
Bocah yang adalah pasangan resminya itu benar-benar banyak tingkah. Padahal Wooseok hanya menjadwalkan janji temu Yohan dengan dokter spesialis rehabilitasi medis untuk pemulihan cederanya sejak satu setengah bulan yang lalu. Pergelangan kakinya cedera cukup parah hingga perlu di gips.
Gipsnya sudah di lepas sejak dua minggu yang lalu dan itu terakhir kalinya ia ke dokter. Sejak saat itu Yohan tidak mau lagi ke dokter. Alasannya selalu karena ia sudah baik-baik saja dan kakinya sudah tidak sakit lagi.
Tapi Wooseok khawatir. Iya, Wooseok hanya khawatir dan ingin memastikan bahwa Yohan memang sudah benar baik-baik saja.
Wooseok berniat membujuk Yohan sehingga ia mengetuk pintu kamar yang ditutup Yohan tadi. Padahal itu kamarnya juga, kenapa harus diketuk? Yah jawabannya Wooseok takut kalau Yohan semakin kesal dan ia tidak dapat jatah lebih lama. Bisa gila Wooseok kalau hal itu sampai terjadi.
Pernah sekali Wooseok dilarang menyentuh Yohan sama sekali selama seminggu penuh. Rasanya Wooseok hampir gila. Waktu itu memang Yohan sedang marah besar pada Wooseok. Tapi yah, masa pasangan sendiri tapi tidak boleh disentuh? Yah salahkan saja hormon Wooseok yang kelebihan.
"Han, aku masuk ya.", ucap Wooseok lembut lalu ia masuk ke kamar. Ia duduk di atas kasur dimana Yohan bersembunyi di balik selimutnya.
"Han, ayolah, cek ke dokter sekali saja.", bujuk Wooseok tapi Yohan diam dan tak berniat menjawab.
"Yohan-ie~ jangan merajuk seperti ini. Lagipula ini hanya kontrol biasa saja, eo?"
"Sudah kubilang aku tidak mau.", Yohan bersikeras di balik selimutnya.
Wooseok akhirnya menarik paksa selimut yang menutupi tubuh pasangannya itu. Ia menatap manik coklat milik Yohan dan bertanya kembali.
"Kenapa kau bersikeras tidak mau kontrol ke dokter?", Wooseok memainkan rambut hitam Yohan yang masih memasang wajah cemberutnya.
"Aku baik-baik saja, tidak perlu ke dokter lagi."
"Kau yakin?", tanya Wooseok. Yohan menganggukan kepalanya cepat.
"Hmm, tapi kau tetap harus ke dokter sore ini."
"Ahhh aku tidak mau...", rengek Yohan kemudian ia memeluk pinggang Wooseok manja.
"Hyung, aku tidak mau ke dokter.", mata Yohan memelas menatap pada Wooseok. Wooseok terkekeh kecil melihat kelinci kecilnya ini merengek seperti anak kecil.
"Tapi kau harus Yohan-ah. Memangnya kenapa kau tidak mau ke dokter?", tanya Wooseok.
Yohan menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaan Wooseok. Ia membenamkan wajahnya pada perut Wooseok dan bergumam pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fiksi Penggemar🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")