Everyone yells , save me. But who wanna save me? And you came you all ready save me from anything.
Lampu operasi baru di matikan. Operasi kali ini memakan waktu lebih banyak dari yang Gwen perkirakan. Komplikasi karena salah satu dokter residen melakukan kesalahan dengan memotong nadi. Secepat yang Gwen bisa dia langsung menutupnya dengan jari dan menjaitnya. Karena usia Mrs. Smith yang tak lagi muda membuat nadi nadinya mulai mengerut, bagaimana pun operasi di masa senja punya kemungkinan komplikasi lebih besar. Mrs. Smith hebat dia mampu bertahan. Crew nya hebat mereka tetap teguh walaupun beberapa kali mereka harus memastikan tidak ada kesalahan memotong nadi pasien lagi.
Baru saja selesai Gwen berbicara pada anak Mrs. Smith, dirinya harus sudah berlari menuju ruang IGD. Pasien muntah darah, tentu saja ada beberapa kemungkinan.
"Keluhan pasien?"
"Pasien datang dengan berjalan terhuyung dok. Saya yang memeriksa saat dia baru saja tiba, perutnya kembung , dia mengeluh sakit ulu hati terus-terusan. Awalnya saya kira dia keracunana makanan karena mengeluh mual Saya baru selesai menginfus dan melakukan test saat pasien berteriak kemudian muntah darah."
"Hasil test?" tanya Gwen langsung ke dokter residen di IGD.
"Tidak ada trauma dok, radang lambung doc, gastritis kronis* sudah berkembang. Cancer doc."
"Dalam darahnya terindikasi dia terlalu sering makan obat penahan sakit. Mungkin karena dia terlalu sering merasakan sakit perut atau ulu hati tapi tidak pernah memeriksakannya."
"Sudah periksa ginjalnya?" Gwen berintuisi.
"Biasanya kelamaan orang akan menderita sakit ginjal jika mengonsumsi obat terus-terusan dalam jangka waktu yang lama. Jangan lupa hubungi wali pasien." Ucap Gwen panjang.
"Saya akan segera memeriksanya dok." Dokter residen itu kemudian melakukan test pada pasien.
Pasien itu pucat. Umurnya Gwen perkirakan pertengahan 40 tahunan. Rambut pirang nya berantakan, kemeja bermotif kotak halus menempel di tubuhnya. Di kerahnya ada sedikit percikan darah, mungkin dari sisa-sisa muntahan.
Gwen memutuskan untuk ke cafetaria Rumah sakit. Dia harus makan sebelum dia harus berhadapan dengan pasien. Sambil memakan sandwich tuna yang hanya bisa dia dapat alih alih makan roti isi daging yang sama sekali tidak mengandung sayuran, dia mengecek ponsel nya. Ternyata Roman mengirimkan text berisi dia akan makan siang dengan salah satu client untuk mendiskusi kan masalah di Alaska. Gwen menjawab 'oke' kemudian lanjut memakan sandwichnya hingga tandas.
Setelah jus kotaknya tandas Gwen segera pergi ke UGD, Hasil pemeriksaan harus nya sudah bisa di lihat dan Gwen tentu tidak mau membuat nyawa pasien dalam bahaya jika kondisi pasien harus operasi cito**.
"Dok, ada mal fungsi ginjal. Dari obatnya bisa memengaruhi fungsi ginjal. Jika kita harus mengangkat sel kanker nya-"
"Kita harus memperhatikan ginjalnya." Gwen menyela.
Dokter Michael Brown, residen itu terlihat sedikit cemas. Tubuh jangkungnya Nampak membongkok, wajahnya yang berkacamata terlihat tengah berfikir. Dia residen tahun ke-3, wajar jika sedikit khawatir. Jika kondisi ginjal pasien sudah tidak bisa di bantu dengan obat-obatan atau cuci darah pasien harus segera melakukan transplantasi ginjal.
"Kau sudah memeriksa identitas pasien?" tanya Gwen lagi.
"Sudah doc, pasien bernama Stephen Shaw. Saya sudah menelepon Melinda Shaw selalu istri pasien. Beliau akan kemari dok." Jelas Mike.
"Okay , good. Kalo begitu kita bicara dengan pasien sekalian setelah keluarganya datang. Mike lebih baik lunch dulu. Aku akan menunggu disini nanti jika keluarga pasien sudah datang kau menyusul. 30 menit cukup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomantizmMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...