Smile. Maybe easy for some reason. But my only reason to Smile when I see you in front of me.
***
Setelah 7 jam tidur paling nyenyak selama 3 hari terakhir. Gwen bangun dengan perut keroncongan. Sepertinya sandwich telur tadi pagi tidak mampu bertahan lebih lama. Gwen membuka kulkas berharap ada makanan yang bisa di makan sebelum dia pergi ke super market. Gwen yakin dia tidak bisa makan roti lagi karena tadi pagi dia memakan setangkup roti terakhir di dapurnya dan hampir kadaluarsa.
Gwen akan berterima kasih pada telur dan keju yang dia temukan di kulkas. Omelette menjadi makan sorenya hari ini. Tapi Gwen harus buru-buru pergi ke super market untuk membeli makanan kalau tidak mau kelaparan nanti malam.
Super market cukup lenggang, siapa juga yang akan belanja bahan makanan di waktu waktu genting menuju diner jawabannya hanya segelintir orang, dan Gwen salah satu dari mereka. Dengan cekatan dia langsung mendorong trolinya ke arah rak rak sayuran segar. Tentu saja dia harus membayar makan yang biasanya dimakan terlalu buru-buru atau hanya makan setangkup sandwich tuna yang di dalamnya hanya ada sedikit lettuce dan tomat. Sangat sehat.
Dia memutuskan untuk membuat lasagne untuk malam ini, dan sepertinya Caesar salad juga jadi menu pendamping yang sempurna terlepas dia lebih suka makan lasagne dengan kacang polong rebus. Dengan cepat bahan bahan untuk lasagne sudah berdiam di dalam troli juga dengan beberapa bungkus daging , dada ayam, telur dan salmon. Tinggal membeli sayur dan keju maka selesai sudah dia belanja untuk seminggu ini.
Saat sedang memilih beberapa lettuce yang segar untuk salad nya seseorang tiba-tiba berdiri di sampingnya kemudian berdeham.
"hm.. maaf apa kau tau bahan apa saja yang di butuhkan untuk membuat nachos" Pria itu berkata dengan sopan.
"aku sudah googling tapi rasanya akum akin bingung. Tenang aku orang baik." Pria itu berkata lagi.
Gwen malah tertawa lucu. Lelaki tampan dihadapannya begitu kikuk hanya untuk bertanya cara membuat nachos. Dan Gwen yakin lelaki di depannya ini bahkan tidak pernah memasak selama hidupnya kecuali scramble egg.
Roman hanya bisa terpaku melihat wanita di depannya ini tertawa dengan begitu cantik. Matanya terpaku bahkan untuk berkedip pun mungkin Roman tak ingin.
"Tenang, aku akan membantumu. Tunggu 1 pertanyaan. Kenapa buat nachos kalau belum pernah membuat?" kata Gwen, tawanya masih tertinggal di bibirnya.
"Aku kalah taruhan , dan taruhannya Nachos yang harus di buat sendiri." Roman masih terus menatap Gwen, dengan muka sedikit memelas.
"aku akan membantumu dengan rela hati." Sahut Gwen sembari memasukan lettuce kedalam troli nya.
"Thank you." Roman memunculkan sesuatu yang sangat jarang dia tunjukan, sedikit selera humornya yang hampir dilupakan dunia.
"so untuk nachos , kau butuh daging giling, Onion , Garlic, kau punya Olive oil dan garam kan di rumahmu? Lada juga?" Gwen memimpin jalan untuk memilih beberapa bawang.
"ya, terakhir aku check aku masih punya sedikit garam, merica, dan olive oil di dapurku." Roman menjawab setengah yakin.
"Dan kapan terakhir kau check?" Gwen melirik Roman dengan kilat jahil di matanya.
" hmm... dua minggu lalu." Roman memicingkan matanya, Gwen kembali tersenyum geli.
"Kuyakin itu masih bisa di gunakan."
" oiya kau juga butuh Refried beans, jika kau tidak punya alergi itu dan bumbu taco untuk dagingnya."
"aku percayakan nachosku sepenuhnya kepadamu. Dan aku tidak alergi jadi mari cari itu. Hanya segitu bahannya?" Tanya Roman sambil mendorong trollinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the Middle
RomanceMeet Gwen , doctor cantik nan jenius. Wanita modern yang Independent. Hidupnya hanya di Rumah Sakit dan Apartement nya. Bertemu dengan Roman bukan sesuatu yang selalu dia angan-angankan. Bertemu dengan Roman membawa Gwen ke satu Cerita yang tak pern...