Junho x Wooseok - Duality

2.9K 76 113
                                    

Kim Wooseok, sosok tangguh yang tak tersentuh. Tampan dan cantik, ia memenuhi kedua kategori itu. Ia selalu berada di ranking teratas. Orang-orang bilang bahwa ia adalah paket komplit.

Bahkan berkali-kali ajakan untuk bergabung dengan agensi dunia hiburan datang padanya. Tentu ditolaknya. Ia ingin fokus dengan sekolahnya dan ingin menjadi orang yang biasa saja. Begitulah katanya. Meski begitu ia cukup sering menerima endorse dari online shop yang ada.

Lihat? Bahkan Wooseok sudah mampu menghasilkan uang sendiri. Bagaimana orang-orang tidak iri padanya?

Hanya satu yang tidak dipunyainya, teman. Tak ada yang dekat dengannya. Siswa pintar lainnya menganggapnya ancaman. Siswa yang tampan dan cantik juga menganggapnya sebagai saingan.

Orang-orang hanya iri padanya. Dan mereka akan selalu iri pada Kim Wooseok.

Tapi tentu saja, hal itu tak lantas dipedulikan oleh Wooseok. Ia tidak pernah peduli ia tidak punya teman di sekolah. Tidak pernah peduli ketika ia harus makan sendiri di kantin. Ia juga tidak masalah ketika harus belajar sendiri di perpustakaan.

Ya, ia tidak peduli. Wooseok tak peduli dengan orang-orang yang hanya mendekatinya sesekali jika memerlukan sesuatu. Ia cukup senang dengan kondisinya saat ini.

Sistem sekolah mereka sejak awal memang penuh dengan persaingan. Terutama sekolah Sains seperti sekolahnya. Wajar saja jika orang-orang tak mau dekat dengannya. Wooseok cukup sadar diri dengan kecerdasan dan visualnya yang memukau.

Baginya tak masalah tak punya teman. Hanya satu orang itu saja sudah cukup melengkapi hidupnya.

Wooseok kini berjalan pulang dari sekolah dengan langkah ringan. Ia sedikit tidak sabar untuk bertemu dengan tetangganya. Hmm, kekasihnya, lebih tepatnya.

~

"Aku pulang~", Wooseok berujar ketika ia masuk ke rumahnya.

"Eo Wooseok-ie~", balas ibunya yang sedang menyiapkan makan malam.

"Eomma mau kubantu?", tanya Wooseok.

"Tidak usah, sebentar lagi juga selesai. Kau mandi saja lalu kita makan malam.", balas ibu Wooseok.

Wooseok hanya mengangguk lalu ia pergi untuk mandi. Setelah itu ia duduk di meja makan karena ibunya sudah menyiapkan semuanya.

"Kita tunggu appa lalu makan bersama. Ah, ngomong-ngomong tadi kekasihmu itu menitipkan ini untukmu.", ucap ibunya sambil memberikan sebuah amplop kecil pada Wooseok.

"Untukku? Apa ini?", tanya Wooseok yang tampak bingung dengan amplop yang diterimanya.

"Eomma mana tahu sayang~", ibu Wooseok mencubit pelan pipi anaknya itu.

"Kenapa harus memberiku surat? Memangnya tidak bisa chat saja?", gumam Wooseok lalu ia membuka surat itu dan membaca isinya.

Hanya ada 3 huruf di dalamnya.

ILY ❤

Ya, hanya itu saja. Berserta tanda hati di belakangnya.

Wooseok memutar bola matanya malas.

"Mulai lagi kan...", keluhnya memasukkan kembali surat dari kekasihnya itu ke dalam amplop.

Ibu Wooseok hanya tertawa kecil. Ia tahu pasti kekasih Wooseok itu menuliskan sesuatu yang tidak penting lagi dalam surat yang diberikannya. Sudah sering seperti ini.

Wooseok juga sudah terlalu sering melihat tingkah aneh dari kekasihnya itu. Tapi mau bagaimana, dibalik sikap kekanakan dan tingkah absurd kekasihnya, ia selalu bisa membuat Wooseok merasa tenang dan aman.

Under Cover 🔞 [X1 + PDX 101]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang