Oh baby, seandainya kau tahu. Bukan aku tak peduli padamu. Namun bagiku permasalahan skandalmu ini masih bisa dipikirkan sambil jalan. Sedangkan kalau janinmu ini tidak. 'Dia' setiap detiknya perlu mendapat perhatian khusus demi menjaganya tumbuh dengan sehat dan selamat.
************************************
"Ukh.."
Dug dug dug dug dug!!
Brakk!!
"Hoek.. Uhukk.. Uhuk.. Hoek.. "
Sejenak aku termangu dengan kejadian singkat yang baru saja terjadi. Tak lama setelah aku bicara Seungri berlari secepat-cepatnya ke arah dimana toiletku berada. Dengan kasar dia membuka pintu toilet hingga menimbulkan suara kegaduhan yang cukup nyaring. Lalu tak lama disusul suara dia yang memuntahkan isi perutnya. Tersadar dengan apa yang terjadi aku segera menghampirinya.
"Gapapa, gapapa, keluarkan semua biar plong.." ucapku menenangkannya sambil memijat tengkuknya berharap dapat membuatnya lebih releks saat muntah.
"Hoek.. Huk.. Uek.. Tsk.. Sudah hyung.." lirihnya.
"Come on. Get up baby. Lets wash your mouth." aku membantunya berdiri dan menuntunnya ke wastafel membersihkan sisa-sisa muntahannya.
"Sudah hyung, aku sudah gapapa kok." ucapnya setelah selesai bebersih.
"Ri, sebaiknya kita ke dokter neh?" ajakku yang mulai kawatir."Tenang saja hyung, aku beneran gapapa, maaf merepotkanmu"balasnya dengan senyum yang ku tahu sedikit dipaksakan.
"Ayo kita kembali. Kita lanjutkan pembicaraan kita tadi." ajaknya."Oke, tapi sebaiknya kita lanjutkan sambil kamu rebahan aja istirahat." timpalku.
Dia tak menolak, hanya mengangguk pasrah menurutiku. Saatku sarankan untuk istirahat dikamarku dia memilih untuk rebahan di couch ruang santaiku.
"Minumlah.. " aku menyodorkan segelas minuman padanya.
"Bagaimana keadaanmu? Masih merasa tak enak?" lagi aku bertanya memastikan.
"Hem, udah gapapa kok."
"Barusan aku telpon dr. Park. Katanya simptom itu wajar dikehamilan trisemester awal. Nanti dr. Park akan mengirimkan resep untuk mengurangi simptom tersebut biar tak mengganggu aktifitasmu." jelasku padanya.
"Hadehh.. Sudah kubilang aku tak apa hyung.. Ngapain telpon dr. Park segala sih.." ucapnya sedikit kesal padaku atas tindakanku.
"Mian, tapi aku tak mau ambil resiko. Ini hal baru bagi kita, aku takut ada apa-apa. Tidak ada salahnya mengkonsultasikannya pada yang lebih berkompeten kan? Jadi kita bisa memahami keadaan yang terjadi agar lebih yakin jadi kita bisa tenang."
"Sudahlah. Kita tak perlu berdebat masalah ini. Lebih baik kita kembali ke pokok bahasan kita aja." akhirku
Dia yang tadinya rebahan sekarang beranjak duduk. Mode-nya berubah serius kembali. Bahunya sedikit tegang. Aku yang duduk disampingnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mengerti sekali kalau topik ini sebenarnya sangat membuatnya tak nyaman. Hahh...😪
"Hyung.." panggilnya serius.
"Kau berjanji bahwa kamu tak akan membiarkanku menghadapi ini semua sendiri. Kau juga berjanji akan selalu ada disampingku apapun yang terjadi, right?" ucapan tanyanya tak meminta jawaban dariku. Tapi meski begitu aku tetap menganggukkan kepala yaa meskipun dia tak melihatnya juga sih. Pasalnya dia ngomong tu tadi kaga ngelihat kearahku. Entah karena apa rasanya dia enggan memandangku."Tapi kurasa yang terjadi tidak seperti itu." lanjutnya tersirat nada kecewa disana.
Hmm... Aku mengerti kemana arahnya ini pembicaraan.

KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? ✔️
De TodoLove is... Sweeter than honey and bitter as gall. -- Pairing : Nyongtory Genre : Boys Love/Yaoi ⚠ 🔞 ⚠ Tolong warningnya diperhatikan bener², ini BUKAN content untuk yg DIBAWAH UMUR!!!