Chapter 10

946 83 23
                                    

"Perth apa kau gay" .

Ckittt...

Perth menghentikan laju mobilnya begitu saja membuat ban mobilnya berdecit dengan nyaring . Beruntunglah tidak ada kendaraan lain di belakang mobil mereka , jadi tidak terjadi sesuatu yang membuat mereka berdua dalam masalah .

"astaga , apa yang kau lakukan Perth", desis Plan .

"kenapa kau bertanya seperti itu , Plan" .

"aku hanya bertanya" .

"ah .. aku bisa menebaknya", lanjut Plan yang kini menatap manik Perth dengan jarak yang sangat dekat .

"jangan menatapku seperti itu", ucap Perth yang salah tingkah dan memalingkan wajahnya kearah lain .

"kau gay", ucap Plan dengan tawa nya . Perth hanya melongo melihat Plan yang tengah tertawa .

.

.

.

Setelah kedua nya sampai ditempat tinggal nya . Plan dan Perth masuk kedalam kamar nya masing-masing dengan ucapan selamat malam . Plan langsung mengganti pakaian nya dan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang empuknya dengan selimut tebal yang membuat tubuh nya hangat dan nyaman . Tidak butuh waktu lama untuk laki-laki mungil ini terlelap dan bergelung dengan nyaman dibawah selimut tebalnya .

Sedangkan di kamar lain Perth tengah berbaring dengan tangan yang menutupi kening nya . Kedua matanya menatap kelangit-langit tengah memikirkan seorang laki-laki mungil , tidak lain itu adalah sahabat nya sendiri Plan .

Flasback

"aku gay Perth" .

"A...apa" .

"Kenapa kau kaget seperti itu , kau pun sama bukan" .

"a..ak..aku..aku benar-benar terkejut" .

"mungkin hanya Mean yang straight" .

Flashback end

"Jadi kau sama seperti ku , Plan", gumam Perth .

.

.

.

Pagi sudah menjelang ..

Namun matahari masih enggan muncul ke permukaaan bumi . Sedangkan bulan masih setia bertengger dilangit dengan cahaya nya . Seorang laki-laki mungil bergelung dibawah selimut tebal dengan tidur lelapnya . Namun sayang tidurnya terusik saat ia terisak didalam tidurnya .

"Hiks..hiks.." .

Plan terbangun dari tidurnya . Jemari lentiknya menyentuh sudut matanya yang basah .

"apa aku menangis", gumam Plan .

"Kenapa aku mimpi seperti itu , kejadian tiga tahun lalu", lanjut Plan .

Plan terbangun dari berbaring nya dan terduduk dengan lutut yang ia tekuk , kepala nya ia sembunyikan diantara kedua lututnya .

.

.

.

Cahaya matahari sudah bersinar dengan terang . Cahaya teriknya berlomba-lomba masuk kedalam kamar Plan , saat seseorang membuka tirai itu dengan lebar . Plan yang masih bergelung dibawah selimut dengan tubuh yang ia tutupi hingga kepala membuatnya tak terusik sama sekali .

Sedangkan seseorang tengah berdiri di samping ranjang Plan dengan tangan terlipat di dada nya . Orang itu membangunkan Plan dengan memanggil nama si mungil . namun sayang Plan masih betah dialam tidurnya membuat orang yang tengah memperhatikan Plan berdecak .

PLEASE DON'T! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang