Part 15~
Drrttt
"Geter mulu sih!" batin gue. Emang tadi notifnya gue ganti jadi geter. Gue cek deh.
Melihat nama Galang, muka gue langsung berubah.
Ka Galang:
Lo sibuk beneran?:Lolly Kyud
Iya lahKa Galang:
Sibuk jln sm tmn ykn...:Lolly Kyud
Wht? Ap si.Ka Galang:
Udh, gue lagi duduk ditoko bju, gue pake hoodie item.:Lolly Kyud
Oh itu lu, maafKa Galang:
Gimana mau setia kalo suka boong:Lolly Kyud
Wkk.Ka Galang:
Gue gabung ye?:Lolly Kyud
Gsh reseh!Ka Galang:
Bodo amad:vDan bener dia dateng!
"Woi Bro!!" seru Marvel lalu mereka tos ala-ala cowok.
"Anjay, gimana kabar, bre?"
"Baik, lo sendiri?"
"Baik jugaa."
Tiba-tiba dia senyum iblis gitu ke gue sambil menaikkan salah satu alisnya.
What?! It's not funny guys! Mereka udah kenal?"Ly, lo kenal dia?" bisik Micha.
"Anak SMA Ganesha," Jawab gue.
"Eits, lo bilang apa? Ganesha? Tau darimana lo?" tanya Galang. Ternyata suara gue kedengeran.
"Gue tau dari Lucky, adek gue, ga usah geer kalo gue stalk lu, ogah! Ga sudi!" balas gue ngegas.
"Liat aja nantinya, gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue!" teriaknya.
"Idih, ngimpi lo!"
"Gue duluan woi!" seru Galang lalu pergi.
"Apaan sih tu orang, ga jelas banget sumpah, udah geser otaknya! Apa perlu gue gaplok biar lurus?!" oceh gue. Sumpah, kesel banget.
"Iya ih, btw itu gebetan baru, Ly?"
"Gue sentil pankreas lo mau?"
"Weehhhh santay dong!"
"Gue baru kenal dia sehari, belagu nya minta ampun, hik."
"Anjir, dia deketin lo bikin ilfeel cuih!" balas Molla.
"Galang emang gitu, kalo deketin cewek langsung tudep," Jawab Marvel.
"Ya tapi ga gitu juga!" Nada bicara gue masih kebawa emosi.
"Ga usah ngegas ke gue juga dongo!"
"Terserah gue, ayok lanjut!"
"Iya iya, mau beli apa tuan Putri?" tanya Micha dengan badan yang sedikit membungkuk.
"Beli bebek-bebekan buat berenang," jawab gue asal.
"Aw lucu, ikutan beli juga!"
"Lucu gundulmu!"
"Humorku sebatas 'gundulmu' cukup kok," Balas Afran.
Beneran dah, ketawa Afran bikin nular alhasil kita semua ketawa gara-gara 'gundulmu'.Sebenernya sih, gue malu ketawa terbahak-bahak sampe keluarin air mata. Mana diliatin banyak orang.
"Aduh, udah udah, gue kesono dulu," Kata Micha sambil menunjuk ke arah selatan.
"Arep neng ndi, Cah Ayu?" tanya Afran menggunakan bahasa dan logat Jawa.
Gue menatap mata mereka satu persatu. Lagi-lagi kami ketawa lagi."Arep neng toilet mas, punten," sambung Micha.
"Ikotttt!!!" seru gue dan Molla bersamaan.
"Dasar cewek, kencing ae massal," sindir Marvel.
"Heh cowok, ngapain kencing sendiri-sendiri? Lagi marahan?"
"Cewek ngapain coba kalo ganti baju bareng-bareng, mau pamer?"
"Heh anjir! Iri bilang boss! Sekian, terimakasih, punten."
"Mangga, gue, Apran sama Argan ke lamtai tiga ye," ucap Marvel ke Molla.
"Oke."
Kita bertiga pun ketoilet.
Gue sih nemenin mereka aja, terus numpang foto dikaca kamar mandinya. Abis kaca mall sama kaca toilet rumah gue beda."Udah?" tanya gue saat Molla keluar.
"Udah gue mah, tinggal si Caca."
"Wess, ayok," ajak Micha.
"Kirain belom, kita langsung kelantai tiga nih?"
"Iya lah, masa mau ke parkiran, kan ga banget."
Kita bertiga akhirnya keatas, naik eskalator. Setelah nyampe dilantai tiga, kita langsung menemukan mereka.
"Tumben cepet, biasanya cewek tuh kalo dikamar mandi lama, yang ganti baju dulu, bersiin kamar mandi dulu, ghibah dulu, dan lain lain," Ujar Afran diselipi bacotannya.
"Ga semua kek gitu Babang Apran, mon maap aje."
"Oh ga semua, kirain sama."
"Gue kesana dulu," Kata Argan.
"Mau kemana, Kak? Butuh pengantar?" tanya gue sambil menawarkan.
"Ga, makasih."
Argan langsung pergi.
"Wahai para temen Ka Argan, gimana cara meluluhkan hati seorang raja es?" tanya gue ke Argan dan Marvel.
"Gimana ya ngomongnya, dia emang gitu sih, jelas-jelas kita yang bisa dibilang paling deket sama Argan aja masih cuek gitu," jelas Marvel.
"Iya, bener banget, gue sering dikacangin, padahal dikacangin itu sakit, sering ga didengerin kalo babang Apran cerita—"
"Cerita lo ga berfaedah si, makanya dia ga mau denger, kalo itu juga kita males!"
"APRAN BELOM SELESAI NGOMONG YA!" balas Afran dengan nada yang sedikit marah.
"Oke lanjut."
"Kan babang Apran jadi sedih kalo digituin sama Argan."
"Alay."
"Monyet, ga ada akhlak emang ye."
"Baru tau, Kak? Kalo Lolly ga ada akhlak?"
"Udah lama sih, cuma luapin nya sekarang aja."
"Sabar Lolly, sabarr huftt." Gue sok menenangkan diri.
"Ly, Hp lo bunyi tuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Novela JuvenilKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...