Lolly (One)

216 25 32
                                    

"Pagi ini, gue harus berangkat lebih cepet," gumamku sambil melahap roti bakar.
Setelah memakannya sampai habis dan tidak tersisa apapun dipiring, gue bergegas mengambil sepatu dan memakainya.

"Ma, Pa, Lolly berangkat ya!" Teriak gue sambil berjalan keluar rumah.

"Iya nak, hati-hati ya," balas Mama dari dalam rumah.

"Ka Lolly!" Panggil Lucky

"Kenapa Ky?"

"Mau bareng gak?" Tawar nya.

"Boleh boleh."

"Ya udah ayok."

Gue dan Lucky kakak beradik, dan hanya berjarak satu tahun. Kami juga satu sekolahan.

"Dah sampai ...," Kata Lucky sambil memarkir motornya.

"Iya, makasih Ky."

"Oke."

"Pagi Pak," sapa gue kepada Pak Bom-Bom, satpam sekolah gue.

"Pagi juga, Neng," sahut Pak Bom-Bom.

Gue langsung berlari melewati koridor dan untuk mempercepat waktu, gue menaiki lift yang tersedia disekolah. Ketika sudah tepat dilantai tiga, gue langsung ke kelas, karna kelas gue gak begitu jauh dari lift.

"Buset Ly, lo ngapain lari-lari? Dikejer setan lo?" Tanya Micha.

"Gue lupa piket kemaren," jawab gue dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Dara belom masuk kan? Plis jangan bilangin gue ya."

"Gue bilang ah ntar, biar asik," ledek Molla dengan nada mengancam.

"Gue jitak lo."

"Iya iya nggak, mana mungkin sih Molla yang baik dan cantik ini ngelaporin sahabat kayak lo," ucapnya dengan nada manja.

"Idih!"

Gue pun menghapus tulisan yang berada dipapan tulis.

"Itu tuh belom disudut atas."

"Ditengahnya Ly, masih bekas tuh," kata mereka seolah menyuruh gue sebagai pembantu.

"Micha, Molla, gue bukan pembantu ya, bisa kalian suruh-suruh!"

"Aku bukan boneka mu~" Ucap Molla sambil nyanyi.

"Stop! Kau mencuri hatiku," Sambung Micha.

"Bukan ajang nyanyi woy!" seru gue.

"Oh iya ya, maaf kalo gitu," kata Molla sambil terkekeh.

"Eh eh Ly, cepetan, Dara udah ketawa-tawa bareng geng nya tuh di tangga," ucap Micha sambil berhati-hati.

"Anjir, untung udah!"

"Sip..."

×××

Teng... Teng... Teng...

Bell sekolah sudah berbunyi, menunjukkan waktunya SMA Normezza memulai pelajaran. Hari ini pelajaran Kimia. Pelajaran yang sulit tapi digemari oleh semua murid di SMA Normezza. Kenapa? Itu karena gurunya yang asik. Bu Rini, seorang guru yang sangat penyabar, ramah, beda sama guru lainnya.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Rini seraya masuk kekelas.

"Pagi bu," balas semua murid dengan kompak.

"Gimana kabarnya pagi ini?" Tanya Bu Rini sebelum memulai pelajaran.

"Baik bu." Hanya sebagian murid yang menjawab itu, termasuk gue.

"Sakit bu," seru Reno dari belakang.

"Sakit apa Reno? Sakit hati diputusin Alya?" Tebak Bu Rini yang membuat kami tertawa seisi kelas.

"Lah Bu? Kok tau sih?" Tanya Reno dengan heran sambil menahan malu.

"Tau lah, apa sih yang Ibu ga tau"
"Ya sudah, buka buku cetaknya halaman 175, kerjakan Latihan 1 ya,"

"Bu, aku ga paham masihan," ucap salah satu temen gue.

"Nanti pulang sekolah kamu jangan pulang dulu kalau gitu, belajar dulu sama Ibu!"

"Baik bu!"

×××

Teng... Teng...

Hanya 2 bell yang terdengar. Ya, jam sudah pukul 10.30. Jam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh warga sekolah. Seketika, semua anak berhamburan keluar kelas demi mendapatkan makanan yang ada dikantin. Dan kelas mendadak sepi.

"Ly, lo mau ke kantin?" Tanya Molla.

"Gak, nanti pas udah agak sepi dikit," jawab gue sambil membolak-balikkan buku yang berada dihadapan gue.

"Oke gue follow aja," Micha menimpali.

"Sip."

"Ly, Ly, Ly!!" Teriak Molla histeris.

"Kenapa lu anjir??" Tanya gue bingung.

"Itu tuh kakel gebetan lu," ucap Molla sambil menunjuk kearah cowok itu.

"Ar— Argan?!" Balas gue dengan nada tinggi.

"Kegedean anjir lu ngomong, sumpah dah," protes Micha.

"Iya maaf..."

"Carper gue tabok lu," ncam Molla.

"Anjay takut," ledek gue.

"Gua serius Lolly!" Tegas Molla.

"Iya La iya." Gue cukup iya-in, biar cepet.

Ketika Argan lewat depan kelas gue, semua anak murid yang ada dikoridor itu melongo melihatnya. Gimana ga disukain, anak pemilik sekolah. Bukan karna itu aja sih, penampilan yang good looking juga membuat warga sekolah gempar karnanya.

"Ly, LOLLY!" Teriak Molla tepat dikuping gue.

"Molla! Bisa ga sih kalo teriak ga usah dikuping gua? Budek kuping gua!" Seru gue membalas teriakan Molla.

"Siapa suruh ngeliat Ka Argan sampe segitunya," ucapnya seperti tidak suka.

"Hey, Argan punya gue!"

"Emang Ka Ar nganggep lo?"

"Jelas tidak," jawab gue sambil tertawa.

"Sakit tuh hatinya," ledek Micha.

"Nggak sih, biasa aja, kan butuh perjuangan..."

"Dia ga bakal mau Ly, sama lo." Molla seperti meremehkan, tetapi hanya bercanda.

"Bodo amat, perjuangan tidak mengkhianati hasil, wlee." Gue pun langsung berlari keluar kelas menuju kantin.

"Lolly, tunggu!"

×××

Hai semua...
Selamat malam, gimana si Lolly? Wkk

Vote, komen, dan share ya jgn lupa!

Makasih❤️

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang