Part 16~
"Kenapa, Ky?" tanya gue saat melihat bahwa yang menelfon itu Lucky.
"Lo dimana, Kak?"
"Di Mall, kenapa?"
"Anjing lah, ga ngajak deng!"
"Ngegas mulu lu!"
"Ga ngegas ga idup, slogan baru ekan, bagus."
"Eleh, ya udah cepetan sini!"
"Otw! Jangan hilang ya kalian!"
"Ilang kemana njir? Ya ngga mungkin lah!"
"Kali aja dihisap Pluto," ucapnya sambil terkekeh kecil.
"Pluto sikilmu! Udah, hati-hati, jan ngebut-ngebut!"
"Mana sempat keburu ngebut."
"Heem mana sempat... HEH!"
"RIP kuping gue! Dah matiin."
"Lu aja yang matiin," balas gue.
"Lu aja Kak, gue mau sekalian idupin motor."
"Ya Allah, tinggal pencet doang kok susah toh!"
Sambungan terputus. Bawaannya emosi mulu gue, padahal ga lagi pms juga.
"Emang ya, Muzema fam's suka ngegas," Kata Micha yang diikuti anggukan dari kepala Molla.
"Orang tua gue nggak, kakek nenek gue juga nggak, terus buyut gue juga nggak tuh..." Jawab gue.
"Gini gini, biasanya sifat anak itu berasal dari perpaduan sifat ibu dan ayah nya, atau turunan gitu lah, orang tua lu kalem, lu sama adek lu tukang ngegas, udah lah, kalian tuh lahir dari pohon pisang," Ucap Afran panjang kali lebar kali tinggi lalu berlari sambil ketawa.
"Anjerrrr!! Ga ada adab emang ye jadi manusia! Jangan lari lo, Kak!" seru gue.
"Bacod, ahahaha!"
Tiba-tiba disela lari, datanglah seorang Lucky, sambil merapikan rambutnya. Menggunakan hoodie warna hitam bergambar orang ngerokok ditengahnya, celana warna cream, dan sepatu sport santai gitu.
Untung adek gue, kalo bukan, udah gue jadiin tuh... Iya gue jadiin adek angkat. Ya kali gue gebet, gue udah ada Babang Argan, ahak.
"Eh ci-Lucky-ba," Ledek Afran.
"Ciluk ba itu, Kakk." Micha membenarkan kata-kata yang diucapkan Afran.
"Sesuka hati kembaran Shawn Mendes dong!"
"Heem iyain, biar cepet, secepet kereta api batu bara."
"Kereta batu bara perasaan jalannya lambat deh," Sambung Marvel.
"Ini gue yang lolak apa lu yang bego, Cha?" tanya Afran sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tahan, ga boleh toxic, sabar, huhh," Jawab Micha sambil mengatur nafasnya.
"Emang bisa?"
"Arghh!! Ga bisa, monyet lahh!"
"Nah kan nah kan, dah lah males," Kata Afran lalu mukanya sok di lesuin.
"Mol, lu bawa minum ga? Gue haus banget, ga boong," Kata Marvel.
"Botol minum gue aja ditempat Lolly geh," jawab Molla.
"Ya udah santay, beli minum yok?" tawar Marvel.
"Ke bawah lagi? Terus ke atas lagi? Pegel anjir kakinya, lu kira ga capek apa?!" Molla menaikkan nada suaranya.
"Otak gue travelling, tolong!" balas Lucky. Sepertinya dia sedang memikirkan hal yang nggak-nggak, idih banget. Skip geli.
"Heh, ga usah kemana-mana pikiran lo, masih ileran juga!"
"Ileran ndasmu!"
"Pala gue ga bisa ileran, Ky, maap maap aja, mungkin kepala lo yang bisa ya?"
"Anjir!"
Argan pun kembali sambil memasukkan tangannya di kantong jaketnya.
"Eh para cowok, kita ke tempat baju ama sepatu dulu ye," Ucap Molla.
"Gue sama saha?" tanya Lucky sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Lu sama kita lah, ya kali lu sama cewek-cewek, mau pindah lu?" balas Marvel.
"Pindah apa? Apaa hah?"
"Sok polos ih."
"Gue aja ga ngerti lo ngomong apaan," Sambung Argan.
"Alah siaa, bodo ah!"
"Ya udah, Ky, lo bareng mereka aja."
"Oke sip, kalo nemu jajan beli ye!"
"Lo makan mulu, tapi ga gemuk sama sekali, heran gue heran!"
"Si Lolly juga, kalo makan nambah berkali-kali, tapi tetep aja kurus!" oceh Micha.
"Udah bawaan dari sononye, jadi kaga usah gupek yaa..."
"Duain!" lucky menimpali.
"Asal lu tau, diduain itu sa—"
"Bucin, skip."
"Anj banget lu!"
"Nyenye."
"Gue gaplok ntar nangis lo!"
"Lewatin gue dulu dong," Jawab gue.
"Ah ga asik, ada kakaknya."
"Haha harus gitu."
"Ayok Ly!"
"Skuyyy!"
Membeli dua baju kaos berwarna hitam dan putih, terus tadu ngeliat sepatu sneakers bagus, jadi gue masukin keranjang, hehe.
Pa, ma, maafib Lolly ya, boros banget emang.
"Lo jadi beli kemejanya?" tanya Molla.
"Ga, gue beli ini aja," jawab gue sambil menunjukkan barang belanjaan di keranjang.
"Sepatu teross..."
"Iri bilang sahabat."
"Emang gue sahabat lo?"
"Oke fine, unfriend kita!"
"Canda anjir! Baperan lu ah!"
"Gue juga canda, lo nya aja yang masukkin kedalem hati."
"Makanya gue bilang, kalo bercanda jangan masukin kedalem hati..." Molla memulai ceramahnya.
"Tapi masukin ke?"
"Ke... Paru-paru, jadi kalo bercandanya kelewatan orangnya tau, kan sesek napas tuh!"
"Oh gituu..."
"Oh gitu ya La, makasih ya..."
"Dah lah malesin kalian ni!" kesal Molla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolly [END]
Teen FictionKenalin, gue Lolly Muzema. Gue biasa dipanggil Lolly, ya, panggilan yang imut menurut gue. Gue adalah anak dari Pak Dito Valenzha Muzema dan Ibu Ardhila Putri. Murid SMA Normezza, kelas 11 Ipa 3 yang bisa dibilang ga pinter, dan sedikit bodoh. Tetap...