Lolly 21

25 3 0
                                    

"Kak, udah jam 6," ucap Lucky dari luar.

"Hah?!"

Gue langsung mandi, gosok gigi, terus andukan. Make baju yang ga alay kayak jamet kuproy, haha. Gue make celana jeans, terus dilututnya sobek gitu loh.

Abis itu pake baju kaos warna hitam, dan gue pake hoodie.

"Skuy?"

"Bentar gue tanya Galang dulu, jadi jam berapa."

"Oke"

Gue langsung buka Whatsapp abis itu ke opsi chat Ka Galang.

:Lolly Kyud
P

Ka Galang:
Apa cantik?

:Lolly Kyud
Cot, jam brp?

Ka Galang:
Lha beneran nih?:v
Jam 7 yaa

:Lolly Kyud
Y

Ka Galang:
Ga ush cuek² lo bukan selebgram.

Lolly Kyud
Tai

Ka Galang:
Haha, canda Ly.

Gue baca aja dah, males ngurusin orang gituan. Kaga dapet duit juga.

"Jam berapa?" tanya Lucky.

"Jam 7 malam, waktu Indonesia Barat," Jawab gue.

"Oke, gue ngegame bentar ya"

"Ga usah, ntar yang ada ga jadi!"

"Kok lu pengen ketemu Galang banget kayaknya?" tebak Lucky.

"Gue cuma pengen ke taman, udah lama gue gak kesana," balas gue cuek.

"Udah, gue tau lo boong, jujur aja deh, lo suka kan sama Galang?"

"Sengklek lo ye, gue cuma suka sama Argan, udah!"

"Iya dah, ngambek nanti"

Gue diemin. Demi apa, kuping gue panas kalo denger nama Galang.

Jam 7 pas. Lucky langsung menancap gas motornya.

"Sampe euy, semoga sukses, jangan lupa pj nya ya neng, bhahahaha," Lucky langsung tertawa puas.
Pj itu pajak Jadian ya.

"Gue gebuk lu."

"Nih gebuk ae!"

Bugghh...
Akhirnya gue gebuk punggungnya. Maafkan kakak mu ini dek, maka nya jangan sok.

"Beh damage nya bukan maen!" teriak Lucky, gue tau banget dia pasti kesakitan, soalnya tangan gue kan pedes.

"Enak hm?"

"Enak, rasa cokelat keju, pake kacang jadi spesial gitu."

"Mau lagi?"

"Ga usah Kak, makasih, baik banget deh uhh," Tolaknya. Iya lah, siapa sih yang mau digebuk.

"Jangan alay plis."

"Kayak lu ga alay aja hikk"

Saat kami lagi bercanda seseorang lelaki menghampiri kami.

"Hey, Ly, Ky, ayok masuk," Ajak nya.

"Ah gue nunggu diluar aja lah, ntar ada temen gue jugaa," Jawab Lucky

Buset buset dia Galang.
Lolly please nggak boleh oleng nggak boleh oleng. Tapi, dia ganteng banget fak. Tenaga gue kayak hilang gila, ga kuat berdiri ya Allah.

Oke tenang, jangan kaya orang yang belum pernah ketemu cogan. Gue ikutin langkah kakinya dari belakang.

Oh iya, FYI, taman disini tuh ada dua bagian, ada bagian yang di dalem ruangan, ada juga yang diluar ruangan.

"Mau makan sama minum apa?" tanya nya.

Please Lolly, lo ga boleh berpaling. Ada Argan dilubuk hati lo yang paling dalam.

"Gue kopi moccachino aja deh," Jawab gue.

"Okey, makan nya?"

"Ga usah, gue udah kenyang."

"Serius nih? Biar sekalian gue pesenin?" dia masih menawarkan.

"Iya serius"

"Ya udah oke, tunggu ya"

Di sini tuh banyak yang jualan gitu makanya banyak yang nongkrong. Mulai dari kalangan anak muda sampai orang dewasa.

"Nih kopi nya," Ucap Galang sambil menyodorkan segelas kopi moccachino.

"Makasih."

"Iya sans aja."

Setelah hening beberapa saat, terdengar suara Galang.

"Ly?" panggil Galang.

"Iya kenapa?"

"Gue langsung to the point, ga suka basa basi," Lanjutnya.

"Iya."

"Gue suka sama lo, dan gue mau lo jadi pacar gue," Kata Galang.

"Hah?! Yah, mana ada orang ganteng suka sama orang lusuh kayak gue gini, haha."

Eh anjir, apa gue bilang? Orang ganteng? Aduh pasti tu anak ke-pede-an tingkat Merkurius dah tu.

"Gue serius Ly, lo mau jadi pacar gue?"

"Maaf ya Kak Galang, gue ga bisa," Jawab gue.

"Kenapa? Lu ga suka sama gue? Atau lu udah punya pacar?" Galang penasaran banget sih.

"Gue punya seseorang, tapi bukan pacar dan gue sedang mengejarnya," balas gue.

"Kodrat wanita itu dikejar bukan mengejar."

"Suka-suka gue lah mau gimana jadinya."

"Tapi Ly-"

"Udah Kak, gue pamit ya, ini duit buat bayar kopinya, malam."

"Ly, tunggu!" seru Galang.

"Kenapa? Masih kurang? Nih gue tambahin."

Gue langsung keluar menuju motor Lucky.

"Udah?" tanya Lucky.

"Ayok cepet pulang!" desak gue.

"Loh?"

"Loh lah loh, cepetan! Kalo lama gue turun!" ancam gue.

"Eh iya iya tunggu."

Lucky menyalakan motornya, kemudian keluar dari kawasan taman itu, dan berjalan ke jalan utama.

"Emang kenapa sih?" Lucky bertanya saat di tengah perjalanan.

"Ga apa-apa."

"Ga papa itu pasti ada apa-apa, cerita sama Uky sini." Lucky menjadi sosok yang buat gue nyaman bercerita, namun sekarang ga bisa.

"Gue ga papa Lucky!" tegas gue.

"Oke oke, gue ga bisa maksa lu buat cerita, lu tenangin diri aja dulu, maaf."

"Gue yang minta maaf," sambung gue karena merasa bersalah.

"Kenapa? Kan kakak ga salah?"

"Salah kok."

"Iya deh"

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang