Lolly 29

24 3 0
                                    

"Gimana pulang bareng ayang beb nya tadi?" tanya Lucky dengan cengengesan yang khas dari mulutnya.

"Ayang beb gundul mu!" Gue sok marah gitu terus buang muka.

"Lu marah? Ya maap geh, kan lumayan di kasih 50k!" jawab Lucky sambil mendorong pelan pundak gue.

"Lu dibayar sama dia? Biar gue bisa pulang bareng dia? Bego lu!"

"Oke, maaf, tapi adik mana yang mau kalau kakaknya salah milih cowok? Ga ada kan? Dan gue ngerasa cocok kalau lo sama Galang! Galang itu baik ga kayak Argan!" ucap Lucky dengan nada sedikit marah.

Gue hanya diam mencermati ucapan Lucky. Ternyata dibalik ini semua, Lucky punya niat baik sama gue.

Tapi, gue masih belum bisa ngelupain Argan dengan cepat!
Dia dia orang yang gue sukain paling tulus dan paling lama.
Haruskah gue berpindah hati?

"Kak, dalam waktu dekat, lo mau di tembak lagi sama Ka Galang, lo terima ya?" Kata Lucky.

"Gimana mau nerima Ky, gue ga paham sama perasaan gue sendiri."

"Lo lupain Argan!"

"Ga segampang itu Ky!"

"Iya gue tau, tapi coba lu nerima orang yang tulus sama lo Kak..." Lucky menasihati.

"Gue nggak bisa Argan itu orang kelas atas! Anak yang punya sekolah Kak, digebet kurang lebih 500 siswi yang ada dalam sekolah belum yang di luar sekolah. Lagipula banyak yang lebih baik dari lo Kak..."

Jleb, serasa hati gue ditusuk.

"Iya gue tau kok, gue emang gak sebanding mereka," Jawab gue

"Eh bukan maksud ngerendahin lu Kak!"

"Gue udah ngerti kata-kata Lo, ga usah dikasih tau juga gue udah tau."

"Heem, jadi gimana?"

"Besok gue akan ngomong sama Ka Argan dan keluarin unek-unek gue yang ada dalem kepala."

"Oke, besok Uky temenin."

"Lo ga usah ikut campur urusan orang dewasa deh," Ledek gue.

"Iya sih yang udah tue!"

"Bangke, ga gituu!"

"Hahahaha iya gue oncom kokk!"

* * *

Keesokan pagi nya, seperti biasa, gue berangkat bareng Lucky ke sekolah. Mempersiapkan diri untuk menghadap seorang es batu.

Hari ini gue lebih diam dibanding biasanya. Iya lah, biasanya gue udah kayak banteng keliaran.

"Lama banget istirahat woy elahh!!" dumel gue.

"Sabar aja napa, tungguin, ntar lagi kelar!" balas Nichol.

"Sewot lu!"

Setelah lama menunggu yang tak pasti, akhirnya istirahat juga.

Gue langsung mencari keberadaan Ka Argan. Sendirian.

"Kak..." Panggil gue saat melihat Argan bersama Marvel dan Argan di tangga.

"Ha?" jawab nya cuek. Biasanya juga ga bales.

"Lolly mau ngomong, tapi ga disini," Ucap gue ragu.

"Apaan dah? Cepetan!"

"Ga bisa disini Kak."

"Halah ribet amat sih! Cepet kebelakang sekolah!" kata Argan dengan nada keras.

Gue jalan duluan didepan Argan menuju ke belakang.

"Mau apa lo? Buruan!"

"Gue mau keluarin semua yang ada di pikiran Lolly Kak, gue suka sama Kakak!"

"Dah tau, cewe mana sih yang ga suka sama gue?" tanya nya pada diri sendiri dengan sombong.

"Tapi Kakak bisa ngehargain Lolly gak?"

"Jelas tidak! Kenapa? Mau marah?"

"Tanpa lo sadari, lo udah nyakitin hati gue kak!" Bentak gue sambil menahan tangis.

"Ya itu sebuah resiko yang harus lo ambil karna lo suka sama gue!" Balasnya dengan sebuah bentakan juga.

"Emang ga mikir lo ya, Kak!"

"Maksud lu apa? Kalo emang gue ga mau sama lo, ya udah, jangan maksa!"
Gue terlarut dalam isak tangis. Gue menunduk.

"Sakit? Iya sakit? Itu juga gue rasain Ly, waktu lo deketin gue dan gebetan gue menjauh dari gue!" ucapnya dengan nada tinggi. Jelas, kata-kata itu langsung menusuk dada ku hingga sesak.

"Gue tau kak, tau banget, tapi kakak ga pernah tau apa yang gue rasain sekarang," Balas gue sambil meneteskan air mata.

"Emang gue ga tau, dan gue ga mau tau!"

"Gue bakal buat lo nyesel, Kak," Ucap gue lalu pergi.

Gue berlari menelusuri koridor sekolah sambil mengusap air mata gue yang sedari tadi deras mengalir.

Brukkk

"Maaf," Ujar gue. Gue ga ngeliat siapa orangnya.

"Kak, lo kenapa? Kok nangis?" Suara Lucky terdengar di telinga gue.
Sial, kenapa harus Lucky!

"Ga papa kok, gue cuma kelilipan tadi," Jawab gue menutupi.

"Bohong, hidung lo merah, ga biasanya lo kayak gini, lo diapain sama Argan?"

"Ga di apa-apain Dek..."

"Jujur Kak! Gue bakal datengin Argan sekarang!"

"Ga usah Ky, gue ga di apa-apain, gue aja yang terlalu melow."

"Lo di katain? lo di bentak?" tanya Lucky sambil mengguncangkan kedua pundak gue.

"Ngga kok..."

"Kak, gue ga bisa liat lo gini terus, lo ke kelas sekarang, biar gue yang urus sama Galang."

"Dek, jangan bawa Galang!"

"Udah Kak, lo tenang aja, ga bakal terjadi apa-apa..." Lucky berusaha menenangkan gue.

"Dia yang punya sekolah, nanti kalo lo di keluarin gimana? Lo harus mikir kesitu!"

"Lo naik, lo ke kelas udah!"

Gue cuman bisa nurutin kata-kata Lucky, karena nanti kalau marah urusannya makin berabe.

Gue masuk ke kelas dengan hidung yang masih terisak. Micha dan Molla segera menghampiri gue.

"Ly, lo kenapa?" tanya Micha.

"Gue gapapa kokk."

"Kalo lo gini biasanya ada apa-apa!"

"Iya bener tuh!"

"Cerita Ly, kita sahabat lo..."

"Gue tadi ngeluarin semua unek-unek gue ke Ka Argan..."

"Terus? Respon nya?"

"Gue malah di bentak, gue dimarahin pake kata-kata tajem nya," Gue tersenyum paksa.

"Ya Allah! Lo ngapa ga bilang kita dari tadi?!"

"Ga papa kok, Lolly kuat."

"Bukan masalah kuat ga kuat Ly! Ini tentang hati lo!" Molla seperti marah.

"Iya maafin gue..."

"Lo lupain Argan, lo terima Galang!"

"Ga secepet itu Cha, susah, udah lengket."

Gue memandang kosong ke depan.

"Iya gue tau susah, tapi lo harus lupain dia!"

"Iya..."

Lolly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang