"Sip betul sekali!" balas Micha.
"CACACAACAA!!!!" seru gue sambil meremas rok Micha.
"Apaan sii?"
"Itu disitu." Gue menunjuk ke pojok kantin.
"Ha? apa? setan? Jin?"
Ya Allah ni anak nyambungnya susah banget."Jin mata lo buta, liat itu siapa lohhh."
"Oh Ka Argan toh, kenapa sih lo bisa suka sama dia?" tanya Molla.
"Ya karena gue suka, gue juga nggak tahu karena apa," Jawab gue.
"Padahal tuh anak cueknya kaya kulkas 35 pintu," Cibir Micha.
"Gue kata, mending lo sama si Galang-Galang anak SMA Ganesha itu."
"Iya Ly, daripada lo disakitin sama Ka Argan," Lanjut Micha.
"Siapa? Galang? ogah!"
"Nape si? Nih ya, wanita itu dikejar, bukan mengejar!"
Gue langsung ingat kata-kata Ka Galang kemarin malam. Emang bener sih, tapi yang namanya udah suka gimana? Dipendam sakit sendiri, di luapin orangnya illfeel kan bingung.
Yang namanya cinta kan nggak tahu datangnya kapan, dimana dan kepada siapa.
"Ly, abisin mie lu cepet, udah mau masuk," Ucap Molla.
"Iya La."
"Jangan lupa minum, ntar keseretan terus batuk, terus mati, candaaaa," Balas Lucky dari belakang gue.
"Ngapain lo disini?" tanya gue cuek.
"Ga ngapa-ngapain, cuma pengen kesini wae."
"Sampe lu minta duit, gigi lo rontok," Ancam gue.
Cuma mainan kok, ga beneran, ya kali tangan gue yang mungil ini bisa ninju gigi orang sampe rontok.
"Yeh, ke geer-an lu! Orang gue mau minta mie lu, ahahaa!"
"Nah kan."
"Sabar Ly, sebagai kakak yang baik, murah hati, dan sering berbagi," Kata Micha.
"Kalo sabar mah allways Cha, hahaa."
"Hehe, sesendok aja kok," Ujar Lucky
"Heem, makan lah."
"Abang gue mana mau ngasih makanan gitu ke gue, rakus tingkat langit die mah, udah kaga herman gue!" Molla ngoceh sendiri.
"Heran sayang, lagian bersyukur aja sih ah, susah bener deng!"
"Iya Cha iya."
" Ly, jangan lihatin Ka Argan mulu dong," Kata Molla.
"Dia kaga liatin lo balik," sambung Micha.
"Bangke!"
"Ka Lala sama Ka Caca bener banget, capein hati aja sebenernya," Lucky ngomong sambil makan mie gue. Ntah sudah berapa suap.
"Kok kalian gupek sih? Ini hati Lolly, mata Lolly, ya terserah Lolly mau apaa!" tegas gue.
"Yang penting kita udah ngasih tau, mana yang baik, tapi lo nya mau gini terus, ya udah tunggu aja Argan peka," Micha berbicara dengan nada malas.
"Argan tuh sebenernya tau, cuma dia nya ga peduli, bodo amat gitu."
"Asli."
"Ah udeh, pusing gue!"
Gue langsung pergi meninggalkan mereka bertiga lalu menuju kelas.
Brukkk...
"Kalo jalan pake mata dong!" seru orang itu.
"Iya maaf ga fokus." Gue sehabis beresin rok terus menatap muka nya.
"Oh elo saingan?" ucapnya.
"Oh elo orang songong?" balas gue.
"Punya kaca Mba? Ngaca dulu deh sana, malu tau!"
"Sorry, gue pake baju ga perlu malu!"
"Ya elah, makin ngelunjak ae lo, kutil kuda! Mending langsung tanya Ka Argan!" Ucap Rena.
"Oke, ayok!"
Gue dan Rena menghampiri Argan.
"Ka Argan pilih Rena atau Lolly?" tanya Rena. Argan masih tak menggubris.
"Kak!"
"Kak Argan." Gue bantu manggil suara pelan.
"Apa sih?!" jawab Argan tak suka.
"Pilih Rena atau Lolly?"
"Gak dua-dua nya!"
"Serius? Ga pilih Rena?"
"Gue pilih Afran sama Marvel, ayok lah cabut!"
"Asek dipilih, udah kayak sayuran aja gue dipilih, babay ciwi ciwi fans Argan!" Kata Afran.
"Huaa Ka Argan, Rena ikutt!!!"
Dengan muka malas gue ke kelas.
"Napa tu muka? Kusut banget kek kain belom kena setrikaan," Kata Nichol temen sekelas gue.
"Berisik lu!"
"Tumben nih Lolly begini, biasanya nyocor mulu tuh mulut udah kaya kereta api," Sambung Tyo.
"Salah tah?"
"Nggak kok."
"Nape lu?" tanya Lucky.
"Ngapain lo disini? Kelas lo di bawah," Jawab gue.
"Please jangan ngalihin pembicaraan. Lo kenapa? marah?"
"Nggak."
"Gue bisa baca muka lu, cerita sama Uky sini."
"Di rumah aja nanti."
"Ya udah, awas sampe lo kaga cerita."
"Ingetin aja"
"Oke, ya udah senyum gehh!"
"Nih," Gue menunjukkan senyum pepsodent.
"Nah kan baru cantik," Puji Lucky. Padahal mah biasa aja, kek pemulung malah.
"Heleh."
Lucky nyengir lalu keluar kelas.
"Itu adek lu apa cowok lu sih?" tanya Nichol.
"Dua-dua nya!"
"Loh kok bisa?"
"Pikir aja sendiri!"
"Gue udah banyak beban pikiran nggak usah lo tambahin deh ya."
"Alah udah kayak pemikir aje lo, sok amat dahhh!"
"Yeu."
"Lolly lo kenapa? Lo nangis?" tanya Micha sambil ngos-ngosan.
"Hah? Gue ga nangis, gue malah bercandaan ama kol goreng," Jawab gue sambil ketawa.
"Enak aja ganti nama gue sembarangan!"
"Wleee..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...