Chapter 9

121 8 0
                                    

Protect. Court. Him. Me. Judge. Jurors. I'm not afraid of them. I'm about scary to think that you're in dangerous.

Ruang sidang terlihat megah seperti biasa. Suara bergemuruh di kursi audience. Kursi-kursi juri belum terisi jaksa federal baru saja masuk beberapa saat lalu membawa ber tumpuk- tumpuk berkas di bantu seorang yang mengikuti di belakangnya sama menggunakan pakaian jubah jaksa. Saat jaksa itu melihat kea rah Roman yang memang sudah datang lebih dulu mereka sama sama mengangguk pelan bentuk sapaan.

Roman menggunakan balutan suit berwarna navy miliknya yang terlihat sangat pas. Hari ini juga dia menggunakan clip dasi keberuntungannya. Rambutnya yang coklat brunet agak pirang di tata ke atas seperti biasa. Matanya terkesan dingin, seperti dia seutuhnya saat masuk ke dalam ruang sidang. Siap bertarung.

Di sampingnya, Rayn menggunakan jas hitam formal dengan dasi marun kecil tanpa motif. Remaja itu terlihat tampan. Matanya terlihat sedikit panik. Bagaimanapun hanya sedikit remaja yang masuk ke persidangan sekelas ini. Tangannya saling mengait dan bergerak- gerak gelisah.

"Hey bud, it's okay you are not alone."

Mata Rayn menatap Roman lekat. Mencoba percaya pada Roman. Kemudian tersenyum, dia percaya sepenuhnya pada Roman. Roman menepuk Pundak Rayn pelan untuk mendukungnya.

Di tempat audience ayah Rayn duduk dengan tabletnya, sepenuhnya acuh dengan persidangan anaknya. Mungkin jika Roman tidak mengajukan pendapat agar mereka dapat hadir secara bergantian ke persidangan, mereka mungkin tidak akan datang sama sekali.

Panitera meminta kami berdiri. Dan yang mulia hakim hopper memasuki ruang sidang dan duduk di kursinya. Rambutnya yang setengahnya sudah berubah warna memusatkan pengelihatannya untuk mengamati ruang sidang sejenak. Kemudian mengecek untuk memastikan dari pihak penuntut dan pembela sudah hadir dan siap melakukan persidangan. Kemudian Yang Mulia Hakim memanggil juri untuk segera memulai persidangan.

Karena tidak sepenuhnya percaya dengan ahli forensik computer Roman. Mr. Randolf membawa ahli forensik komputernya sendiri. Padahal Roman yakin ahli forensik komputernya merupakan ahli terbaik yang berbasis di Massachusetts. Ahli forensik computer bertugas untuk memeriksa data yang tertinggal setelah kejahatan dunia maya dilakukan. Tentu setiap hacker akan meninggalkan beberapa jejak dari bug yang di masuki atau saat menaklukan atau menerobos firewall. Ini adalah permainan strategi.

Akhirnya yang akan menjadi saksi untuk hal ini adalah ahli dari pihak Randolf. Teknisi itu menjelaskan semuanya pada juri dan hakim. Mereka mendengarkan dengan khidmat, dahi mereka mengerut mendengar penjelasan dengan kata-kata yang jarang bahkan tidak pernah mereka dengar. Teknisi mencoba untuk menjelaskan agar semua pendengar dapat mengerti, seperti yang di harapkan.

Dan itu sama sekali tidak berdapak pada Rayn.

Rayn menyamankna dirinya dengan duduk menyandar pada sandaran kursi tangannya sudah tidak memilin tangan yang lain. Wajahnya mulai relax. Dia siap.

Sang hakim meminta Roman untuk mengajukan oertanyaan pemeriksaan silang. Tapi seperti yang hampir semua jaksa federal lakukan mereka akan selalu membantah atau akan berteriak 'keberatan' dengan lantang bahkan sebelum pertanyaan tersebut selesai di sampaikan.

Seperti:

"Bisakah anda menjelaskan-"

"Keberatan!"

Atau :

"Kapan anda memastikan-"

"Keberatan!"

Semua itu semata- mata untuk menghancurkan ritme persidangan yang pengacara pembela lakukan. Mencegah agar para pengacara tidak dapat menemukan zona dimana pengacara pembela bisa memancing saksi untuk mengatakan apa yang di inginkan pengacara pembela.

Roman mengeluarkan smirk kejam andalannya. Roman sepenuhnya tahu jika bahkan di sidang pertama jaksa federal akan tetap bersikap Tangguh dan tidak mau melonggarkan pengamanannya. Walaupun Roman di buat jengkel tapi ketenangan mengerikan yang Roman perlihatkan cukup membuat Randolf menggigit giginya sendiri menahan geram.

Persidangan berjalan alot dan tidak memuaskan kedua belah pihak. Tapi Roman berhasil mengajukan beberapa pertanyaan pada saksi karena teriakan 'keberatan' jaksa federal tidak di tanggapi hakim. Roman tahu ini bukan kasus persidangan yang hanya akan di lakukan sekali. Apalagi berurusan dengan jaksa federal itu sangat merepotkan. Karena mereka merasa jika satu kasus sudah di limpahkan pada jaksa federal, berarti jaksa di tempat itu tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Para bajingan sombong menyebalkan.

Tidak ada dalam kamusnya, Roman akan mengalah. Untuk urusan pekerjaan Roman adalah lawan yang Tangguh dan sulit di kalahkan. Itu juga berlaku kali ini. Dilihat dari bagaimana para juri memelototi Roman di saat sedang menjelaskan tentu manambah poin Roman saat membela. Roman tidak akan melakukan perkerjaannya setengah – setengah. Siapapun akan Roman hadapi termasuk bajingan kelas kakap Randolf si pengacara federal lawannya kali ini.

Hakim sudah meninggalkan ruangan jaksa federal dan antek -anteknya juga sudah pergi. Rayn melihat Roman lekat.

"Apa yang akan terjadi selanjutnya Roman?"

"Aku akan terus berada di pihakmu, Budd. Sesulit apapun persidangan di depan kita. Dan aku tidak pernah kalah." Ujar Roman.

"Bagaimana kalau aku di nyatakan bersalah." Rayn menundukan kepalanya dalam - dalam.

"Jangan mengandai-andai hal yang belum tentu terjadi. Kau hanya harus jujur dan percaya padaku, maka semuanya akan baik – baik saja. Okay."

"Sekarang pulang lah, istirahat. Makan steik daging atau beberapa bungkus chesse burger. Kau perlu makan untuk memulihkan dirimu. Baik-baik bud. Aku akan bertemu denganmu lagi."

"Thanks Roman for Everything . Here we go." Rayn kemudian berdiri saat Roman juga berdiri. Dia menghampiri ayahnya yang sudah berada di depan ruang sidang dengan ponsel yang menempel di telinganya.

Rupanya persidangan anaknya yang berharga tidak lebih penting dari berkas – berkas dan pekerjaannya. Roman sepenuhnya menatap prihatin pada remaja itu. Dia begitu kuat dan Tangguh menghadapi kasusnya sendiri.

Untuk sebagian orang mungkin akan mengumpati Rayn yang sudah melakukan Cyber Crime, tapi mereka tidak pernah tahu bagaimana kehidupan remaja pendiam namun Jenius itu. Rayn bahkan meretas bank itu berkali – kali. Remaja seusianya akan menganggap bodoh tindakan nya itu. Tapi bagi mereka yang bergelut di bidang hukum, tidakan Roman tidak bodoh tapi berbahaya.

Jika hacker bisa di lacak hanya dengan satu kali melakukan hack. Tapi remaja itu masuk beberapa kali mengambil 1 sen dari setiap account bank. Bisa di bayangkan berapa yang dia ambil, nasabah bank bisa di pastikan lebih dari 1 juta jiwa. Dia bisa kaya mendadak dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Kasus terbesar nya seperti yang telah di ketahui Rayn meretas sistem lagi dengan cara yang berbeda seperti yang di jelaskan oleh ahli forensik computer dan mengambil 1 juta dollar dari salah satu account bank. Dia bahkan mengambil lebih dari 2 juta dollar hanya dengan 2 kali aksi sungguh menakutkan.

Logikanya, jika dia punya uang segitu banyaknya. Dia akan melakukan pembelian, mungkin beberapa rakitan computer atau motherboard super canggih, atau apapun, dia bahkan bisa membeli apapun dengan uang sebanyak itu. Tapi tidak dia lakukan. Apakah jaksa tidak pernah berfikir demikian? Mungkin saja ada yang mendasari perilakunya.

Di tengah lamunan Roman, ponsel nya berdering.

Gwen calling ~

Roman menyernyit jarang sekali Gwen meneleponnya di saat jam kerja.

Roman bahkan belum bilang hallo saat penelepon berbicara dengan cepat menyuruhnya segera ke rumah sakit dengan suara bergetar. Seketika Roman dilanda perasaan yang paling kosong. Mengerjapkan mata kemudian berlari ke mobilnya.

***

Haiiiii... kembali lagiii... maaf guys baru update. Dikarena kan satu dan lain hal akhirnya bisa nulis lagi dan kembali ke dunia orange. Okay, happy reading ya Guys. I'll see You on the next one.... 

Salsa ❤❤✨

Somewhere in the MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang