16

457 40 68
                                    

'Sabarr Jiyong!! Sabarrr... Inget .. demi anakmu Ji...' mantraku dalam hati menenangkan diri. Udah yang dasarnya aku tuh orang yang temperamen sekarang kudu banyak ngerem tuh jadinya rada berat.

************************************

Setelah itu hubungan kami mulai membaik. Selama kembali ke camp militer, aku selalu menghubunginya seperti sebelumnya. Mengecek dan mengawasinya meski dari jauh. Betapa sedih yang sangat menyedihkanku itu ketika aku melihat beritanya wara-wiri di sosial media dan ditelevisi memberitakan tentangnya yang sebenarnya tidak sesuai dengan fakta kenyataan yang sebenarnya. Mereka sangat melebih-lebihkan keadaan sehingga memicu opini buruk ke publik tentangnya. Aku benar-benar jengkel dan sangat marah namun aku makin marah pada diriku sendiri karena saat ini aku pun tak bisa berbuat apa-apa untuk mematahkan mulut-mulut racun mereka itu. Sering aku mendengar bisik-bisik dari temen-temen secamp maupun dari seniorku tentang ini, namun aku tak memperdulikannya. Selain itu, aku harus tetap menjaga ketenanganku didepan Seungri untuk menjaganya tetap tenang bersamaku. Aku tidak mau berita-berita sampah ini merusak kerja kerasku dalam membuatnya serileks mungkin demi menjaga kesehatan dan kehamilannya.

Setiap pulang liburan aku pasti selalu menghabiskan waktuku untuk menemaninya. Sebisaku aku berusaha menjaganya, merawatnya dan memanjakannya berharap itu bisa menghiburnya dan bisa mengurangi beban stressnya saat ini. Karena aku tahu pasti, Seungri hanya bisa bersikap lepas dan bermanja bebas jika itu didepanku. Dia akan berlagak sok cool, manly dan sok kuat didepan orang lain. Dasarrr dia emang ckckck... Namun masalah selanjutnya adalah keluargaku. Mereka selalu menanyakan keberadaanku karena setiap libur aku pasti sulit dihubungi apalagi mereka saat ini sedang mempersiapkan acara pernikahan kakak perempuanku maka makin gencarlah mereka mencariku. Alhasil aku harus membawa serta Seungri disetiap aku pergi menemui mereka bahkan saat kami sibuk membicarakan persiapan acara. Orang tua ku sih tidak ada masalah, mereka sudah biasa melihatku membawa serta maknae. Begitu pun orang tuanya dan adiknya sudah terbiasa melihatku bersamanya. Keluarga kami menyembunyikan keberadaan kami dengan sangat rapi sehingga tidak diketahui oleh media. Kami sangat bersyukur memiliki keluarga seperti keluarga kami ini. Bahkan temen-teman dekatnya pun yang biasa menemaninya, jika aku pulang mereka tahu diri untuk tak mengganggu Seungri. Entahlah apakah mereka mulai curiga tentang hubunganku dan Seungri yang semakin tak biasa atau gimana aku tak perduli. Namun mereka aku yakin juga masih ambigu tentang itu, karena memang pada dasarnya mereka telah mengetahui tentang seberapa dekatnya aku dan Seungri sejak awal. Dan mereka memang tidak begitu berani mengganggu jika Seungri sedang denganku atau member yang lain.

Yang bikin ngakak tuh pertanyaan dari orang-orang sekitar kami tentang berat badannya. Karena ya kalian tahu sendiri, tubuhnya sedikit ehem membesar... Jadi itu selalu menjadi petaka buatku setiap kami sampai dirumah.

"Bagus. Tertawakan saja sepuasmu hyung seperti mereka. Lihatlah aku sudah menjadi panda beneran sekarang. Puas kamu. PUASSS!!!!" teriaknya emosi.

"Hei kau tak menghitung bagaimana aku membelamu hah?" jawabku santai karena sudah terbiasa menghadapi tantrumnya.
"Masa kamu tidak mendengarkan setiap pembelaanku sih. Sini biar ku ulang." kurengkuh dia dalam pelukanku namun aku membuatnya tetap menatapku.
"Aku suka denganmu yang seperti ini. Lebih berisi jadi enak dipeluk. Hehehe..." candaku sambil menyenggol hidungnya dengan hidungku gemas.
"Hyuungg~~" rengeknya mulai marah.
"Loh aku serius. Kalau boleh jujur ya, aku lebih suka kamu yang begini terasa hangat setiap kali memelukmu. Jadi tubuhku yang kurus kering kerempeng ini tak menderita kedinginan seperti malam-malam siksaanku dicamp. Membuatku nyaman dan selalu ingin kembali pulang memelukmu." chessyku.

"Oh Tuhaaann!!! Hyuuung!! Mulut racunmu!!!" teriaknya frustasi.
"Hyung pikir aku yeoja hah??" sarkasnya.
"Loh setidaknya mempankan?" godaku.
"KAGAK!" jawabnya keras.

What is Love? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang