19

332 40 68
                                    

"Ngomong-ngomong siapa wanita itu?" tanya ibuku akhirnya bersuara.
"Apa kamu yakin dengan keputusanmu nak? Apa kamu sudah berpikir matang-matang? Apa kau sudah bicara dengan pihak agensimu? Lalu bagaimana karirmu?" rentetan pertanyaan dari ibuku begitu memperlihatkan betapa beliau sangat mengkawatirkanku. Wajar sih, karena dia yang paling tahu bagaimana perjuanganku. Bagaimana perjuanganku dalam mendapatkan segala ketenaran ini tuh tidaklah mudah. Perlu kerja keras puluhan tahun. Dan dia pun, bahkan semua juga tahu berita tentang ini akan berimpact luar biasa dalam karirku jika sampai tersebar. Orang yang hanya sekedar gosip belaka tentang hubunganku dengan beberapa wanita saja sudah bisa membuat jagad raya gonjang ganjing apa lagi ini yakni aku yang menghamili wanita bahkan sampai menikahinya. Bisa jadi agenda patah hati internasional nanti. (Wkwkwk... KePeDean Coy)

Semua mata mengarah kepadaku, menunggu jawabanku.

************************************

"Appa.. Omma.. Noona. Dengarkan aku baik-baik." mulaiku meminta perhatian mereka.

"Jika kita membahas tentang karir dan ketenaran yang ku miliki saat ini. Andai boleh jujur, sebenarnya aku sungguh sudah amat sangat lelah menjalani itu semua. Begitu lelahnya hingga aku kini sudah mulai kesulitan memproduksi musik seperti sebelumnya. Aku kehilangan soulku. Aku kesulitan mencari inspirasi entah karena apa atau bagaimana. Aku sempat berpikir apakah ini karena faktor usiaku yang sudah tidak muda lagi, atau memang ini batasku karena aku telah memforsir diriku sendiri habis-habisan dikala mudaku. Hahh... Entahlah, aku benar-benar sangat lelah hidup di industri ini. Industri yang membesarkan namaku namun juga yang membunuh karakterku, dengan menyiksaku secara perlahan. Seandainya saja aku bisa berhenti aku ingin berhenti. Namun sayangnya, karena ketenaran yang ku miliki terlampaui tinggi membuatku tak bisa serta merta berhenti begitu saja. Jadi terpaksa, mau tidak mau aku harus menahan beban ini. Aku berusaha menerima nasibku ini. Karena bagaimanapun aku sendirilah yang telah memilih jalan ini. 

Namun setelah mengetahui aku akan segera memiliki seorang anak. Rasa itu kembali mencuat. Aku sangat bahagia dengan kehadirannya. Rasanya hidupku yang semula gelap dan suram kembali berwarna ketika aku membayangkan bisa bermain bersamanya. Sudah sangat lama aku tak merasakan rasa bahagia yang sebahagia ini sampai ke relung-relung dan dasar hatiku. Namun rasa yang mengangkatku hingga ke langit ke tujuh itu harus runtuh seketika ketika menyadari siapa diriku dan dimana posisiku.

Aku ingin hidup normal Omma.. Aku ingin hidup normal bersama anakku." Suaraku sangat bergetar ketika mengucapkannya. Aku mati-matian manahan perasaan sesak yang ada didadaku. Mataku begitu berkaca-kaca dengan air mata yang berusaha ku tahan untuk keluar. Sedang ibu dan kakakku sudah tak kuasa menumpahkan bendungan air matanya. Kakakku yang juga menangis memeluk ibuku berusaha menenangkannya namun dengan keduanya masih melihat ke arahku. Pandangan mereka begitu prihatin dan sedih yang mendalam. Seakan mereka merasakan penderitaanku. Ibu mana sih yang tidak trenyuh melihat anaknya kesakitan.

"Aku ingin melihat anakku tumbuh bebas bisa melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa takut ada paparazzi yang mengikutinya. Aku ingin bisa bermain dengannya, mengajaknya jalan-jalan, menemaninya ke toko mainan, menemaninya ke taman bermain, aku ingin melakukan banyak hal dengannya dengan bebas selayaknya kehidupan ayah dan anak pada umumnya. Aku ingin anakku mempunyai kenangan indah dan menyenangkan bersamaku, sama seperti aku yang selalu mengingat kesenanganku saat bermain dipantai bersamamu appa... Aku ingat bagaimana serunya ketika appa membantuku membuat mainan, bagaimana appa membantuku membuat menara dari pasir. Kesederhanaan itu begitu berharga. Aku juga ingin seperti itu appa.. " lanjutku. Kini air mataku lolos dengan lancarnya berseluncur dipipiku. Aku melihat ayahku yang juga menitikkan air mata. Saat itu juga aku merasakan remasan dijemariku. Saat aku menoleh kearah sumbernya, aku melihat Seungri yang juga menangis.

What is Love? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang