Lolly (Nine)

38 9 5
                                    

Gue pun ngebangunin Molla, karena Molla yang paling deket sama gue.

"La, La," panggil gue sambil menepuk-nepuk pundaknya.

"Paan sih, Ly, masih ngantuk gue," jawabnya dengan mata yang masih tertutup.

"Gue liat sesuatu njir."

"Halah, ngantuk lo, tidur lagi sono, jan halusi nasi deh."

Ah mungkin benar apa yang dibilang Molla. Gue pun memaksa diri untuk tidur lagi.

Tapi, keringat gue mulai bercucuran. Padahal AC dikamar gue masih nyala dan itu dingin. Ada apa dengan gue? Jantung gue berdebar sangat hebat.

"La, gue takut," ucap gue sambil gemeteran.

Tidak ada jawaban sama sekali. Ya, dia kalau tidur memang ga bisa diganggu.

Benar, saat ini gue ngerasa ada yang ga enak. Pikiran gue kemana-mana.

Gue pun mencoba terus untuk tidur. Dan akhirnya bisa, walaupun sudah ada beberapa tetes air mata yang jatuh.

×××

"Ly, bangun," ucap Micha.

"Iya."

"Lo kenapa? Badan lo panas banget."

"Nggak kenapa-napa."

"Apa lo ga sekolah hari ini?"

"Ga, gue mau sekolah, lagian cuma panas doang," kata gue meremehkan.

"Tadi lo kenapa sih? Takut banget kayaknya," sambung Molla mengingat kejadian subuh tadi.

"Lupain."

"Iya."

"Kalian udah mandi?" Tanya Gue.

"Baru gue, Molla belom," jawab Micha.

"Duluan gih, La."

"Oke."

Setelah seabad nungguin Molla mandi, akhirnya selesai juga.

"Mandi apa pergi ke antartika, Mbak?" Sindir gue.

"Makan."

"Anjir, dah lah gue mandi ya!"

"Iya."

Gue pun mandi.

Saat andukan, lagi-lagi gue merasa ada yang memperhatikan gue.

"Halo, jangan ganggu gue plis!" Teriak gue.

"Ly, keluar cepetan!" Seru Micha.

Gue pun bergegas keluar dari kamar mandi.

"Kenapa, Ly? Apa karna lo badannya panas? Jadi lo halusi nasi terus?"

"Nggak kok, Ca," jawab gue. Tetapi perasaan gue tetep ga enak.

"Muka lo pucet banget, Ly, beneran," kata Molla dengan muka prihatinnya.

"Lo ga usah sekolah dulu ya?"

"Ga ga, gue harus sekolah!"

"Ya udah, ayok sarapan," ajak Molla.

"Yuk."

"Muka lu pucet amat Kak? Kek anak kecil yang sore-sore mau maen," ledek Lucky.

"Lagi sakit dia," Jawab Molla.

"Anjay, kakak gue bisa sakit juga ternyata."

"Namanya manusia."

"Iyee Ka Cacaa marica hey hey!"

"Gue sleding lo, Ky!"

"Ampunn, nyaii!"

"Ngakak asli!"

Gue senyum-senyum aja liat mereka. Kita pun berangkat bareng. Jalan kaki, iya, biar sehat, kuat, dan terhindar dari penyakit, tapi boong.

"Lolly, semangat dong, lesu amat, gue sedih liat nya," kata Micha ditengah perjalanan.

"Iya iya," jawab gue sekenanya.

"Senyum dulu dong!"

"Nih nih," balas gue lalu senyum.

"Nah kan enak liatnya!"

"Kok gue masih laper ya, Kak?" Tanya Lucky.

"Perut lo kan karung beras!" Balas Molla.

"Santay dong, Kak, kan aku tanya pelan-pelan, kok di gas."

"Rem nya blong, kek hati lo!"

"Buka mata, lihat dirimu!"

"Tai lo ya, awas aja!"

"Iya awas nih."

"Lucky, jangan buat naik darah deh!" Seru Molla.

"Nananananaaa~" Ejek Lucky, dengan bernada.

Bughh

Sebuah layangan tangan yang tepat di punggung Lucky. Sepertinya enak.

"KA MOLLA SAKIT!" Rintih Lucky.

"Kapok! Makanya jangan main-main sama gue!" Jawab Molla sinis.

"Gelut aja teross," sambung Micha.

"Eh, Ka Caca," ucap Lucky sambil nyengir.

"Eh, Lucky, kok bacot baget ya hari ini? Mulut nya lagi dol apa gimana?" Tanya Micha dengan kata-kata yang menusuk hati, jiwa, dan raga.

"Dah lah, males gue," ucap Lucky.

"Baperan hikk."

"NGOMONG DIBILANG BACOT, DIEM DIBILANG BAPERAN, MAUNYA APA?" Tanya Lucky dengan uratnya yang nampak dipermukaan kulit.

"Bisa lembut ga ngomongnya? Pekak kuping gue!"

"Dah ah cape, malesin."

"Haha."

10 menit lagi, bell disekolah kami berbunyi. Untung saja kami sudah sampai.

"Pagi Pak Bomm!" Seru Lucky menyapa Pak Bom-bom.

"Pagi juga," sahut Pak Bom-bom.

"Heyoooo!!! Apa kabar adek nya kakak yang manis-manis dan kece ini?" Tanya Afran yang tiba-tiba muncul dihadapan kami.

"Adek? Sejak kapan gue jadi adek lo?" Tanya Micha.

"Sejak dulu."

"Gue ga ada waktu Ka Pran, gue duluan!" Teriak Lucky lalu berlari menuju kelasnya.

"Masih inget gue kan? Iya, babang Apran, kembaran Shawn Mendes," katanya lalu tersenyum.

"Emang Shawn Mendes anggep lu ada? Lu brojol aja dia ga tau!" Balas Molla.

"Buset dah, pada galak amat sih! Ga suka bilang dong!"

"Ka Afran, kami ga suka, dah ya!" Kata Micha lalu menarik tangan kami berdua untuk pergi.

"Ya bukan gitu konsepnya, Maimunah!" Teriak Afran.

Ada ngakak nya juga sih punya kakak kelas yang segitu jail dan segitu halunya, haha.

×××

Hallo selamat malam, bertemu lagi dengan Lolly wkk.
Gimana Lolly double up? Seneng gak?

Vote, komen, dan sahre ya!

Makasih banyak😍

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang