Aku begitu amat sangat lelah dan frustasi lahir batin hingga tak pikir panjang mencurahkan segala isi hati dan pikiran yang membelengguku semalam suntuk pada ayahku yang mendengarkanku dalam diam tanpa menyelaku sama sekali.
******************************************************************************************
Sesi buka hati dengan ayahku pagi ini berakhir menggantung karena kedatangan ibuku. Entah sejak kapan ibuku terbangun tahu-tahu beliau sudah memanggil kami untuk membantunya di dapur menyiapkan sarapan kami untuk pagi ini. Yang tidak aku ketahui adalah mata sembab ibuku yang sedang berdiri membelakangiku, sepertinya ibu mendengar pembicaraanku dengan ayah. Dan sengaja menyela kami karena sudah tidak sanggup mendengar curahan hatiku. Sepertinya ayah tahu akan hal itu dan ayah pun tahu bahwa ibu juga menangis namun tak mau berkomentar karena tak mau aku tahu dan malah menjadi beban tambahan untukku.
Pagi berlalu begitu saja, dan kami yang tadinya akan sarapan malah menjadi makan siang karena memang kita prepare buat sarapannya udah kesiangan. Setelah makan aku kembali ke spotku diruang santai seperti sebelumnya. Entah karena terlalu lelah lahir batin atau karena kekenyangan, padahal ga banyak sih tadi aku makannya, tapi entahlah tak terasa aku tertidur di couchku hingga menjelang malam. Ayah dan ibuku sengaja tak membangunkanku karena mereka paham betul keadaanku saat ini yang begitu amat kelelahan. Sampai makan malam siap barulah mereka membangunkanku. Tapi belum selesai kami menyantap makan malam ada gangguan datang.
'Kling Klung!! Kling Klung!!'
Aku, ayah dan ibuku saling bertukar pandang kebingungan tiba-tiba mendengar suara bell pintu berbunyi. Masalahnya kami semua tak memiliki ekspektasi apapun tentang siapa yang datang. Karena memang kami semua sedang tidak mengharapkan atau menunggu kedatangan tamu sama sekali saat ini.
"Apakah Dami noona yang datang?" gumamku yang masih terdengar oleh kedua orang tuaku.
"Tidak mungkin. Dia tadi menelponku kalau dia pergi makan malam di luar bersama suaminya." Jawab ibuku dengan bingung juga.
"Mungkin dia hanya nge-prank omma, mau memberikan kita kejutan begitu? Who knows." timpalku.
"Ah masa sih..." ujar ibuku masih tak yakin.
"Mungkin temanmu Ji." Kini ganti ayahku yang menimpali.
"Temanku??" ulangku bingung, karena memang tak ada rencana dan tak ada gambaran kalau ada temanku yang akan berkunjung hari ini.'Kling Klung!! Kling Klung!!' Bell berbunyi kembali.
"Sudah, sudah. Kenapa malah ngobrol sih, di buka dong pintunya..." ujar ayahku melerai.
"Hehehe... Oke oke..." balasku sheepishly.'Kling Klung!! Kling Klung!!' Lagi-lagi bell berbunyi dengan tidak sabarannya.
"Duhh, sabar napa. Heran deh, siapa sih ga sabaran banget. Awas aja kalau sampai ternyata ini adalah ulah salah satu teman gilaku bakal gue jitak kepala mereka." gerutuku.
'Klik!'
"Hyung! Kok lama banget sih bukanya? Lagi ngapain sih?"
Hemm?? Apakah aku sedang bermimpi atau berhalusinasi sih saat ini? Kenapa aku bisa melihat ada Seungri di depan pintu rumahku?? Kayaknya ga mungkin deh dia ada di sini. Bukannya dia lagi di jaga ketat orang tuanya? Jadi mana mungkin dia bisa sampai ke sini kan??
"Oe! Ngapain malah bengong sih? Minggir dong! Tahu sendiri kalau bodyku sekarang udah segede gunung himalaya gini malah berdiri ditengah pintu gitu sih kamu hyung. Gimana aku masuknya haa?! Mana muatttt!!" cerocosnya membangunkan ketertegunanku. Namun aku bukannya cepetan minggir malah masih berdiri mematung seperti orang linglung.
"Ya Tuhaann!! Ini orang kesambet apa lagi sih bengong gitu. Apa aku bawa setan di jalan yak tadi. Waduhh, ayuk cepetan masuk kalau gitu hyung..." ujar Seungri takut sendiri segera mendorongku masuk dan segera mengunci pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? ✔️
SonstigesLove is... Sweeter than honey and bitter as gall. -- Pairing : Nyongtory Genre : Boys Love/Yaoi ⚠ 🔞 ⚠ Tolong warningnya diperhatikan bener², ini BUKAN content untuk yg DIBAWAH UMUR!!!