More Dangerous.
Hari ini dimulai dengan rintik hujan, Gwen baru selesai visit ke ICU. Koban kecelakaan kemarin di beri pin di tangannya yang meremas kaca. Dia memeriksa grafik pasien, tidak ada komplikasi yang di deritanya. Gwen juga memastikan banyak urin yang keluar. Limpa nya harus di keluarkan karena pecah, pecahnya limpa bisa mengakibatkan ketidak balance- an dalam sistem.
"Keadaan nya Okay, mungkin sebentar lagi dokter syaraf sekaligus dokter ortopedi akan datang untuk memeriksa. Urine nya keluar normal. Tolong check setiap 20 menit sekali. dan suntikan antibiotic 3 kali sehari." Gwen menjelaskan pada salah satu perawat yang menjaga.
Dia melepas baju biru yang di pakainya, masker dan sarung tangan steril masuk ke tong sampah di dekat pintu ICU. Kemudian keluar. Gwen masih harus visit ke beberapa ruang lagi.
Kali ini ada seorang wanita yang Gwen operasi 2 hari lalu. Keadaannya sudah sepenuhnya pulih dari obat bius, tinggal beberapa aspek saja. Untuk orang yang melakukan operasi usus buntu besar memakan waktu lebih lama untuk pulih. Jika usus buntu seseorang pecah maka isi perut harus di kuras dan di bersihkan karena cairan yang pecah mengandung racun. Kemudian mengeluarkan specimen, mengirigasi untuk memastikan sekali lagi baru di tutup. Lukanya bisa lebih besar atau sama besar dengan operasi Caesar.
Tidak ada operasi yang menunggunya hari ini. Gwen juga akan membantu dokter – dokter UGD untuk memeriksa pasien. Ada anak kecil di sisi ruangan yang jatuh dan menabrak kaca, di sampingnya ada seorang paruh baya yang mengalami hipertensi, dan orang – orang lain yang kalang kabut.
Gwen berdiri di Dekat Nurse station. Berjaga- jaga jika ada pasien yang membutuhkan bantuan nya. Hujan rintik masih terdengar samar. Telepon berbunyi nyaring mengaburkan bayangan Gwen.
"Dok, ada pasien kecelakaan. Dia menggunakan motor dan jalanan yang licin membuatnya tergelicir. Pengemudi sadar sepenuhnya ada luka di beberapa bagian." Ucap perawat yang sedang bertugas.
"Oke, bisa tolong siapkan kasa , FAST, dan warm saline." Kata Gwen.
Perawat itu segera bersiap menyiapkan apa yang Gwen butuhkan, sementara Gwen mulai memakai jubah biru , dan menggunakan sarung tangan sterilnya. Dia berjalan dan menunggu ambulan di dekat pintu masuk.
"Pasien kecelakaan, vital nya BP 110/ 70 , detak jantung 125 stabil. Luka di kepala dan trauma di badan." Ucap petugas.
"Hybrid room." Kata Gwen
Gwen segera mengambil alih.
Dia memeriksa badan pasien, sepertinya benturan langsung. Tapi beruntung tidak parah. Lukanya agak besar dan harus di jahit. Selain itu lukanya lumayan kotor. Mungkin lelaki itu jatuh ke dalam tanah berpasir. Beberapa bagian tubuhnya tergores meninggalkan merah dan luka bekas gesekan.
Gwen meminta perawat untuk membersihkan luka tersebut. Kemudian dia meminta anestesi ringan dan menyuntikannya di daerah kaki yang terluka. Gwen dengan luwes memberikan irigasi di bantu perawat yang siap dengan alat suction. Luka ini dia dapatkan saat terjatuh dan menghantam batu, pemuda itu menjelaskan. Kemudian tidak berbicara lagi dan sibuk melihat ke atas.
"Ada yang kau rasakan? Pusing?" tanya Gwen.
"Tidak." Sahutnya.
"Aku merasa badanku ringan, tadi sewaktu jatuh aku tertolong Helmet yang ku gunakan. Hanya kaki ku yang ku rasa paling sakit." Katanya lagi.
"Kami akan memeriksa kepalamu setelah luka ini selesai di jahit. Kepalamu terluka walau kecil tapi kelapa merupakan bagian tubuh paling sulit di tebak di dunia medis." Kata Gwen.
"Baik, terima kasih dok."
Gwen lanjut menjait luka kakinya. Lalu menyuntikan obat tetanus kemudian meresepkan obat untuknya. Pengendara itu tidak mengalami kondisi yang menghawatirkan. Maka dia bisa pulang setelah Rontgen dan memastikan tidak ada keluhan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomanceMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...