"Pagi ku cerah ku matahari bersinar!!" seru gue saat masuk kelas sambil lompat-lompat.
"Ku gendong tas biru ku, di pundak," sambung Micha.
"Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu!"
"Didepan kelas ku, menantikan kami!"
"Eakkk, pagi para makhluk dajjal!" teriak gue.
Emang udah biasa tinggal di hutan jadi kelakuan nya kayak gini, jadi maafin ya.
"Lo juga kan dajjal," Jawab Radit.
"Siapa bilang? Orang gue malaikat gini dibilang dajjal!"
"Ya Allah sembuhkan lah teman hamba ya Allah," Ucap Radit, dengan tangan yang mengadah ke atas.
"Gue sakit apa?"
"SETRESS!"
"Anjip, ga ada akhlak emang lo, keturunan dajjal!"
"Lolly, maafin, gue ngakak," Kata Molla sambil ketawa
"Gue juga, Ly," sambung Micha.
"Kit ati gue, emang otak kalian udah pada pindah hiks"
"Bacod!"
Teng... Teng... Teng....
"Eh anjrit, hari ini apel sekolah?!" Niken bertanya dengan nada kaget.
"Iya emang kenapa?"
"Gue lupa bawa topi! Aish kambing lah!"
Udah ga asing kalo Niken dihukum.
"Mampus kau, Ken, baris paling belakang aja kalo nggak di tengah!" jawab Molla.
"Molla, you know mata Bu Jubaedah kan?"
"Bu Jubaedah saha anying?"
"Itu lah pokoknya!"
"Ya udeh, selamat menikmati pancaran matahari yang dingin ya, Ken!"
"Dingin pala lo!"
Kami pun langsung berbaris di lapangan.
Mata gue tetep fokus kedepan karena mencari di mana batang hidung Ka Argan berada. Di liat-liat di kelasnya, tapi kok nggak ada ya? Apa dia nggak masuk? atau telat? Mana mungkin Ka Argan telat Impossible banget tapi kok dia enggak ada ya..."Shhtt shtt shtt, Ly, huyy," Bisik Molla.
"Apa?" jawab gue.
"Gue laper banget, udah konser cacing gue, mana jelek suaranya!" oceh Molla.
"Bolol, sabar aja dulu dah," Gue berusaha tetap berbicara kecil.
"Ga tahan, wangi nasi goreng Bu Surti udah kecium sampe sini gila!"
"Yok ke kantin aja," Ajak Micha.
Bego banget temen-temen gue.
"Molla, Micha, Lolly, ngapain itu?" Tegur salah satu guru.
"Yes, malu."
"Satu kata buat kita," Kata Molla.
"Apa tuh?"
"Mampus."
"Iya njir, kualat, kaget gue!"
"Gue kan tapi ga ikut-ikutan anjir, kok di panggil sih!" ketus gue.
"Ye tapi lu ngeladenin gue ngomong juga kan? Berarti lu ngikut!"
"Hey bisa diam gak?!"
Udahlah rasanya pengen langsung menghilang dari sini. Malu anjir satu sekolahan langsung natap ke kelas kita karena kita barisnya agak kebelakang.
"Gue pengen taro muka dipantat aja biar ga keliatan," Ujar Molla.
"Shutttt diem La!"
Akhirnya upacara selesai. Lift rame tangga juga rame jadi kita nunggu dulu sampai sepi.
"Heyooo!! Wasap! Kembali lagi dengan Babang Apran, seorang kembaran Shawn Mendes!" seru Afran yang udah ada di hadapan kami.
"Mau apa hmm??" tanya gue.
"Mau disayang asek, bercanda tai, baper gue pukul, yang bener, mau di sanjung!" jawab Afran.
"Ogah gue, udah lah ayok!"
"Ett mau kemana?? Masih juga istirahat!"
"Ka Afran gue laper!"
"Ga usah ngegas juga dong, emang Apran bapak lo?"
"CEPETAN LAH!"
"Iya ayok!"
Kami langsung ninggalin Kak Afran. Beneran deh tuh manusia dulu mak nya ngidam apa ya kok jadinya kayak gitu.
"Molla gue mie ayam satu ye!" pesen gue ke Molla, karena dia lagi mesen, jadi sekalian.
"Duitnya? Mana?"
"Ntar di kelas gue ganti ya."
"Ya"
"Eh, Ly, kok gue ga liat si Key ya? Dia masuk ga ya?" tanya Micha.
"Iya kayaknya, tumbenan aja, coba tanya temen sekelasnya," suruh gue.
"Lo aja," lempar Micha.
"Not not!" panggil gue ke Arnot, temen Key.
"Apa Ly?"
"Key kemana? Kaga keliatan orangnya?" tanya gue.
"Kata dia sih kemaren sakit, maka nya ga masuk."
"Sakit apa, Not?"
"Badannya panas sama maag nya kambuh gitu sih."
"Oalah oke, thank's ya Not!"
"Oke"
"Nanti jenguk yok!" ucap Micha bersemangat.
"Emang papa nya bolehin? Waktu itu aja kita udah kayak ayam di usirnya."
"Iya sih, ya tapi Key kan bebep kita juga, masa tega sihh."
"Ya nggak, bukan tega, cuma papa nya itu heh!"
"Ya udah ntar gue chat si Key dah," jawab Micha.
"Ini Ly, sawi nya abis kata Ibu," Molla memberi gue semangkok mie ayam.
"Yah padahal tu bagian yang paling enak, ya udah lah gapapa, makasih ya Moll," Kata gue.
"Yap, kembali kasih!"
"Aw kasihnya dibalikin, baper nih"
"Em emang debes banget nih nasi goreng, ga ada lawan!"
"Potong aja terus percakapannya, kit ati gue," Gue merengek.
"Utututu, cup cup cup sayangg..."
"Gue serasa anak kecil yang lagi nangis dah haha!"
"Ah iya, jadi kangen gue, pengen ngulang lagi," balas Molla.
"Sama, sekarang udah gede, pusing tugas, cinta-cintaan, yang bikin kecewa atau sakit hati, hadehh..."
"Tapi, masa kita mau kecil terus kan ga mungkin guys, yang ada kurcaci!"
"Nah maka dari itu..."
"Kita harus bersyukur aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...