17

392 40 73
                                    

Aku sendiri juga bingung banget aslinya. Namun aku pun tak berani membebani Seungri berlebihan. Aku tak mau membuatnya stress hingga membahayakan janinnya. Namun aku juga sadar diri, aku belum pernah memiliki anak. Aku perlu belajar bagaimana merawat anak yang baik. Dan aku pun butuh seseorang untuk membantuku menjaganya, karena aku sangat sadar, ada kalanya aku tak bisa bersama anakku. Dan aku butuh orang tua kami untuk membantu kami.

Bagaimana menurut kalian?  (*Dan pertanyaan berakhir dg hanya 2 orang yg menanggapi😪)

************************************

Seungri diam saja saat aku mengutarakan pikiranku tersebut. Aku pun tak membahasnya lebih lanjut lagi. Berhubung waktu sudah malam dan itu saatnya Seungri untuk istirahat juga, aku tak mau membahasnya lagi karena aku tak ingin membebaninya lebih berat lagi. Saat ini situasi dan kondisi kasus yang melilitnya saja masih belum kondusif bagaimana mungkin tega aku menambah lagi beban pikiran padanya. Mungkin sementara ini biarlah begini adanya. Meski sebenarnya jauh didalam hatiku pun tak enak. Karena pada dasarnya aku adalah family man. Aku adalah orang yang sangat mencintai keluargaku, dan aku selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuaku. Aku selalu berbagi dengab mereka. Ada rasa tak tenang karena tak bisa membagi kebahagiaan ini bersama mereka. Andai mereka tahu bahwasanya sebentar lagi mereka akan menjadi kakek dan nenek baru pastilah itu akan sangat menyenangkan. Aku bahkan tak bisa membayangkan wajah shock mereka nanti jika mereka tahu hahahah... Pasti gokil sekali 😂. Dan yang paling gokil disini yaitu mereka akan mendapatkan seorang cucunya dari Seungri wahahaha... Duh bayanginnya bikin makin ngakak deh, bayangin bagaimana ekspresi mereka nanti. Ups, tapi kok ya takut dosa berhubung ini orang tua sendiri yang diketawain. Tapi mau gimana, ini bener-bener gokil. Mereka ga akan pernah nyangka itu 😂.

Oke, cukup ngakaknya gess. Pada nyatanya, dibalik semua kegokilan tersebut ada kemirisannya juga. Gokil tapi miris? Gimana tuh? 😅

Sejujurnya aku pun merasa was-was juga sama dengan apa yang sebenarnya dirasakan dan dipikirkan Seungri mengenai ini. Makanya karena aku paham jadi aku tidak memaksanya lebih lanjut lagi. Yang sebenarnya, kami mempunyai banyak ketakutan-ketakutan yang berkeliaran dipikiran kami. Was-was bagaimana bila...

Apakah orang tua kami bisa menerima kenyataan ini?

Bagaimana kalau mereka tidak terima?

Bagaimana kalau ini bakal menyakiti mereka?

Kami sama-sama takut jika kami membuat mereka kecewa. Dan pastinya iya, karena otomatis dengan fakta ini mereka jadi tahu kegiatan sex 'tak wajar' kami ini. Kemungkinan yang lebih buruknya lagi, bagaimana kalau dengan kenyataan hidup kami yang berantakan ini mereka memutuskan hubungan dengan kami?? Alias mengusir kami atau tak mengakui kami anak mereka lagi. Atau yang paling buruk lagi adalah tidak menerima anak kami dan meminta kami untuk membuangnya?? Oke, mungkin 'membuang' adalah kata yang sangat kejam, mungkin lebih halusnya mereka akan 'menyerahkan' anak kami ke orang lain, mungkin panti asuhan atau semacamnya...?? Who knows.

Ugh 😖. Membayangkannya saja sudah begini menyakitkan apalagi jika itu menjadi kenyataan.

Pertanyaannya adalah, apakah aku mampu menerima jika sampai itu terjadi? Membuang anak kami yang susah payah kami pertahankan. Mampukah Seungri menerima itu? Mampu kah kami? Meski dengan alasan kehormatan atau nama baik atau apalah-apalah, bagiku anakku tidak bisa dinilai dengan itu semua. Bahkan dengan hidupku sekalipun. Entah sejak kapan aku merasa anakku adalah segalanya bagiku sekarang. Nothing doesn't really matter sekarang dibandingkan dengannya. Mungkin aku bisa menerima jika aku diusir atau dibenci keluargaku. Aku pun mungkin masih bisa menerima jikalau aku kehilangan segalanya, harta, karir, popularitas dan semua. Mungkin aku bisa menahan itu semua. Tapi bagaimana rasanya jika aku harus dipisahkan dengan anakku? Belum lahir saja ikatan batin diantara kami, ayah dan anak begitu kuat, apalagi kalau sampai dia sudah lahir. Bagaimana rasanya setelah aku melihatnya, menyentuhnya dan menggendongnya pertama kali setelah dia lahir? Membayangkan bagaimana indahnya karya Tuhan yang sangat mempesona namun fragile secara bersamaan berada digendonganku. Dia yang seharusnya ku jaga, ku rawat, ku kasihi... Anakku. Anak kandungku. Darah dagingku. Oh no!!! Aku tak sanggup membayangkan jika aku harus berpisah darinya dan harus melihatnya dari jauh. Makanya aku tak habis pikir, orang tua macam apa yang sanggup membuang anaknya sendiri seperti yang sering ku lihat ditelevisi. Apa lagi itu seorang ibu yang mengandung dan melahirkan bayinya sendiri. Aku sungguh tak bisa menerima pikiran mereka itu. Dan aku bukan orang seperti mereka. Aku tak akan pernah rela jika sampai aku harus dipisahkan dengan anakku sendiri. Sungguh akan sangat menyakitkan ketika melihat anakku tertawa bahagia dengan orang tua lain yang bukan aku. Bukan aku yang akan mengukir senyum dan tawa diwajahnya. Bukan aku yang mengasuhnya dan membesarkannya. Bukan aku yang akan memberikannya pelukan menenangkan jika dia sedih. Bukan aku yang akan dicarinya ketika dia ketakutan tak bisa tidur. Bukan aku yang akan mendengar celotehannya yang riang. Bukan aku... Bukan aku... Aku tak mau itu. Aku sungguh tak mau.

What is Love? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang