Lolly 12

44 5 0
                                    

Part 12~

Pranggg!!!

"Lolly, apa itu?!" teriak Molla saat mendengar suara itu.

"Anjir mana gue tau!"

"Mampus, ada hantu."

"Pala lo hantu!"

"Nye nye."

"Bentar gue liat," Ucap gue memberanikan diri.

"Hati-hati, Ly, ada nganu ntar," Kata Molla sok menakutkan gue.

Sorry sorry, gue ga takut, tapi bisa dibilang penakut juga, hehe.

"Noh dibelakang lo make jubah putih!" balas gue.

"LOLLY ISH!!"

"Haha."

Gue pun melihat darimana asal bunyi itu. Saat jalan, dilantai sudah ada piring yang sudah pecah berkeping-keping menjadi makhluk yang tidak terlihat. Udah kek gaib aja.

"Molla, sini geh!" panggil gue.

"Apaan?" Molla pun menghampiri gue.

"Nih pecah," Jawab gue sambil menunjukkan piring yang sudah pecah itu.

"Ya terus gue apain?"

"Lo pungut, terus lo makan!" seru gue tak tahan emosi dengan Molla.

Emang kerjaan Molla kan bikin orang emosi setiap saat setiap waktu. Biasa orang ga ada kerjaan mah beda.

"Lo kira gue Jaranan apa, makan beling gitu?!"

"Heh, nenek lampir! Gue tu cuma mau ngasih tau kalo asal bunyi suara tadi dari sini, bukan hantu!"

"Oalahh, bilang dong, lah ini Pussy, jangan-jangan dia yang mecahin!"

"Astaga Pussy, hati-hati dong kalo jalan," Ucap gue sambil mengambil Pussy lalu memeluknya.

Jadi, Pussy itu kucing gue, tepatnya peliharaan Lucky. Bulunya lebet, halus, bersih, warnanya abu-abu. Ekornya ga pendek dan ga terlalu panjang. Ukuran normal lah.

Pussy itu ga bisa diem, selalu aktif dan suka banget ngejer hewan-hewan kecil, kayak cicak, kodok, lalat, pokoknya yang ngeganggu penglihatan dia.

Pussy tidur dikamar Lucky, tapi punya kandang sendiri.

Miaww

"Dia ngomong apa, La?" tanya gue ke Molla.

"Maaf katanya," Jawab Molla dengan raut muka nya yang percaya diri.

"Oh."

Meongg

"Apa tuh, La?" tanya gue lagi.

"Ga sengaja."

"Oke oke."

Selang beberapa menit kemudian...

"Eh kok gue tolol ya?" ucap gue sambil berfikir.

"Emang, baru sadar lu?"

"Tai, ngapa gue tadi oke oke aja ya?"

"Mana gue tau, gue aja asal."

"Dah lah dah lah males."

"Lagian lu napa nanya gue bego, lu kira gue sebangsa ama kucing," sambung Molla dengan nada yang bisa dibilang ngegas.

"Ya nggak, sapa tau lo ngerti gitu, makanya gue tanya, kalo gue tau juga, ngapa gue tanya lo coba."

"Nye, dah ayok beresin!"

"Suruh Lucky aja ntar."

"Anjir emang kakak ga ada akhlak, untung abang gue ga kayak gini," Kata Molla sambil mengelus dadanya.

"Iya abang lo nggak, tapi lo nya," Jawab gue sambil tertawa.

"Terdeteksi, akhlak ilang disumputin wewe gombel."

"Anjing."

Gue sama Molla langsung kekamar. Posisi kamar emang udah dingin, karena udah dinyalain AC daritadi.

"Lolly cangtip, liat geh, ganteng banget ya kan?" tanya Molla.

"Gantengan Babang Argan, titik ga pake tanda tanya," Balas gue.

"Emang dia perjuangin lo balik? Idih kalo gue jadi lo sih, bodo amat, dihargai maju, ga dihargai ya mundur," Ucap Molla menasihati.

"Tapi, tadi Ka Argan ajak gue ngobrol di UKS."

"Dia cuma ajak lo ngomong, bukan berarti perasaan lo di notice kan?"

"Iya sih, udah lah, gue bakal tetep perjuangin dia."

"Serah lo."

Drrttt....

Hp gue bergetar, gue langsung melihat dilayar hp.

"Hm, nomor tak dikenal, siapa nih?" gumamku dalam hati.

"Iya, halo?" ucap gue membuka pembicaraan.

"Hai, save gue Galang, orang yang chat lu tadi," Jawabnya dari ujung telefon.

"Oh, anak mana?"

"SMA Ganesha."

"Ok dah, btw kenal gue dari?"

"Lu ga perlu tau itu, Ly."

"Terserah lo deh, udah, gue sibuk."

"Sibuk apaan lo, sini gue bantu," Tawarnya.

"Ga usah, ada temen."

"Oke deh, malam."

"Ya."

Sambungan pun terputus.

Apaan sih, baru kenal udah sokab gitu, jijik tau.

"Siapa, Ly, cowok lu? Anjay punya cowok diem-diem, gitu lu ya, oke," Sambar Molla.

"Mata lo cowok gue, gue aja ga kenal dia siapa," Jawab gue cuek.

"Siapa namanya? Umur? Kelas? Ganteng ga? Manis ga? Punya gingsul? Atau lesung pipi?" Molla tak berhenti memberikan pertanyaan.

"GUE GA TAU!" tegas gue sambil memelototkan kedua mata.

"Ya maaf, kirain tau."

"Heem."

Tin tinn...

"Lucky pulang tuh," Ujar Molla.

"Iya, bentar gue buka pintu."

"Yo."

Klekk

"Mana susu gue?" tanya gue saat Lucky mau masuk rumah.

"Ini ya ampun, bentar ngapa, ni kaki napak di lantai aja belom," kata Lucky dengan muka Bt nya.

"Iya iya maap, mana?"

"Nih nih."

"Oke makasih adek Lucky lopyu!"

"Idih idih."

"Nye nye."
"Udah masuk lo, cuci kaki!"

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang