Part 14~
"Eh lu udah sarapan, Ca?" tanya gue.
"Udah dirumah tadi."
Ada orang bilang, ghibah for life, tapi bagi kami ghibah itu asupan. Haha.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke hp gue. Gue liat di notifikasi dan ada nama 'Ka Galang'. Apaan sih ganggu sumpah, ga suka.
Gue langsung menekan notifikasi itu.
Ka Galang:
Ly, ntar jalan yok?:Lolly Kyud
sibuk ka.Ka Galang:
Sibuk paan si? Dari kmaren prsaan:Lolly Kyud
Kepo bt dh.Ka Galang:
Yeu, kan gue cuma nanyaDah gue read aja, ga penting.
"La, Ly, ke mall kuy?" ucap Micha.
"Gasken anjay!" seru Molla.
"Eh eh, tapi yang nganterin siapa?" tanya gue.
"Bilang Ka Marvel aja suruh ikutan bareng Ka Argan sama Ka Apran, kan asik tuh!" jawab Micha dengan idenya.
"Ish! Masa harus ketemu Marvell," Molla berdecak sebal.
"Haha, cepetan sih, ntar ga jadi-jadii..."
"Iye iye, tunggu."
Molla pun langsung menelfon Marvel, kakaknya.
"Eh, Ca, sambil nunggu Marvel mending kita nonton dulu? Gimana?" tawar gue.
"Boleh tuh, ayok dah!" Micha mengiyakan tawaran gue.
"Woy, kata Marvel iya, bentar lagi dia kesini!" seru Molla.
"Molla sama Marvel, Caca sama Apran, gue sama siapa?" tanya gue.
"ARGAN!!" balas mereka berdua bersamaan.
"Anjir lah!"
"Anjir anjir tapi lo seneng aja, dalem hati udah jingkrak-jingkrak," ucap Molla.
"Sorry La, gue anaknya kalem, ga kayak gitu," Jawab gue sambil tersenyum.
"Satu kata buat lo."
"Apa tuh?"
"Bacod."
"Monyettt!"
Setelah seabad nunggu Marvel dateng, akhirnya dia dateng juga. Dia sama Afran dan Argan dong! Gila Argan ganteng banget, ga nahan sih!
Pengen teriak gue sekarang, sumpah gue salting banget gimana nihh!!
"Gue sama siapa?" tanya Argan sambil mematikan mesin motornya.
"Lolly tuh!" jawab Afran.
"Oh, cepet naik!" suruh Argan.
"Iya, Kak."
Cuss... Berangkat!
Dia bawa motor, tenang tapi ngeri. Gue pengen pegangan karena perasaan gue udah kayak mau terbang aja, tapi gue gengsi!
Dia hanya sebatas kakak kelas yang gue suka, bukan pacar. Oh Tuhan gimana ini.
"Ngapa bengong lu?" tanya Argan saat lagi dijalan.
Gue terkaget dari halu, "Hah? Apa kak?"
"Ga."
"Beneran?"
"Iya bener, diem lo, ntar jatoh ga lucu!"
"Siapa bilang kalo Lolly jatoh itu lucu?"
"Gue."
"Emang dah pernah liat Lolly jatoh?"
"Jatuh hati pernah," Jawabnya yang membuat gue membeku seketika. Semua organ tubuh terasa berhenti sejenak.
Gue hanya diam seribu bahasa. Kenapa gue gini? Kenapa? Kenapa? Huaaa.
"Diem kan lo, lucu kan haha!"
"Nggak."
"Dih, bodo."
"Nye."
Diem-dieman sampai di Mall nya.
"Turun lo bocil," Ucapnya.
"Heh, ga ada akhak emang ye, Lolly itu udah gede Ka Argan! Masa dibilang bocil, Ka Argan sehat?" balas gue dengan beberapa pertanyaan.
"Nggak, gue sakit!"
"Oh sakit, sakit apa? Sakit hati? Yahahhaa," Jawab gue lalu tertawa terbahak-bahak.
"Anjir, ga ada sopannya sama kakak kelas, awas aja lo!"
"Yang duluan siapa? Ka Argan kan? Ya udah Lolly ga salah dong!" gue membela diri sendiri.
"Lo salah!"
"Ka Argan titik!"
"Lo!"
"Ka Ar—" Kata-kata gue terpotong.
"Eghem eghem, ributin apaan mas? Mbak? Ikutan dong," Kata Afran yang tiba-tiba menghampiri gue dan Argan.
"Ikutan apa? Ikutan ribut?" tanya Gue.
"Ikutan nimbrung lah, ngobrolin apaan sih? Kok babang Apran kepo."
"Ga usah ikut campur lo, pergi sana, hush!" usir Argan.
"Lo kira gue ayam, ngusir begitu?!"
"Bodo amat, Fran, ga urus!"
"Emang siapa juga yang mau diurusin lo?"
"Sekali lagi gue pecat lo jadi temen gue," Ancam Argan.
"Anjir lah, mainnya ngancem ga asik, Apran bilang kembaran Apran, mampus kalian."
"Siapa? Shawn Mendes?" tanya gue.
"Iya dong, siapa lagi kalo bukan Shawn Mendes!" jawab Afran dengan nada tinggi.
"Halu lo ketinggian, awas gila," sambung Argan.
"Tai, gue dikatain temen sendiri gila, parah si parah."
"AWAS GILA BUKAN GILA!" Argan mempertegas ucapannya.
"Ngegas lu, ga bisa selow banget sih," Ucap Afran. Bisanya buat anak orang darah tinggi emang.
"Suka-suka idup lo, anak ayam!"
"Wah iya dong, kembaran Shawn Mendes mah bebas!"
"Menyimak dengan aesthetic," Ujar gue.
"Lu juga, bacod!" seru Argan.
"Anjir apa nih ribut-ribut, suara lo orang menggema sampe depan, ini parkiran dodol, lupa lo pada? Apa amnesia?" Kata Molla.
"Anjing iya lupa!"
"Bego, ada CCTV lagi."
"Dah lah terima nasib."
"Ayok masuk!"
"Yok!"
Kami pun masuk. Silir angin dipintunya. Bikin candu.
"Lolly, ayok nyet! Kek anak ilang lo depam pintu gitu, ini Mall!" ucap Micha dengan greget.
"Anginnya enakin njir, lo ga tau aja rasanya gimana!"
"Ga penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...