Lolly (Six)

41 8 0
                                    

"Diem lu penjual seblak!" Sambar Molla.

"Udah udah, shutttt, cepet kerjain, rumus semua itu, awas selip." Micha memperingatkan.

"Iya, Cha."

"Hey kalian! Jangan ada yang cepu yah! Sampe ada, gue doain ga dapet jodoh," seru Molla sambil berdiri diatas kursi.

"Heem."

"Tambahan, diputusin pacar dan dijauhin gebetan!" Sambungnya.

"Anjir!"

"Teruntuk pengurus kelas, ailopyu 15 rebu, jadi jangan cepu yah." Gue melanjutkan kata-kata Molla.

"Gua aja nyontek," balas Radit, Sang Ketua Kelas 11 IPA 3.

"Sip, Love you Bang Radit."

"Hate you."

"Jahat dih."

"Cepet kerjain bege! 10 menit lagi bell bunyi," kata Radit sambil berjalan mondar mandir didepan kelas.

"Eh nomor 9 itu, jawabannya 20,95 kan??" Tanya gue pada seisi kelas.

"Lah gue jawabnya 21,86."

"Gue 20,75 njir."

"Lah lah gue 21,00."

"Bentar gua cek," ucap Evely, si Ahli Fisika.

"Yo"

"Jawabannya 20,80 yang benar," lanjut Evelyn.

"Sip salah semua haha," kata salah seorang dari mereka.

"Haha, Btw makasih Epelin."

"Yoe."

Teng... Teng... Teng...

Pelajaran pun, dimulai. Mengumpulkan tugas, lalu kembali ketempat duduk masing-masing. Kemudian mendengarkan materi yang Pak Wicak berikan.

"La, La," panggil gue ke Molla sambil berbisik.

"Apaan?"

"Duit 5000 gue mana?" Tanya gue yang sangat gak berfaedah.

"Istirahat kan bisa anjir, cari masalah lo," kesalnya.

"Emang, udah lama gue ga masuk Ruang BK, kangen," jawab gue sambil menahan tawa.

"Dodol, bego emang."

"Omongan lu."

"Lo yang mancing!"

"Gue ga lagi mancing, ini dikelas bukan di sungai, ngantuk lo!"

"Suka suka lo deh, Ly, gedeg gue," balasnya lalu kembali fokus pada Pak Wicak.

"Anak-anak, kerjakan halaman 208, menggunakan rumus. Saya tunggu tugas kalian di meja saya, saya ada urusan sampai pulang," kata Pak Wicak memberi amanah.

"Kumpul hari ini, Pak?" Tanya Micha.

"1 abad lagi," ada jeda sebentar lalu... "Ya hari ini lah!" Sambung Pak Wicak dengan nada tinggi.

"Buset santay Pak, oke, Pak, hati-hati ya."

"Baik, terimakasih."

Saatnya skill kami diasah kembali. Ya, skill melihat tugas teman dan menyalinnya dengan cepat.

"Pelin, nomor 1 apa?" Tanya gue sambil melirik ke buku tugasnya.

"Masih nomor 1 udah tanya aja, Neng," kata Jeff, teman kelasku.

"Gupek lu, berapa, Lin?"

"Bentar gue itung," jawabnya lalu mencoret-coret buku bagian belakang. Seperti sedang mencantumkan rumus dengan angka yang ada disoal.

"13,894 Cm," lanjut Evelyn.

"Sip, caranya gini kan?"

"Iya."

"Penjual seblak!" Panggil Molla.

"Apa?" sahut gue.

"Gua kebelet kencing, temenin!" Rengeknya.

"Izin Radit gih."

"Radit gans, izin ke toilet sama Lolly ya," kata Molla dengan kata manjanya.

"Iya," jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Baiknya uwu."

"Iya dong."

Gue sama Molla pun langsung berlari keluar kelas dan menuju ke kamar mandi. Gue tungguin dia diluar dan seorang pujaan hati lewat didepan gue.

"Hai Ka Argan, mau kemana?" Tanya gue basa basi.

"Naik," jawabnya dengan senyum paksa.

"Mau Lolly anter gak? Mau ya, ya?" Tanya gue memohon, sambil menggandeng tangan Argan.

"Ga usah, makasih." Argan berusaha melepaskan genggaman tangan gue.

"Halo Ka Argan yang syalala, mau keatas ya? Yuk sama Rena aja," ucap Rena yang baru dateng. Ntah darimana dia berasal.

"Udah udah! Gua bisa sendiri!" Seru Argan lalu pergi.

"Ya ampun, galaknya," ucap gue putus asa melihat Argan pergi.

"Tantangan! Biar gue bisa dapetin dia!" Balas Rena sombong.

"Mimpi lu! Argan mau nya sama gue!"

"Lo yang mimpi! Jelas Argan yang deket sama gua!"

"Berisikkk!! Kalian kenapa sih?? Argan lagi Argan lagi," kata Molla yang melerai kamu sehabis dari kamar mandi.

"Cemburu bilang sahabat."

"Nye."

"Dah lah gua pengen masuk, ga penting debat sama lo!" Kata Rena lalu pergi.

"Dih!"

"Udah ayok, Ly," ajak Molla.

×××

Teng... Teng...

Istirahat pun tiba. Ratusan anak berdesal-desalan, menuju kantin. Pastinya lift, tangga dan koridor dipenuhi dengan banyak siswa.

"Siapa yang mau kekantin? Gua nitip dong!" Seru salah satu dari anak kelas gue.

"Lo siapa?" Tanya gue.

"Alien!"

"Masa?"

"Manusia lah anjir, sekolah dimana sih lu?"

"Ngegas aja anjir, gua sekolah di SMA Normezza!"

"Ga tanya, Ly, sorry."

"Tadi lu nanya coeg! Anak siapa sih lu?" Tanya gue heran, serasa ingin menjitak jidatnya saat ini juga.

"Kepo lu kayak dora!"

"Mending, daripada kayak monyetnya!" Balas gue lebih lantang dari suaranya.

"Lolly-pop, ayok ke kantin," ajak Micha.

"Yuk."

"Gue gak diajak?" Tanya Molla.

"Molla penjual nasi goreng, ayok ke kantin, beli mie ayam kita," jawab gue.

"Nasi goreng!" Serunya.

"Heem iya..."

×××

Yey double up!
Gimana part-nya? Seru kan pasti!

Vote, komen, dan share ya!

Lov kalian semua and selamat malam😽

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang