Everything is mess. Yells. Predators.
Ruang sidang tampak seperti biasa, luar biasa kaku. Walaupun dengan gemuruh audience yang lebih banyak dari biasanya. Mengingat ini adalah sidang ke 4 setelah dua kali sidang tidak beranjak kemana pun. Tuduhan masih sama, pembela pun masih sama ngototnya. Di sidang kali ini kedua orang tua Rayn Gilbert tidak tampak.
Seorang lelaki tua duduk di kursi paling denpan audience, rambutnya sudah memutih sebagian, kemeja putih di balut sweater berwarna biru tua di pakainya. Wajahnya lembut menyorotkan kasih sayang yang tampak rancu di dalam ruang sidang yang penuh dengan berbagai jenis hewan buas. Tapi lelaki tua itu nampak tenang memangku tangan nya yang sudah tampak mulai keriput di dampingi istri nya yang memakai pakaian gaun panjang setengah betis di lapisi blazer berwarna maroon tua. Tatapannya tak jauh berbeda dengan sang suami yang lembut nampak ke ibuan.
Roman melirik mereka sesekali nampak bingung. Mereka adalah korban pencurian uang yang di lakukan Rayn , tapi tidak ada gurat marah atau ingin menghakimi pada wajahnya. Mereka malah melihat Rayn dengan tatapan lembut khas orang tua yang tidak pernah Rayn dapatkan dari kedua orang tua kandungnya yang tampak acuh tak acuh.
Roman menepuk bahu Rayn pelan. Remaja itu nampak tampan menggunakan setelan hitam yang pas di tubuhnya yang tinggi. Rambutnya di sisir rapi ke samping, nampak mengkilap. Roman mencoba mentransfer kekuatan, pasalnya hari ini remaja itu lah yang akan di jadikan saksi pada persidangan hari ini. Roman sudah mewanti – wanti Rayn untuk berbicara jujur urusan kedepannya biar Roman yang urus.
Seperti biasanya panitera semua orang di dalam ruang sidang untuk berdiri, semuanya nampak baik – baik saja, walaupun muka W.S Randolf selaku jaksa penuntut masih menatap begis. Sama seperti persidangan - persidangan sebelumnya.
"Saya memanggil Rayn Gilbert ke kursi saksi yang mulia." Suara Randolf tampak kuat dan teguh.
Seolah sedang mencabik mangsa yang lari di hadapannya.
Rayn menggosokan tangannya ke celana bahan hitam yang di kenakannya hari ini, menarik nafas sebelum berjalan pelan ke kursi saksi. Remaja itu berjalan dengan badan di tegakkan penuh kekuatan. Dia mengucapkan sumpah dengan suara tenang, Roman diam – diam sangat bangga pada clientnya. Lelaki itu melirik Roman dari sudut matanya, mata coklat terang itu menatap liar namun tenang. Roman mengangguk memberi kekuatan.
Roman mendapat giliran pertama untuk menanyai saksi.
"Bagaimana kabarmu hari ini Rayn?" Roman memulai.
"Tidak terlalu baik." Jawab Rayn dengan nada saat dia menjelaskan permasalahannya pada Roman tempo hari.
"Ini gila bukan?" Roman menunjuk ke sekeliling.
"Sistem peradilan begitu cepat bergerak.. seperti menghempaskanmu ke dalam jurang dingin dan gelap sendirian."
Randolf berdiri dari kursinya di sisi lain ruang sidang.
"Apa Mr.McKandy punya pertanyaan relevan, yang mulia?"
"Saya punya yang mulia." Roman menatap angkuh Randolf setelah menjawab pertanyaan tersebut.
"Berapa usiamu Rayn?"
" 17 tahun."
"Kau punya hobi?"
"Pretty much computer. Computer membuat ku bebas dan bahagia." Rayn menjawab matanya nampak berbinar walau tidak terlalu kentara.
Sekejap kemudian Roman membimbing agar Rayn menceritakan masa kecilnya. Saat dia menerima hadiah Xbox di bawah pohon natal saat usianya beranjak 10 tahun dan Game boys di tahun berikutnya, kemudian saat berumur 13 tahun dengan masih hadiah di bawah pohon natal yang selalu dia habiskan sendirian dia mendapatkan computer pertamanya, membuatnya lebih tertarik dengan daring dan pengodean. Kemudian menceritakan bagaimana dia berteman dengan teman tanpa nama dan masuk ke dalam Dark internet dan bertemu dengan sekumpulan hacker di dark internet. Rayn adalah peretas paling muda di dalam perkumpulan itu. Pada perkumpulan hacker mereka selalu mencari target – target yang paling mustahil dan paling berbahaya. Lalu menyombongkan apa yang bisa mereka retas di salah satu ruang obrolan paling rahasia para kumpulan hacker. Mereka jarang mencuri data hanya masuk ke dalam satu sistem dan keluar tanpa menginggalkan jejak. Mereka bahkan bisa masuk dari bug sangat kecil menelusup ke firewall. Semua sistem tidak ada yang sempurna itulah yang mereka pegang teguh. Pencapaian mereka membuat mereka selalu berusaha membuat yang lain terkesan dan saling mengalahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomanceMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...