Untuk seorang Gwen pressure time sudah bukan menjadi hal yang sulit lagi. Seharian di IGD membuatnya jadi wanita super cekatan. Wanita yang baru berumur 28 tahun ini bahkan lebih senang merawat para pasien IGD dari pada berkencan di luar sana. Darah dan CPR menjadi makanan sehari-hari yang selalu di nikmatinya.
"Pasien kecelakaan 5 menit dari sekarang. Korban dengan luka major ada 5, satu pasien dengan injury kaki. Satu korban dengan trauma otak , dan yang lainnya luka hebat. Sisanya luka ringan." Teriak perawat Mendes di depan Nurse station.
"Aku minta dokter ortopedi, stat". Teriak dokter Clafin.
Teriakan siaga sudah menjadi hal biasa dan alarm paling mujarab bagi dokter baru maupun dokter lama. Gwen sudah siap dengan Snelli di luar baju navy seragamnya, stetoskop sudah keluar dari saku snelli nya dan siap menunggu pasien yang akan dia treatment. Sebagai dokter spesialis bedah dia harus siap dalam berbagai kasus. Dan jaga malam dengan kasus kecelakaan beruntun adalah nightmare yang harus selalu siap dia hadapi. Diantara para perawat yang menyiapkan berbagai peralatan untuk membantu dokter ,mata Gwen awas menatap pintu IGD yang masih tertutup rapat. Dia menarik nafas dalam-dalam dan mulailah lampu -lampu dari mobil ambulan seperti kembang api yang menyala terang dengan sirine yang masih menyala.
"Pasien terjepit di bagian kaki, baru dapat di keluarkan setelah di perkirakan setengah jam setelah tumbukan. BP 100 per 60 , thermal 38 Celcius. Sisanya benturan di perut dan luka ringan." Lapor seorang petugas Ambulan.
Dokter Donovan mengambil alih pasien dengan cekatan. Kemudian mulai berteriak.
" Pasien trauma di bagian perut dari catatan medis dia menderita gagal ginjal. BP 80 per 50, dia sempat gagal nafas dan kami berikan intubasi, kondisi nya tidak terlalu bagus. " Seorang lagi mulai masuk.
Gwen dengan segera memeriksa keadaan pasien dan berteriak untuk segera melakukan MRI dan menghubungi dokter anestesi.
"Tolong lakukan MRI , dan hubungi OR aku akan pakai ruangan 2. Jangan lupa hubungi Sam dan laporkan keadaan pasien. Kita hanya punya waktu terbatas." Gwen berbicara dengan cepat dan langsung beranjak menuju OR.
Malam yang melelahkan bagi semua orang itu terbayarkan dengan selamatnya nyawa. Walaupun IGD tak pernah sepi setidaknya agak lebih tenang di banding teriakan dokter dan bunyi nyaring sirine.
Gwen merasa tulangnya rontok, kamis malam minggu ini membuatnya hampir gila. Dari jam 20:01 pasien berdatangan secara dinamis, di tambah kecelakaan beruntun dan 2 operasi yang mengharuskannya tetap mobile. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Yang di angankan nya kini hanya berbaring di apatement nya dan sarapan sandwich sudah cukup untuknya, atau mungkin di tambah pancake atau srumble egg akan terasa sempurna.
' satu jam lagi' hitung nya dalam hati.
Kopi sudah tidak mempan lagi, dia baru meneguk segelas kopi 1 jam yang lalu tapi rasanya tidak ada yang berubah. Dan 2 hari libur sepertinya sepadan untuk shift malam 3 hari berturut-turut di tambah pemeriksaan di jam normal. Tenaganya sudah habis.
***
Meet Roman McKandy, workaholic yang terlampau cinta dengan kasus-kasus yang masuk ke tempat dirinya bekerja. Kasus-kasus itu menuntunnya untuk terus hidup dinamis. Hidup dengan otak yang jarang berhenti berfikir membuat nya terbiasa bahkan cenderung terlalu menikmati. Mata birunya selalu terlihat awas, Nampak tajam sekaligus menawan. Sebagai Attorney yang terlalu kompeten, tubuhnya yang jangkung dan fit – terlihat dari tubuh tegapnya dan bisep yang menonjol menggoda- , kantongnya yang sudah tidak perlu di tanyakan lagi isinya, wajah dengan rahang kokoh dan tampan membuatnya di incar oleh para wanita. Oh! Tapi dia lebih cinta kasus yang dia tangani.
Roman berjalan masuk kantor, tangan kanannya menenteng sandwich yang di jual di foodtruck depan firm, mulutnya mengunyah dengan tenang, mata nya tetap mengarah ke kertas yang tengah di bacanya.
"Yo, McKandy. Ku dengar semua juri memberikan keputusan bulat untuk kasus mu itu." Lucas menyamakan langkah kakinya.
"Ya, tentu saja. Mr. Montgomerry menemukan pengacara sepertiku untuk kasusnya itu." Roman membalas nya bangga.
"Sialan kau." Lucas tertawa.
"Lagian mengapa bisa dia berurusan dengan sengketa tanah. Setahuku dia selalu berhati-hati saat membeli tanah yang akan di bangun." Lucas kembali bertanya.
"Bagi beberapa orang itu bukan masalah. Tapi tanah itu seperti tanah yang tidak jelas asal usulnya kepemilikannya dan Mr. Montgomerry sudah menelusuri nya dan itu di miliki oleh seorang lelaki pertengahan 40 tahunan, dan gilanya itu bukan miliknya. Tanah itu milik pasangan suami istri di misissipi sana." Jelas Roman kemudian mengigit Sandwich lagi.
"Brengsek. Lalu bagaimana akhirnya?" Kini Lucas sudah menaruh penuh perhatiannya pada Roman.
"Akhirnya jaksa membuat statement untuk memenjarakan lelaki penipu itu." Jawab Roman santai.
"Dan Mr. Montgomerry?"
"Mr. Montgomerry di nyatakan tidak bersalah karena dia juga sebagai korban. Dan Mr. Montgomerry akan segera pergi ke Missisipi untuk membereskan masalah tanah itu. Kau tahu sendiri bagi pengusaha Property sekelasnya tanah adalah hal yang paling krusial." Jelas Roman.
"Akhirnya semua berjalan lancar,heh. Tidak ada yang tidak bisa di selesaikan di Adams & Partners Firm Law betul."
Mereka pun masuk ke dalam lift untuk masuk ke ruangan masing masing. Mereka memang salah satu dari sekian banyak partner yang bernaung di firma ini. Firma elit di Boston membuat mereka menjadi pengacara paling dihargai sekaligus pengacara yang di juluki berdompet paling tebal.
"Selamat pagi Mr. McKandy." Inggrid menyapa di depan ruangan nya seraya menyodorkan gelas kertas berisi latte.
"Apa jadwalku hari ini Inggrid." Roman melangkah masuk menyimpan tas nya dia atas meja kemudian duduk.
"Anda akan bertemu dengan Mr.Black untuk mendiskusikan kontrak antar perusahaan, selebih itu ada hanya tinggal memeriksa kasus yang sudah saya pilah di meja anda." Jelas Inggrid.
"OK, thank you Inggrid." Roman kemudian berpaling menuju kertas kertas yang ada di depannya. Mulai menyibukan diri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomanceMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...