"Minhee! Ya! Sampai kapan kau mau tidur? Makananmu sudah jadi dingin.", sosok pemuda berambut ikal itu sedang mengeluh tak jelas pada rekan segrupnya.
Ia heran, sejak pertama bertemu hingga saat ini, temannya ini, Minhee hobinya rebahan dan tidur. Bahkan pernah dalam sehari ia tidur hingga 16 jam. Benar-benar seperti orang mati.
Hyeongjun akhirnya sedikit menggoyangkan bahu Minhee, berharap ia bisa segera bangun karena sarapannya sudah mulai dingin.
"Minhee-ya!"
Sialnya sama sekali tidak ada pergerakan dari pemuda tinggi itu. Sebuah ide muncul dalam kepala Hyeongjun. Ia mengambil ancang-ancang sebelum akhirnya ia melompat dan mendaratkan tubuhnya di atas tubuh Minhee.
"Minheee banguuun!", teriak Hyeongjun.
"Akh...", Minhee sontak terbangun karena hentakan keras yang dirasakannya menindih tubuhnya.
"Hyeongjun-ah..."
"Banguuun.", wajah Hyeongjun tepat berada di hadapan wajah Minhee. Bibirnya sedikit mengerucut menunjukkan kekesalannya pada Minhee.
"5 menit lagi.", balas Minhee lalu ia kembali memejamkan matanya.
"Ahhh andwaee!", Hyeongjun menangkup wajah Minhee dan mencubit pipinya.
"Akh sakit...", lirih Minhee.
"Makanya bangun.", protes Hyeongjun kembali.
Tapi Minhee tidak menunjukkan pergerakan sama sekali. Hyeongjun akhirnya mulai menggelitik Minhee.
"Ah hahaha... Hyeongjun-ah berhenti.", ujar Minhee.
"Aku tidak akan berhenti sebelum kau bangun."
"Berhenti Hyeongjun-ah...", tawa Minhee.
Sayangnya Hyeongjun tampak menikmati kegiatannya saat ini. Hingga akhirnya Minhee menggunakan sedikit tenaganya, ia mendorong dan membalikkan posisi mereka. Kini Hyeongjun berada di bawah kukungan Minhee.
"Kubilang berhenti.", tangan Minhee menahan kedua tangan Hyeongjun di atas kepalanya.
Matanya setengah mengantuk dan menatap Hyeongjun sayu.
"Ya! Kau harus segera memakan sarapanmu.", ucap Hyeongjun menatap balik Minhee.
Hanya saja Minhee masih enggan untuk beranjak jadi kasurnya. Ia kembali merebahkan tubuhnya di atas tubuh Hyeongjun dan memeluknya erat seperti boneka.
"Ahhh Minhee-ya lepaskan aku...", Hyeongjun berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Minhee dan ia memang berhasil. Namun belum sempat Hyeongjun turun dari kasur, Minhee kembali menarik Hyeongjun dan memeluknya dari belakang.
Hidungnya mengusap tengkuk Hyeongjun. Napasnya jelas menyentuh kulit Hyeongjun dan membuat pemuda manis itu sedikit bergidik.
"Eung Minheee...", pelukan Minhee semakin kuat dan ia membenamkan kepalanya pada tengkuk Hyeongjun.
"Sebentar saja seperti ini.", ucap Minhee dengan tangan yang melingkar erat pada perut Hyeongjun.
Hyeongjun akhirnya menyerah. Memang tak ada gunanya membangunkan Minhee di saat mereka sedang tidak ada jadwal seperti ini. Minhee pasti akan menghabiskan waktunya di kasur seharian penuh.
Hyeongjun berbalik menghadap Minhee, membiarkan Minhee semakin leluasa memeluknya. Tangan Hyeongjun yang bebas dipakainya mengusak poni Minhee. Jemarinya memainkan rambut halus Minhee, membelainya pelan.
Tentu saja gerakan kecil Hyeongjun membuat kantuk semakin menguasai Minhee.
"Rambutmu halus sekali.", ujar Hyeongjun yang masih memainkan rambut Minhee.
"Hmm... dan aku menyukai aroma shampomu.", balas Minhee sambil membuka matanya sedikit untuk memandang Hyeongjun.
"Ya, kita menggunakan shampo yang sama.", bibir manyun Hyeongjun berhasil membuat Minhee terkekeh kecil.
"Aku tahu.", ucap Minhee menepuk kepala Hyeongjun.
"Kemari.", Minhee menarik Hyeongjun untuk memeluknya lebih erat. Kini wajah Hyeongjun terbenam pada ceruk leher Minhee.
Hyeongjun sedikit mendongak untuk melihat Minhee yang sudah kembali memejamkan matanya. Pipinya menggembung, kesal karena tahu usahanya untuk membangunkan Minhee sia-sia.
"Tak usah kesal seperti itu. Tidur saja, toh hari ini kita tak ada schedule.", Minhee berujar dengan mata terpejam.
"Kalau kita dimarahi nanti aku akan menyalahkanmu.", Hyeongjun memukul pelan dada Minhee.
"Iya iya... salahkan saja aku.", Minhee mengelus surai Hyeongjun seolah ingin menidurkan bayi kecilnya itu.
Dan memang perlahan kantuk mulai menyerang Hyeongjun. Ia menguap dan sesaat kemudian matanya sudah terpejam dan ia terlelap dalam pelukan Minhee.
Keduanya kini kembali tertidur saling berpelukan.
~
"Kenapa Hyeongjun lama sekali?", Serim berjalan menuju kamar Minhee karena Hyeongjun tak kunjung keluar dari kamarnya.
Sang leader masuk hanya untuk mendapati kedua dongsaengnya itu sudah terlelap kembali.
"Aigoo... aku akan membiarkan kalian kali ini karena hari ini kita sedang off.", Serim tersenyum lalu menaikkan selimut kembali menutupi tubuh Minhee dan Hyeongjun. Tak lupa ia mengusak rambut Minhee dan Hyeongjun sebelum meninggalkan kamar tersebut.
.
.
.
.
.
.Oke, maaf emg janjinya aku bakal apdet habis Lebaran. Cuma aku lagi gemes banget ama MiniLem :")
Plus aku lagi bucin banget ama Serim, so aku apdet...Uwu banget Serim :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]
Fanfiction🔞 Tak semua hubungan terjadi hanya karena nafsu semata Oneshot Twoshot Threeshot Crackpair ? bxb area ⚠️ Kalau gak suka jangan read ya :")