Sesampainya dikantin, gue hanya memesan es teh dan beberapa jajanan ringan. Sambil memperhatikan siswa/i yang berdatangan kekantin.
Gue pun bertanya pada Micha karena Molla masih antri membeli nasi goreng.
"Ca, kok, Ka Argan, ga keliatan ya?"
"Cih, mana gue tau," jawabnya sambil menyeruput es jeruk yang ada dihadapannya.
"Hmm, kirain tempe."
"Tinggalin aja, Ly, daripada lo sakit sendiri nantinya."
"Nggak, Ca, perjuangan tidak mengkhianati hasil!" Ucap gue.
"Tetep, Ly, kalo dia ga mau, ya, lo ga bisa paksa." Lagi-lagi Micha tetap menasihatiku.
"Dia pasti mau sama gue," jawab gue percaya diri.
"Serah lo dah, gue udah berkali-kali ingetin lo."
"Hehe."
"Ly, gue nanti mau kerumah lo," kata Molla yang baru saja datang.
"Ngapain?"
"Numpang berak."
"Oh wc rumah lo mampet?"
"Bukan lah dodol, gue mau main," jawabnya sambil mendorong badan gue.
"Santai, bilang dong, tapi ortu gue lagi pergi keluar kota," jelas gue.
"Yah, ga ada yang bisa diajak konser," balas Micha lesu.
"Asli," Molla menimpali.
"Haha, nginep aja, dibolehin kok."
"Beneran?"
"Iya."
"Okee, nanti jam 5an gue ketempat lo."
"Ikutttt!!!" Seru Micha.
"Sip, rame."
×××
S
etelah jam pelajaran berakhir, Lucky menghampiri gue.
"Kak, nanti Geo sama Keneth mau main kerumah," ucapnya.
"Micha dan Molla juga."
"Bagus lah, skuy cari jajan!" Ajaknya.
"Pake duit lo?"
"Iya."
"Oke."
Gue dan Lucky pun ke minimarket. Beli jajanan, susu, es krim, dan semua yang bikin kenyang pokoknya.
Tak lupa membeli martabak. Martabak rasa coklat keju itu Surga dunia banget woi! Apalagi makannya bareng Ka Argan, hadeh, udah deh.
×××
"Ly, Lolly!" Terdengar suara cewek didepan rumah. Dan gue menyadarinya.
"Iya, bentar," jawab gue.
Gue pun keluar dan membukakan pintu."Akhirnya setelah sekian lama, gue bisa nginep tempat lo juga," kata Micha sambil memandangi seisi rumah.
"Gue mah udah pernah 2 kali, ya ga, Ly."
"Hooh."
Lucky berjalan menuruni tangga lalu menghampiri kami.
"Hai Ka Cha, Ka La!" Sapanya.
"Hai, Ky, mau kemana?" Tanya Molla.
"Jemput temen, Kak."
"Oh iya, hati-hati."
"Hati-hati dul," ucap gue.
"Iyo."
"Ayok lah, keatas," ajak gue.
"Yok."
Setelah udah dikamar, kami curhat tentang segala hal yang belum kami ceritakan.
"Ih masa gitu sih, Surti," kata Micha menanggapi cerita Molla.
"Emang gitu, Paijem," balas Molla.
"Tapi ga pantes si Jalela digituin Saipul," sambung gue.
"Heh markonah! Ya pantes lah!"
"Woy sakinah, ga pantes!"
"Et dah nama gue bagus-bagus Molla diganti Sakinah," kata Molla sambil mengkerucutkan bibirnya.
"Wei! Painah, Sukarti! Bisa diem kaga?!" Seru Micha.
"Lu juga, Nem."
"Eh La, La," panggil Micha ke Molla.
"Naon?"
"Masa kakak lo yang namanya siapa tuh?" Tanya Micha balik.
"Marvel?"
"Nah iya, itu baik banget anjir."
"Baik darimananya? Sama gue ga pernah baik, pernah sih, kadang tapi."
"Iya, dia yang balikin mood gue waktu gue di bully gara-gara salah masuk kelas," kata Micha yang membuat kami berdua naik darah.
"KELAS MANA NJIR?!"
"Gue lupa, pokok nya anak-anak nakal isinya."
"Astaga napa lo ga bilang sih? Kenapa lo baru bilang sekarang? Kan ga bisa di interogasi," kata gue.
"Hehe, ga papa sih."
"Lanjut!"
"Nah kan gue nangis tuh ditaman, trus Ka Marvel dateng, dia ajak gue ke rooftop. Awalnya gue gamau, tapi akhirnya gue iyain ajakan dia. Lewat deh satu jam pelajaran," Lanjutnya sambil nyengir tak berdosa.
"Pantes lo ga ada njir."
"Ilang ditelen Pluto," jawabku asal.
"Anjay."
"Eh, nyalain TV nya, Ly, nonton kita."
"Iya bentar."
Cetek!
Bunyi suara terminal listrik yang gue teken tombol on off nya.
"Sip nyala," kata Micha.
Kami bertiga pun menonton film Walt disney. Takku perdulikan apa yang terjadi dibawah dengan Lucky, Geo dan Ken.
Saat lagi asik-asiknya nonton,
Drrtttt
Hp gue bergetar.
Gue lihat dilayar ponsel, tertera tulisan "Adekk" yang berarti itu adalah Lucky.
Gue pun mengangkatnya."Napa? Kek jauh aja dari bawah ke atas, udah kayak dari Sabang sampe Merauke," icap gue membuka pembicaraan.
"Gue lagi disekolah," jawabnya.
"Hah?! Ngapain lo?! Gila, ini udah jam 7 malem, Ky!" Seru gue. Mungkin Molla dan Micha mendengarnya.
"Ada hal penting, dan gue ga tau balik jam berapa."
"Ky, lo jangan bikin gue khawatir deh!"
"Gue bisa jaga diri kok, lagian bentar doang."
"Ky, gua susul lo!"
"Susul aja, emang kaga kedengeran apa suara gue dari dapur?" Tanyanya sambil tertawa. Jadi gue di prank?! Adek gak ada adab emang.
"Lucky!!!" Teriak gue, sampe urat gue nampak dipermukaan kulit.
"Kenapa, Ly?"
"Lucky kenapa?"
"Dia ga papa kok."
"Lah terus tadi?"
Ternyata sedari tadi mereka mendengar obrolan gue."Dia bohongin gue."
×××
Hallo selamat siang semua...
Gimana kabar kalian?
Cie yang nungguin Lolly, wkk:vVote, komen, dan sahre ya!
Lov semua😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...