Chapter 12

103 7 0
                                    

Nightmare is always a nightmare. But I relieved that you're never leave.

Gwen terbangun lagi. Sudah 2 hari dia diizinkan pulang dari Rumah sakit tapi mimpi itu kembali lagi secepat dia memejamkan mata. Nafasnya tersenggal, dan coba dia kendalikan. Roman di sampingnya pun terbangun. Badan Gwen sedikit bergetar. Kejadian itu masih menghantui Gwen, meninggalkan rasa trauma. Lelaki itu memeluk Gwen.

"It's okay baby, I'm here." Gumam Roman sambil menempelkan pipi Gwen ke dadanya. Di peluknya Gwen erat – erat menawarkan rasa aman yang mampu dia berikan.

Roman menggigit giginya hingga saling bergemeletuk, dan bersumpah di dalam hati siapapun yang melakukan ini kepada wanita nya harus mendapatkan pembalasan yang setimpal.

"Ayo tidur lagi, aku akan selalu ada di sini. Okay."

"Okay." Gwen bergumam.

Gwen berbalik memunggungi Roman, lelaki itu pun memeluk Gwen yang tidur meringkuk di kecupnya punggung Gwen yang tidak lagi di bebat hanya menyisakan penutup luka berupa kain kasa memanjang. Gwen menggengam erat tangan Roman di atas perutnya. Debar jantung Roman senada dengan jantungnya, seperti lullaby untuk tidurnya.

Pagi tiba, matahari masih malu – malu menampakan dirinya di jendela apartment Gwen. Gwen bangun setelah menyingkirkan tangan Roman tanpa membangunkan lelaki itu. Di kecupnya pelipis Roman dekat alisnya yang tebal. Menyampirkan selendang dari rajutan yang bermotiv chevron berwarna putih dan biru muda pastel di bahunya. Dia menyalakan espresso machine mulai membuat latte untuk dirinya. Menyiapkan secangkir americano juga untuk Roman.

Di bukanya pintu balkon, seketika dinginnya udara pagi menyerang. Gwen merinding sebentar sebelum menyesap lattenya. Dia merapatkan selendang nya lebih erat menghalau udara dingin yang rasanya lebih menusuk. Sebuah rengkuhan yang Gwen kenali melinkupi Gwen hangat. Tangan kokoh dan kuat itu seakan mampu menghalau segala macam bahaya , Gwen tenggelam di dalamnya terbuai dengan kenyamanan yang di berikan. Kepalanya menyender di dada Roman yang sama kokohnya.

"Morning, Tiger."

Gwen membalik tubuhnya, di rengkuhnya leher Roman mengusapnya dengan satu tangan saat tangan yang lain masih mengenggam mug berisi lattenya.

"Morning my attorney."

Mereka pun saling mencium, di rengkuhnya tubuh mungil Gwen lebih erat kedalam pelukannya.

"Kopi mu di meja ku yakin masih hangat." Ucap Gwen.

"What would I do without you." Ucap Roman setelah mengecup bibir Gwen sekali lagi.

Mereka pun masuk dengan saling merangkul.

"Sarapan hari ini biar aku yang buat. Akan ku persembahkan Scramble egg paling enak yang pernah kau makan." Roman membanggakan diri.

"Ku serahkan perutku pagi ini padamu." Mereka bercanda.

"Dengan Bratwurst aku jamin rasanya lebih enak." Kata Roman lagi.

Roman meraih 4 telur dari dalam lemari pendingin, meraih baskom bening terbuat dari kaca. Dan mulai memecahkan telur ke dalamnya. Di tambahkannya parutan keju chedar ke dalam nya dan di tambah sedikit garam dan merica. Kemudian di aduknya. Dia melirik Gwen yang memandanginya memasak untuk sarapan pagi ini, kemudian menaikan alisnya lalu tersenyum. Gwen yang melihatnya hanya terkekeh geli.

Dia memasukan salted butter ke dalam Teflon panas dan memasukan adonan telur yang sudah di kocok ke dalamnya kemudian mengaduknya pelan. Dia meraih piring dari cabinet paling atas dan menuangkan telur ke dalam 2 buah piring dengan ukuran yang satu lebih besar. Tentu saja itu untuknya. Makan Gwen tidak sebanyak dirinya makan.

Somewhere in the MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang