Chapter 3

931 87 8
                                    

Kini Neena sudah tiba dihalaman rumah tiga laki-laki yang ia klaim sebagai sahabatnya itu . Saat kaki dengan sepasang higheels merahnya itu melangkah masuk matanya langsung membola dan terkejut .
"A..apa ini", langkahnya sontak berhenti begitu saja .
Saat pintu utama itu terbuka dengan lampu yang temaram Mata Neena melihat hamparan bunga mawar merah layak nya red carpet yang memanjang dengan lilin yang berjejer rapi disetiap sisi nya . Ada sebuah amplop bewarna merah muda dengan sebuket bunga mawar merah yang cantik tepat dibawah ujung kaki nya .
Bagian luar amplop itu tertulis ...
[Take me]
-Neena-
Dan Neena berjongkok mengambil amplop dan sebuket bunga itu . ia membuka nya dan terdapat tulisan didalam nya ...
[Follow Me]
Dengan gambar kelopak bunga dibawah tulisannya .
Hati Neena berdegup dengan kencang melewati setiap hamparan bunga itu dengan seribu pertanyaan di dalam hati nya . ia menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya . Saat kaki nya berada di ujung hamparan kelopak bunga itu , ia melihat sesosok pria tinggi dengan tuxedo putih tengah berdiri dihamparan bunga mawar merah yang membentuk lambang hati tepat dihadapan nya pria itu Mean Phiravich sahabatnya tengah tersenyum kearah Neena . Neena hanya berdiri kaku menatap Mean yang lebih tampan dari biasa nya .
alunan dari piano itu mulai terdengar mengalun dengan sangat indah dan di imbangi oleh suara merdu dan manis milik seorang laki-laki cantik . Plan ia tengah bernyanyi dengan seribu perasaan yang sulit untuk digambarkan . Plan hanya bisa menatap bagaimana tatapan kedua sahabatnya itu , terlihat sangat manis pikir Plan .
Mean tengah berdiri dihadapan Neena ditemani dengan alunan piano dan suara merdu milik sahabatnya . kedua tangan besarnya menggenggam tangan milik Neena dan mengucapkan isi hati nya .
"Neena .. kita sudah sepuluh tahun bersama kita telah menjadi sahabat yang saling mengetahui satu sama lain", Mean terus menatap mata Neena .
"Mau kah kau menjadi ...", ada jeda disana .
"kekasihku .. menjadi bintang di setiap malamku , menjadi malaikat dihidupku dan separuh nafas ku", Mean tersenyum sedangkan Neena tengah terkejut dengan ungkapan hati Mean ini seperti mimpi bagi Neena .
Sedangkan Plan masih dengan nyanyian nya hanya menatap nanar kearah dua sahabat nya . Plan tersenyum namun bukan senyuman manis yang selalu ia tunjukan , kini hanya senyuman kekecewaan lah yang Plan sunggingkan .
"Ya jawaban ku adalah ya", Neena tengah tersenyum dan Mean mengambil sesuatu dari saku celana nya dan menyematkan cincin itu di jari milik Neena . Kedua nya kini tengah berpelukan dengan senyuman yang mereka sunggingkan .
"Selamat untuk Mean dan Neena yang sekarang sudah resmi menjadi sepasang kekasih", Pekik Plan dengan senyuman lebarnya dan tepuk tangan yang meriah .
Mean dan Neena melepaskan pelukan nya . mereka kini memandang kearah Plan dan Perth dengan senyuman yang tampak berbeda .
"kenapa aku seperti berada dialtar dengan Mean dan kau pasturnya", teriak Neena pada Plan dengan kekehannya .
"aku memang disewa menjadi pastur malam ini", canda Plan .
"waktu nya makan malam bukan", Lanjut Plan dan membawa langkah nya untuk memeluk sahabat nya -Neena- .
"selamat untuk mu adik cantik", Plan mencubit pipi Neena dengan gemas , dan merengkuh bahu Neena .
"Kau harus bahagia dengan Mean", Neena hanya tersenyum dan mengangguk . Kini mata itu melirik kearah Mean dan tersenyum dengan palsu .
"Selamat Mean akhirnya kau melepas masa single mu selama ini", Plan terkekeh dan memeluk Mean layaknya seorang sahabat .
Perth pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Plan .
-:-:-:-
Keempat orang itu kini tengah melingkar dimeja makan dengan cahaya lilin yang menyinari halaman belakang rumah itu dengan cahaya bulan yang terang dari atas langit yang gelap .
"aku bisa menebak siapa yang memasak ini", ucap Neena .
"iya kau sudah pasti bisa menebaknya", sahut Plan .
"Mean Phiravich sang kekasih Neena", itu Perth .
"tapi kau tahu siapa yang mempunyai ide untuk membeli bunga hanya untuk di injak oleh kaki mu", cibir Mean .
"Yahh...kenapa kau jadi membahasnya lagi", cibir Plan .
"apa itu kau Plan . astaga beruntung nya wanita yang akan jadi kekasih mu nanti mempunyai sosok pria romantis dan manis seperti mu", pipi Plan kini di cubit gemas lagi oleh Neena .
"tapi kau harus mencari wanita yang lebih cantik dari mu", lanjut Neena dan terkekeh sendiri .
"kau mulai lagi", Plan hanya memutar bolamata nya malas .
-:-:-:-
Keempat orang itu kini melanjutkan makan malam nya kembali dengan obrolan ringan dan gak jelas .
Mereka sesekali tertawa oleh lelucon yang Mean lontarkan .
Tapi laki-laki cantik itu tampak berbeda , tidak ada sinar bahagia lagi yang terpancar di wajah nya hanya kepura-puraan lah yang kini menghiasi wajah cantik itu .
Plan ingin sekali beranjak dari duduknya detik itu juga . namun otak waras nya berkata jangan . Jangan membuat mereka memberi mu seribu pertanyaan .
Plan marah , kesal , muak dan jengah melihat bagaimana sikap Mean yang begitu manis tepat dihadapannya tengah menyuapi Neena kekasih nya .
Tapi Plan hanya bisa menutupi semua perasaan itu dengan senyuman dan candaan nya .
"ohh ... Perth apa kita disini hanya jadi obat nyamuk", itu Plan dengan ucapan sarkatisnya .
"apa kita harus pergi", sahut Perth .
"Yahh...apa yang kalian bicarakan", itu Neena .
"Kita seperti obat nyamuk disini . kalian butuh waktu berdua ok", ucap Plan dan mengedipkan sebelah matanya .
"aku dan Perth lagian sudah kenyang . kkk", lanjut Plan .
Akhirnya Plan dan Perth beranjak dari tempat itu tanpa menengok ke belakang . Plan hanya menghela nafas nya pelan . Hari dimana membuat otak , hati , jantung dan diri nya kacau .
Esok harinya ...
Plan lagi-lagi harus menemani Neena hari ini . Wanita itu datang tanpa diundang membuat Plan tidak bisa pergi untuk ke Cafe nya . Plan hanya mendengus dengan omelan Neena .
"Kau harus tetap dirumah temani aku hari ini . aku tidak mau ikut ke Cafe mu , karena disana kau akan sibuk bekerja Plan dan aku hanya duduk melongo sendirian . aku tidak mau", ocehan Neena yang membuat telinga Plan mendadak sakit .
"iya dan berhenti bicara telinga ku sakit mendengar ocehan mu , nona", desis Plan .
"Apa cincin ini cocok di jari ku", Neena bertanya dengan mata yang terus memandangi cincin yang tersemat dijari manisnya .
"ya cocok", Plan hanya menjawab ogah-ogahan .
"kenapa kau menjawab nya seperti tidak senang begitu", cibir Neena .
Deg...
'apa aku sangat terlihat seperti itu' batin Plan .
"cincin ini sangat cocok di jari wanita cantik seperti mu", Plan lagi-lagi mencubit pipi Neena dengan gemas . Neena hanya terpekik senang dan memeluk Plan layaknya adik kakak . Plan membalas pelukan Neena dan tersenyum nanar dibalik pelukan itu . Plan rasa nya ingin menjerit marah namun tidak bisa . Marah akan perasaan sialan nya itu .
.
.
.
.
Malam tiba ...
Neena kini tengah tertidur di sofa empuk dengan Plan duduk dibawah karpet berbulu tebal tengah mendengarkan musik dari earphone nya dengan kepala menengadah keatas .
Plan tidak sadar ia tengah meneteskan air mata nya . Seseorang yang berada disamping nya sejak beberapa detik yang lalu melihat bagaimana air mata itu menetes tanpa suara ataupun isakan . Sosok itu tengah berpikir apa yang membuat Plan hingga meneteskan air mata nya .
Plan membuka mata nya dan melihat ada sosok lain di samping nya itu Mean .
"kau sudah pulang" .
"sejak kapan ada disini", lanjut Plan .
"apa kau menangis", alih-alih menjawab Mean malah melontarkan pertanyaan pada Plan .
"haha .. aku menangis . yang benar saja Mean" .
"aku melihat nya", ucap Mean yang tengah menatap satu garis dipipi Plan bekas air mata itu .
"Aishh .. lebih baik kau antar Neena pulang", Dan Plan beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan Mean .
Plan kini berdiri di balik dinding dekat tangga tengah menatap kearah Mean yang menggendong Neena yang sedang tertidur lelap . Plan hanya tersenyum miris dengan tatapan nanar , dada nya terasa sangat sesak dan sakit bagaimana orang yang dicintai nya selama ini telah menjadi kekasih dari sahabatnya sendiri .
.
.
.
.
.
. "Plan", panggil seseorang dari salah satu meja di R’Cafe .
"Mean", Plan mulai melangkahkan kaki nya .
"apa yang kau lakukan di sini , bahkan ini belum jam nya makan siang", lanjut Plan yang melirik jam rolex yang melingkar ditangan nya .
"kau lupa Plan aku CEO nya", Plan hanya memutar bolamata nya malas mendengar lontaran Mean yang terkesan terlalu membanggakan dirinya sendiri .
"Lalu kau berbuat sesuka mu", cibir Plan . Mean hanya menanggapinya dengan kekehan .
Plan hendak beranjak dari tempat itu namun pergelangan tangan nya dicekal begitu saja oleh Mean .
"kau mau kemana Plan", ucap Mean .
"tentu aku akan mengambilkan pesanan mu tuan Mean Phiravich" .
"kau punya karyawan bukan .. kau cukup duduk temani aku hari ini", ucap Mean yang masih menggenggam pergelangan tangan Plan .
"aku merindukan mu Plan..." .
Deg...
'merindukan ku' batin Plan .
"...maksudku merindukan kebersamaan kita seperti dulu . kau tahu sendiri kita sekarang seperti mempunyai dinding pembatas", lanjut Mean .
'Bodoh' Plan tengah merutuk dirinya sendiri .
"ya aku tahu karena kita punya kesibukan masing-masing aku sibuk dengan pekerjaan ku dan kau sibuk dengan pekerjaan mu dan juga ... kekasihmu", sahut Plan .
"Duduklah", pinta Mean dan Plan menuruti nya ia duduk tepat dihadapan Mean . Plan melambaikan tangan nya dan memanggil salah satu karyawan nya .
"Blue", panggil Plan .
"iya Phi", sahut yang dipanggil Blue itu .
"bawakan aku satu banana cake , satu ice americano dan satu coffee latte", Blue mengangguk dan berlalu pergi .
"apa dia karyawan baru mu dan kenapa dia memanggil mu Phi", tanya Mean dengan menaikan sebelah alis nya .
"Hum .. dia baru dua minggu bekerja disini . aku yang meminta nya untuk memanggil ku Phi karena dia terlihat sangat manis" .
"kenapa kau selalu menganggap karyawan mu seperti teman mu sendiri" .
"itulah aku Plan Rathavit si pemilik R’Cafe yang tampan dan ramah tidak seperti mu Mean Phiravich si CEO tampan yang arogan , ck", Plan berdecak .
"Yahh.. kau bilang diri mu tampan Plan . bercerminlah kau itu laki-laki manis dan cantik", cibir Mean .
'untuk pertama kali nya kau bilang aku cantik' batin Plan .
Dan tak sadar detakan jantungnya berdetak dengan sangat cepat . bahkan pipinya terasa panas .
"ada apa dengan wajah mu Plan , kau sakit", tanya Mean dengan wajah khawatir nya .
"Yahh...seharusnya yang menemani mu itu Neena bukan aku", Plan tengah salah tingkah . Mean hanya menahan tawa nya . Mata Plan tampak melotot melihat bagaimana Mean tengah menahan tawa nya sendiri .
"kau mau menertawa kan ku", desis Plan .
"aku hanya baru melihat sikap mu yang seperti ini Plan", Mean dengan kekehan nya .
Dipertengahan perdebatan mereka Blue datang dengan nampan yang berisi pesanan Plan dan Mean . mereka berdua kini tengah menikmati nya dengan obrolan santai . Mengobrol tentang persahabatan dimasa lalu nya , ini dan itu hingga masa sekarang .
"Bagaimana hubungan mu dan Neena sekarang sudah hampir sebulan berjalan bukan", tanya Plan tiba-tiba .
"semuanya baik-baik saja seperti yang kau lihat", Plan tampak mengangguk .
"lalu bagaimana dengan mu Plan apa kau tidak akan mencari seorang kekasih" .
'Bagaimana mungkin aku mencari kekasih disaat hati ku dibawa pergi oleh mu' batin Plan .
"Plan", panggil Mean saat Plan sama sekali tak memberi nya jawaban .
"Hum .. ya nanti", hanya itu yang keluar dari mulut Plan . Mean tengah memandangi wajah Plan yang sedikit menunduk .
'apa yang terjadi pada mu' batin Mean .
.
.
.
.
.
Plan kini tengah bersiul dikamar nya . tengah memilih baju diantara puluhan bajunya yang bergantung dengan rapih didalam lemari miliknya .
Saat Plan hendak memakai kemeja babyblue nya seseorang membuka knop pintu kamar miliknya begitu saja .
itu Neena pelaku nya dan Plan hanya berdecak kesal .
"apa yang kau lakukan disini , Mean sedang bekerja kau tahu itu bukan", ucap Plan dengan tangannya yang sibuk mengancingkan kemejanya .
"Dan apa yang kau lakukan melihat seorang laki-laki tengah berpakaian tapi kau masih berdiri disana apa yang akan dipikirkan oleh kekasih mu", lanjut Plan dengan cibiran nya .
"astaga bahkan aku takan tergoda oleh tubuh mu Plan tapi untung Mean bukan gay jadi dia tak akan mengeluarkan air liur nya", Neena tengah tertawa dengan ucapannya sendiri . Sedangkan Plan yang mendengar nya bahkan enggan untuk tertawa hatinya berdenyut nyeri kembali karena ucapan sederhana Neena .
'ya Mean bukan gay' batin Plan .
"Plan temani aku , ok", pinta Neena yang tengah bergelayut manja dilengan Plan .
"aku harus ke Cafe ku hari ini Neena", sahut Plan .
"Plan kau harus menemani ku titik . tidak ada penolakan , pokok nya kau harus menemani ku disini sampai Mean kembali nanti . aku tidak mau kesepian Plan karena Mean tidak ada", pinta Neena kembali . sedangkan Plan hanya berdecak mendengar ocehan panjang lebar Neena .
Plan dan Neena kini keluar dari kamar itu dengan Neena yang masih bergelayut manja dilengan Plan dan melangkah menuruni setiap anak tangga . namun mata milik Plan menangkap satu koper bewarna merah muda tepat diujung anak tangga itu .
"koper siapa itu .. jangan bilang", mata Plan ia bawa untuk menatap wajah Neena . tapi Neena tampak mengangguk dengan pertanyaan Plan .
"itu punya ku Plan . orangtua ku sedang pergi ke jepang aku tidak bisa tinggal dengan para maid .. kau tahu itu kan Plan" .
"jadi aku akan menginap disini sampai orangtua ku pulang", lanjut Neena dengan senyuman lebarnya .
Oh ayolah itu bukan untuk pertama kalinya Neena menginap di rumah ini . Neena biasa tidur dikamar Perth karena Perth tidak akan ada dirumah saat malam hari . namun sekarang berbeda status Neena yang kini menjadi kekasih Mean . apa yang akan terjadi bahkan Plan tidak mau memikirkan nya
.
-:-:-:-
.
malam telah menjelang Plan kini tengah berada di Cafe nya sekarang . Namun pikiran nya tampak tak fokus berkelana kemana-mana . Neena yang akan menginap dirumah nya membuat pikiran Plan benar-benar kacau . Plan tidak mau memikirkan apalagi membayangkan apa yang akan terjadi dengan Mean dan Neena .
Plan hanya menghela nafas nya berkali-kali rasa nya ia ingin menjerit dan memaki namun Plan masih memiliki otak waras .
Hingga tepukan dipundaknya menyadarkan Plan dari lamunan nya .
"Blue , temani aku malam ini" .


Utututu my baby 🥺💚


TBC...

PLEASE DON'T! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang