Chapter 4

165 12 0
                                    

Never be a case if I'm with you

Smoki' Cryin' mengalun merdu dari radio mobil. Roman fokus pada kemudinya. Sementara Gwen melihat Roman sambil menyandarkan kepalanya pada tangannya yang bertopang pada pintu mobil.

"Jadi, kapan kau akan menceritakan kasusnya?" Mata Gwen berbinar tak sabar.

"Easy tiger, nanti ya."

Entah dari kapan panggilan tiger itu berlangsung. Tapi tak seorang pun menyangkal atau keberatan. Jadi selama dia bisa memanggil Gwen tiger kenapa tidak.

"Come on..." Gwen menyandarkan diri ke sandaran.

Gwen bukan wanita malu-malu kucing. Yang benar saja. Jadi walaupun sempat terkesima melihat mobil Roman yang bisa tergolong mewah oh ayolah Gwen tau harga Aston martin yang sialan nya sangat sexy. Tapi pemilik mobil ini pun tak kalah sexy nya. Gwen tak menutup mata, Roman mungkin satu-satunya orang yang tengah dekat. Bayangkan setiap hari mereka setidaknya bercakap-cakap walau tak sampai 1 jam. Lupakan pertanyaan remeh temeh, mereka akan mengobrol seru kebanyakan menceritakan kasus yang Roman tangani atau Pasien yang Gwen tangani.

"Aku ada client. Baru hari ini ku temui. Ia anak yang pendiam bahkan jika aku tak menunggunya berkata-kata dia akan diam selama dia berada di satu ruangan denganku." Roman mulai.

"Anak?" Gwen menyernyit tapi terus mendengarkan. Fokus nya sudah sepenuhnya mendengar cerita Roman.

"Iya, Umurnya baru 17 bulan lalu. Tapi dia sudah tersangkut kasus besar dan rumit. Bahkan penuntut umumnya adalah jaksa federal. Bisa kau bayangkan."

"Wait, What ? Umur segitu dan dia sudah berhadapan dengan jaksa federal? Sebenarnya apa yang dia lakukan?" Pertanyaan beruntun dari Gwen seperti biasa dua selalu jadi wanita yang kritis dan pintar.

Hal yang sangat Roman syukuri. Gwen bukan wanita manja yang segala sesuatu nya harus dia yang di utamakan. Tapi dia wanita independent dan pintar jangan lupakan cantik. Kombinasi yang sexy.

"You heard it just right. Dia di tuntut jaksa federal karena dia meretas Bank Swasta terbesar. Mengambil uang 1 juta dollar dari satu account kasus terbesarnya. Sebelumnya dia mengambil 1 sen dari setiap account bank. Tapi tadi aku sempat bertanya-tanya, dia datang ke kantorku tanpa di temani orang tuanya. Orang tuanya hanya menghubungiku untuk menyelesaikan kasus anak nya dan sudah." Roman sesekali menatap Gwen yang menyernyit berfikir.

"Aneh." Gwen bergumam.

"Like I told you,tiger."

"Dia tidak bertampang menyebalkan atau pembuat onar. Baju yang di kenakan nya ku tahu itu mahal. Dia juga tidak mengeluarkan aura kebencian. Hal aneh yang kedua. Dia bahkan berkata aku harus memukulnya dengan tongkat baseball. Dia bilang dia berlama-lama disana. Dia 17 tahun Gwen dan dia mampu menerobos firewall bank paling aman? Hebat."

"Pernah terfikir olehmu kenapa dia ingin di pukul?" Gwen menyernyit.

Pasalnya tidak ada manusia atau anak yang mau di pukul bagaimana pun kondisinya. Tapi ini pengecualian – atau jangan-jangan.

"Jangan-jangan dia ada masalah dengan orang lain. Atau orang tuanya?"

Roman terperanjat akan pemikiran Gwen. Dia bahkan tak memikirkan kemungkinan itu tadi pagi.

"Oh My God." Roman hanya bisa berkata itu.

"Benarkan? Tidak ada alasan lain untuk itu."

"Iya, kau jenius." Roman mengenggam tangan kiri Gwen memindahkan ke pangkuannya.

"Jadi diagnose mu tadi benar?" Roman mengalihkan topik.

Somewhere in the MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang