Jam sudah tepat berada diangka 3. Waktunya Murid SMA Normezza kenbali kerumah masing-masing, kecuali yang mengikuti eskul.
Hari ini jadwal eskul musik kelas 11 IPA. Yang ikut hanya beberapa orang saja, termasuk gue, Molla, Micha, dan Key.
Sebelum mulai eskul, kami diberi waktu 30 menit untuk istirahat. Gue, Micha dan Molla selu menggunakan waktu ini untuk pergi kekelas lain dan mencari hal baru. Entah itu buku adik kelas yang menulis nama doi dibelakangnya. Ya seperti itulah.
"Cha, Ly, ayok cepet," desak Molla tak sabar.
"Belom pulang semua njir!"
"Jangan kekelas 10 mulu, kelas 12 kek!"
"Setuju! Kelas 12 IPS 3 kuy," seru gue dengan semangat.
"Ngapain ogeb? Oh kelas Ka Argan?" Tanya Micha.
"Hehe, itu tempe lu."
"Tau lah!"
"Yok lah!"
Gue, Molla dan Micha langsung menaiki tangga. Berjalan mengendap-endap supaya ga ketauan dan sambil waswas, kayak mau maling. Gue berjalan kedepan, tetapi nengok kebelakang.
Brukkk
"Kalo jalan yang bener dong!" Seru orang yang tidak sengaja ketabrak gue.
Dilihat-lihat mereka seperti kakak kelas. Gue ga berani dongak karena takut.
"Dah lah Vel, ga penting."
Suara itu sangat gak asing ditelinga gue. Gue pun memberanikan diri menatap muka mereka. Ternyata mereka adalah Argan and the genk"Ma-maaf kak, gak sengaja," balas gue gugup.
"Ngapain lo ke kelas 12?" Tanya Marvel, sahabat Argan.
"Mau ke ruang eskul musik, Kak,"
"Tapi tangga ada diarah sana, kalo arah sini ke kelas Apran," Jawab Afran.
"Eh iya kak, sekali lagi maaf,
"Ya!"
Gue pun langsung memutar badan dan berlari menaiki tangga. Sampailah diruang eskul musik.
"Lah, La, Cha? Udah disini lo?" Tanya gue kaget.
"Iye, kena marah Pak Bom tadi!" Jawab Molla lesu.
"Iya tah? Pak Bom bilang apa?"
"Ga sopan neng masuk-masuk. Dikira rumah tetangga kali, kalo rumah tetangga iya aja ga sopan," celoteh Micha.
"Haha, untung gue enggak," jawab gue lalu tertawa puas.
"Emang lu tadi kemana? Kok tiba-tiba hilang kek doi?" Tanya Molla diselipi kata-kata bucinnya.
"Gue tadi pas-pasan sama pangeran," jawab gue dengan senyum semringai.
"Siapa? Pak Malik?"
"Bukan anjir, ngawur lo, pokoknya sulit untuk diucapkan!"
"Sok puitis," sindir Key.
"Iri bilang sahabat!"
"Eh stik drum gue satu lagi kemana ya?" Tanya Key sambil mencari.
"Ga liat, emang lo taro dimana?"
"Ini deket jodohnya..."
"Anjai jodoh."
"Iya cukup stik dulu yang punya jodoh, kita belakangan,"
"Siap!"
"Ya udah cari geh," suruh Molla ke Key.
"Bantuin bego!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...