Setelah sampai dikantin, gue memesan makan dan minuman, lalu mencari tempat duduk yang kosong.
Baru saja ingin menikmati bakso yang masih hangat itu datanglah dua pengrusuh ke meja gue.
"Eh Lolly, ketemu lagi kita ya," kata Molla seperti orang yang baru kenal dan baru ketemu.
"Molla yang cantik, baik, dan pintar tapi boong, bisa ngga jangan ganggu gue makan, sehari aja. Gue pengen nikmatin makanan tanpa lo rusuhin," balas gue dengan nada lembut.
"Lolly yang imut tapi imutan aku, bisa nggak jangan ocehin aku? Sehari aja. Gue pengen hidup damai tanpa suara lo," ucapnya mengikuti kata-kata gue.
"Plagiat lo, ngeselin!"
"Kaga ada hak cipta, jadi boleh ya kan, Cha,"
"Iya."
"Lu tau apa yang kita omongin?" Tanya gue ke Micha.
"Tau lah."
"Apa emang?"
"Ga tau, lupa,"
"Bodo Micha bodo, terserah lo, suka-suka lo," ucap gue sedikit kesal dengan jawaban Micha.
"Ya maap sih, ah!"
"Iya sama-sama," sambung Molla.
"Ga nyambung sumpah, gak bohong." Gue menanggapi Molla.
"Dah lah, gue mau pesen nasi goreng dulu ditempat Bu Surti yang aduhayy aduh manisnyaa,"
"Nyanyi mbak?"
"Nggak, ayok, Cha," ajak Molla ke Micha.
"Yok,"
Mumpung Molla dan Micha memesan makanan, gue buru-buru meniup bakso dan memakannya. Mungkin kalau saraf dilidah gue bisa ngomong, dia bakal bilang,
"Wahai manusia, jangan paksa daku untuk melahap atau mencicipi makanan panas ini, kami ga kuat, fisok kagi ga sekuat yang kamu bayangkan." Terus tiba-tiba temennya saraf nyanyi
Kumenangis... Membayangkan
Haha... Lucu, kek gue.
Tanpa gue sadari, bakso dimangkok gue udah ludes dan tinggal tersisa mie bihun, daun sledri dan bwamg goreng. Molla dam Micha pun datang.
"Tertinggal berapa abad gue?" Tanya Micha sambil meminum es jeruk yang dipesannya.
"5000 abad, Cha," jawab gue.
"Beh beh."
"Beh beh aja lu mah."
"Eh Ly," panggil Molla dengan mata yang fokus kepada sesuatu.
"Nape?"
"Lu liat geh diujung kantin, itu anak kelas 12 kan?"
"Itu ada Argann anjir," ucap gue sambil ternganga.
"Ada Marvel juga emm..."
"Lolly deket sama Argan, Micha sama Marvel juga deket, lah aku deket sama siapa?" Tanya Molla pada dirinya sendiri.
"Gue ga deket anjir sama Argan," tolak gue, karna merasa memang tidak pernah dekat dengan Argan.
"Iyain aja susah si, Ly," sinis Molla.
"Hm..."
Saat gue menatap mata Argan dari kejauhan, dan Argan menatap mata gue balik. Seketika, tubuh gue merasa terbang dengan aestetik. Gue langsung senyum-senyum sendiri kayak orang gila dijalanan.
"Lolly? Lo sehat kan?" Tanya Micha.
"Sehat lah anjir!"
"Terus lo napa senyum senyum gitu?"
"Kepo lu kayak d—"
Molla memotong ucapan gue."Dora."
"Nah tuh tau,"
"Ya."
"Siang guys!" Seru Keysha yang tiba-tiba sudah berada disamping gue.
"Siang juga, Key," ucap gue membalas sapaan Keysha.
"Eh jangan lupa gengs nanti eskul," kata Keysha mengingatkan.
"Siap, gak lupa kok,"
"Sip deh!"
"Eh, kalian liat pick gitar gue ga sih?" Tanya gue ke mereka bertiga.
"Bukannya terakhir lo taro di atas salon?"
"Eh iya tah? Masa sih?"
"Iya anjir, pelupa sumpah," kata Micha dengan heran.
"Ya udah maaf..."
"Ga dimaafin," sambung Molla
"Mau gue tabok?"
"Enggak Ly, gue dah tobat sama tangan lo, hehe," Jawabnya sambil tertawa.
"Ya udah."
"Dah ah gue kekamar mandi dulu,"
"Ngapain?"
"Ada yang ketinggalan."
"Apaan tuh?"
"Jedai gue."
"Yang kemaren itu? Kali aja udah diambil Pak Bom-bom," jawab Keysha asal.
"Ga ada akhlak lu main tuduh aja, ga kasian sama Pak Bom-bom,"
"Shttt... Kan kali aja."
"Lama-lama ga jadi ke kamar mandi gue!"
"Ributt mulu!"
"Harusnya gue yang ngomong dodol," balas gue dengan muka datar.
"Ly, gue ikutt, kebelet pipis hehe," Keysha menimpali.
"Ayok!"
Gue dan Keysha pun langsung menuju kamar mandi. Kamar mandi yang selalu dibersihkan oleh Pak Bom-Bom sehingga menjadi kinclong dan sangat berkilau. Kaca kamar mandi yang biasa dijadikan tempat foto anak-anak sekolah.
Gue pun mencari jedai gue didekat wastafel. Ya, hasilnya nihil. Di wastafel hanya ada sabun cuci tangan dan tisu.
Sudah lah aku pasrah, lagian cuma jedai doang. Mungkin ada seseorang yang pengen.
"Ketemu?" tanya Keysha seusai dari toilet.
"Nggak, ayok lah."
"Yap."
Gue dan Keysha balik. Key balik ke kantin, dan gue kekelas. Melewati rombongan kakak kelas yang lelaki, membuat jantung gue berdegup dengan cepat.
Apalagi ada Argan, wah rasanya ingin copot. Untungnya ciptaan Tuhan, jadi ga bakal copot hehe.
Karna lagi pengen jalan, gue melewati tangga bukan Lift.Gue menuruni tangga satu persatu, lalu bertemu dengan Bu Melodi, guru Seni dan guru Eskul Musik.
"Ly, nanti jangan lupa eskul ya," kata Bu Melodi mengingatkan.
"Siap Bu!"
×××
Uhuy udah up nih...
Stay terus ya di cerita ini^^Vote, komen, dan share ya!
Makasih❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...