The monster is Gone.
Pagi ini, mereka berencana akan piknik. Sharon pagi ini sudah aktif seperti biasanya. Dirinya mulai mengitari taman yang beralaskan rumput hijau yang boleh di duduki. Dia lari ke sana kemari. Membuat beberapa orang tersenyum melihat tingkah lucu Sharon. Rambutnya yang di kucir di kedua sisi nya terayun – ayun lucu. Pipinya merah. Kadang – kadang dia menyapa siapapun yang di lewatinya sambil memamerkan senyuman cantik yang di milikinya.
Mereka berjalan bergerombol. Paling depan ada orang tua Sharon yang mata nya selalu mengawasinya. Takut – takut si anak kecil mengemaskan itu berbuat onar atau terjatuh. Di barisan kedua ada nenek si cantik yang saling berangkulan dengan kakeknya. Sesekali tertawa melihat ke lincahan cucunya. Dan di baris terakhir ada paman dan bibi nya – belum sepenuhnya jadi bibi karena mereka belum menikah.
"Sharon punya tenaga yang berlebihan." Gumam Gwen.
"Dia itu seperti kancil. Tidak mau berdiam diri. Lihat dia sudah memandang takjub anak – anak yang meniup balon gelembung. Aku yakin sebentar lagi dia akan meminta Victor untuk membelikan satu untuknya." Roman berbisik. Tangannya mengenggam erat tangan Gwen. Gwen di sampingnya tersenyum.
Benar saja tak lama Sharon berlari ke arah mereka yang baru akan menggelar tikar di bawah pohon maple.
"Dad, aku ingin meniup balon gelembung." Kata Sharon pada Victor.
"Kau benar." Bisik Gwen pada Roman. Roman membalasnya dengan kecupan di pipi Gwen.
"Okay, kita ke sana tadi ku lihat mereka menjual balon gelembung." Victor meraih tangan Sharon. Kemudian berjalan menuju sebuah stand anak – anak yang menjual balon gelembung. Anak itu tampak berseri – seri.
Sementara yang lain sudah duduk di tikar coklat tanpa motif. Tikarnya halus dan lembut. Di depan mereka banyak juga keluarga keluarga yang sedang berpiknik. Musim panas selalu asik di pakai untuk duduk di taman, melihat anak – anak berlarian atau sekedar menikmati cahaya matahari. Beberapa pohon maple besar yang di tanam di hamparan luas berumput ini. Orang – orang juga banyak yang duduk di sekitarnya. Sisanya lagi mereka memilih tempat yang terkena sinar matahari.
Roman memposisikan diri di belakang Gwen. Seperti yang Roman lakukan saat mereka berpiknik di danau tempo hari. Isabelle dan Issac duduk berdampingan sambil mengeluarkan perbekalan dari keranjang piknik yang agak besar. Roman lah yang bertugas mengangkut keranjang itu dari rumah tadi. Sementara Gwen sendiri tengah sibuk menata perbekalan yang baru di keluarkan Isabelle tanpa terganggu dengan Roman yang duduk di belakangnya. Sementara Shelby menuang jus ke dalam gelas.
Sharon baru kembali, di sodorkannya segelas jus yang baru di tuang oleh ibunya. Dia hanya meminumnya sedikit sebelum berlari lagi menuju anak – anak yang sama sama sedang meniupkan balon gelembung ke udara. Tawa mereka terdengar menyenangkan.
"Haiii, Aku tak menyangka kita akan bertemu lagi di sini. Orang bilang ini adalah takdir jika bertemu terus secara konstan."
Oh tidak! Monster penganggu datang. Roman memeluk Gwen lebih erat.
"Kenapa dia disini?" Gumam Shelby kesal.
Victor mengusap lengan Shelby menenangkan.
"Kalian akan pergi nanti sore kan? Tentu saja. Ini adalah perayaan wajib setiap summer dan akan di laksanakan malam ini." kata Marissa.
Gwen memang sudah tahu dari Isabelle. Kemarin dia mengajak nya untuk datang ke perkumpulan tersebut. Perkumpulan itu sebagai sarana para tetannga untuk lebih mendekatkan diri. Semacam festival setiap pertengahan summer di dekat tempat tinggal Gwen di Seattle. Mereka biasanya tidak pergi ke mana – mana dan membuat semacam pesta di jalan di depan rumah – rumah. Kadang kala ada face painting untuk anak dan para orang tua. Dan hari itu di habiskan dengan mengobrol panjang lebar saling berbagi gossip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomanceMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...