"Iya gue tempe, udah iyain aja, ntar gue anter!" Kata Lucky sambil senyum-senyum sendiri.
"Ish tai, ntar kalo ada ka Argan, terus dia liat, abis itu dia ilfeel gimana coba???"
"Lu mah otak nya kabur terus, kaga usah mikir gituan. Fokus aja lu mau jalan sama Galang. Lagian sejak dulu si Argan kan udah ilfeel sama lo!"
Buset punya adek gini banget ya, sabar banget gue mah.
"Ky, halaman luas tuh? Gue ambil clurit ye," Ucap gue.
"Santai dong, gue make kapak, ayok?"
"Tai ayam."
"Anget kalo masih baru," Lanjut Lucky.
"Jijik heh!"
"Gue udah pernah keinjek soalnya, lengket nya beh—"
"Iuhh! Pembahasan macam apa ini?!"
"Macam gini lah!"
"Gue mandi duluan," Kata gue mengalihkan pembicaraan.
"Iya gue juga mau mandi"
"Ketoprak nya belom abis tapi," Jawab gue sambil mengerucutkan bibir.
"Ya abisin dulu baru mandi lah pekok!"
"Lo tuh yang pekok!"
"Kok jadi gue sih??" Lucky merasa tak bersalah.
"Nye"
"Nye itu adalah kata yang digunakan kalo udah kalah debat, berarti gue menang uhuy!"
"Eits ga bisa gitu, yang menang harus gue!" Gue tak mau kalah.
"Lah kok lu?"
"Iya dong!"
"Hilih hilih."
"Lo bacot sama guling dulu, anggap aja gulingnya gue, gue mau mandi dulu, papayy!"
"Dih lu kira gue orang sarap? Gue mau mandi juga lah!"
"Sekalian bawa piring nya Dek," Jawab gue sambil cengengesan.
"Males!"
Tapi Lucky ngambil piring itu lalu dibawa ke dapur tempat cuci piring.
Pas balik gue tanya"Males tapi ngelakuin, gimana sih, apa mau mu?"
"Daripada Uky ga kerjain hayo?"
"Iya sih, ya udah mandi sono"
Selesai mandi, jam udah menunjukkan pukul 13.20. Sambil nunggu, gue makanin jajan yang ada di lemari jajan gue.
* * *
"Lu duduk sini aja Kak, ntar pas break aku kenalin," Ujar Lucky sambil memainkan rambutnya.
"Gue? Sendirian?"
"Ntar ada cewek dateng"
"Sapa tuh?"
"Ceweknya Rey," Jawab Lucky.
"Oalah oke oke"
Kalo sendirian gini enaknya ngapain ya? Ya kali gue gila-gilaan disini, disangka orang gila beneran gue yang ada.
Anginnya terlalu silir buat gue yang gampang tidur.Gabut banget anjir!
Kaga ada temen, pengen telfon Molla kalo ga Micha, tapi ga ada kuota, ada sih tapi kritis.Dah lah Lucky emang genit minta diliatin sama cewek cantik.
"Hoi!" seru Lucky.
"Naon?" tanya gue.
"Cewek si Rey kaga jadi dateng?"
"Nggak tuh, padahal dari tadi udah gue tungguin."
"Duh cewek gue mana yak?"
"Lah kata lu tadi ceweknya si Rey!"
"Lu inget SCTV?"
"Satu untuk semua?"
"Nah itu!"
Seketika otak gue memuter 180°. Loading nya lama banget dah.
"OALAH ANJIR!"
"Hehew, ayok dah balik, cape gue," Ajak Lucky.
"Udahan lu mainnya?"
"Udah lah, lu kan mau ngedate sama Galang, haha!"
"Arghhh... Ih kesel loh!" seru gue sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lucky.
"Idih, napa lu? Sehat?"
"Kagaaa!"
"Eh Ky," Panggil seseorang tak dikenal.
"Iyo Vin!"
"Siapa nih?" tanya orang itu.
"Lolly, kakak gue bre," Jawab Lucky.
Huh, syukurlah, Lucky masih menganggap gue sebagai kakaknya."Anjay gue kira pacar lo, ya udah gue duluan Ky!"
"Yeu, sembarang aja sia kalo ngomong, hati-hati Vin," Balas Lucky.
"Yoi!"
"Tadi itu siapa?" tanya gue.
"Arvin"
"Oalah, ya udah ayok! Ngantuk berat nih gue!" desak gue.
"Dasar, kebo!" sindir Lucky.
"Badak aja gimana?"
"Gue mau nya kebo gimana dong?"
"Ya udah sapi aja, kan masih satu darah gituu ya kan..."
"Gak usah nawar-nawar ye, nggak bisa ditawar dan nggak diobral!"
"Lu kira jualan baju?" tanya gue sambil make helm.
"Iya, abis lu nya nawar-nawar gitu, kira cuci gudang kali gue."
"Ayok cepetan, tempat tidur gue udah rindu!"
"Rindu your eyes!"
Lucky langsung melajukan motornya dengan sangat kencang.
Buset serasa mau ikut melayang bersama angin aja gue. Inilah resiko badan kayak lidi."Ky, kita mau ke rumah ya bukan ke rumah duka!" seru gue.
"Ya iya lah siapa bilang mau kesana??"
"Hah?" Gue ga ngedenger omongan Lucky.
"Apaan???"
"Dih, pelan-pelan aja Ky!"
"Apa? Ga denger njir!"
"Budeg lo!"
"Hah?"
"Bodo!"
"Ga denger seriusan gue, denging ngineng ngineng yang ada!"
"Iya udah jalan aja"
"Ya"
Kalo naik motor terus ngobrol, "Hah" adalah kata yang sangat tepat digunakan. Karena emang ga denger woy!
Seperti biasa gue buka pintu gerbang dulu. Gue cuci kaki, dan cuci tangan terus langsung lari ke kamar dan rebahan. Nyalain AC juga biar ga mandi air keringet. Gue pejemin mata terus terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...