Chapter 8

126 13 0
                                    


It's home Wherever it is as long as with you, I'm Home

Apartment Roman sepi, warna abu-abu dan hitam mendominasi. Tapi selebih itu aroma nya adalah aroma yang selalu Gwen nikmati saat berdekatan dengan Roman. Wangi cheddarwood yang khas, tak seperti tempat asing. Berbeda dengan apartment Gwen yang di dominasi warna putih dan pastel dan berbau lavender.

Bungkusan baru di buka wangi dari chicken cordon blue memenuhi udara. Seolah asap tak nampak membangkitkan rasa lapar. Setelah seharian berjibaku dengan pekerjaan, yang paling di inginkan Roman hanya makan dan bersantai barang sejenak. Begitu juga dengan Gwen. 2 kali seharian ini dia berada di waktu yang genting, terlalu Lelah untuk memasak, tapi terlalu lapar hanya untuk langsung tertidur.

"You look Super tired Tiger." Roman membelai pipi Gwen.

"I think so, 2 kali operasi besar hari ini, lumayan membuatku kecapaian." Gwen memegang punggung tangan Roman yang tengah membelai pipinya. Menyandarkannya menyamankan diri.

"Best thing, kita take out hari ini. jadi tidak perlu memasak." Roman mulai menata makanan di atas piring-piring putih porselen tanpa motif.

Mereka kini duduk berhadapan di meja makan roman yang terbuat dari kaca. Kursinya empuk berwarna abu-abu. Tak banyak barang di dapur Roman, tidak seperti dapur Gwen yang terkesan penuh, dapur Roman cenderung kosong.

Jika biasanya Gwen akan menambahkan beberapa jenis sayuran lagi ke dalam makanan nya , hari ini dia tidak sanggup melakukannya. Rasa Lelah mencabiknya dari dalam merongrong nya untuk segera merebahkan diri setelah berendam di bathtub. Mungkin berendam pun dia tidak akan melakukannya. Dia akan mandi dengan shower untuk memotong waktu di kamar mandi.

Melihat Gwen yang nampak lemas, Roman menawarkan agar dia yang mencuci piring. Sementara Gwen mandi. Wanita yang selepas pulang tadi rambutnya di gerai menyisakan ikal di ujung rambutnya pun mengangguk, segera menuju kamar mandi yang berada di kamar Roman. Dia hanya membawa baju untuk tidur dan bekerja esok hari. Memakai serangkaian sabun mandi Roman terasa seperti dia selalu di lingkupi lelaki itu dengan aromanya. Gwen suka.

Setelah selesai Roman juga sudah selesai dengan tugas mencucinya. Sementara Gwen mengeringkan rambut dengan hairdryer ukuran kecil Roman, Roman segera mandi.

Tak lama mereka sudah menyamankan diri di atas sofa. Menonton serial Netflix yang sedikit terhiraukan. Gwen berada di pelukan Roman, pipinya menempel sempurna dengan dada Roman di balik kaus tipis berwarna putih. Iringan detak jantung Roman bagai lullaby di telinga Gwen. Wanita itu pun tertidur, di tempat teraman dan ternyaman baginya setelah bertarung menghadapi dunia seharian ini.

*

Roman kira kepergiannya untuk bekerja akan berjalan sebagai mana mestinya. Dia akan tenggelam dalam dokumen dan pertemuan penting sesering yang selalu dia lakukan. Tapi nyatanya setelah hari rabu berangkat menuju Atlanta, dia mulai merasakan perasaan asing yang menerobos. Bukan perasaan kecewa karena tidak dapat bernegosiasi dengan jaksa federal W.S. Rudolf pagi hari rabu kemarin tapi rasa kehilangan dan rindu.

Rasanya Roman ingin segera hari minggu ini berjalan lebih cepat. Setidaknya biarkan dia masuk pesawat untuk kembali ketempat seharusnya dia berada. Bisnis dengan Mr. Montgomery selalu sukses besar. Beliau bukan orang yang rewel dalam berbisnis, mungkin perfectionist tapi beliau mampu membuat team nya tidak pernah ragu dan mengerti kemana arah yang akan di capai. Demo di depan kantor Mr. Montgomery sudah tidak ada, masyarakat akhirnya menerima santunan dana dengan dua kesepakatan yang sama-sama di setujui dua belah pihak. Pekerjaan Roman pun tidak sesulit yang di bayangkan. Tapi perasaan ini, dia harus segera bertemu dengan obatnya jika tidak ingin gila karena merindu.

Somewhere in the MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang