Chapter 12

952 75 33
                                    

Saat ini Plan tengah diperjalanan menuju kediaman keluarga Neena . Seharian Plan menemani sahabat wanita nya yang tak lain Neena tunangan dari orang yang laki-laki mungil ini cintai . Neena merengek meminta Plan untuk menemani nya jalan-jalan menghilangkan badmood nya karena Mean Phiravich tunangan Neena sibuk bekerja . Plan ingin sekali menolak ajakan Neena dan mengabaikan segala upaya bujukan wanita ini , namun apa daya Plan tetaplah Plan .

Sejak diperjalanan pulang Neena terus berceloteh tentang kebahagian nya , impian pernikahan nya , masa depan nya bersama Mean , Mean dan Mean . Telinga Plan benar-benar lelah mendengar nya , hati Plan terasa sangat sakit tertusuk ribuan jarum tak kasat mata . Tanpa sadar emosi Plan meledak begitu saja .

"Berhentilah membicarakan tentang Mean , Mean , Mean!", teriak Plan .

"P..Plan", cicit Neena yang termenung dengan teriakan Plan . Ini untuk pertama kali nya Neena mendengar teriakan Marah Plan bukan teriakan sebuah candaan dari sahabat mungil nya .

Sontak Plan langsung menghentikan laju mobil nya membuat ban nya berdecit dengan nyaring . Suara klakson dari kendaraan lain yang berada di belakang nya pun tidak Plan hiraukan .

Kedua tangan Plan merengkuh bahu Neena dan menatap nya dengan perasaan menyesal . Mata wanita itu tampak berkaca-kaca , Plan langsung memeluk Neena dan mengelus nya dengan lembut .

"Maafkan aku .. aku tidak bermaksud membentak mu , akhir-akhir ini aku hanya sedang pusing dengan pekerjaan ku", Bohong Plan . Dan ia bisa merasakan Neena mengangguk dibalik punggung nya .

Plan melepaskan pelukan nya dan mengusap wajah Neena dengan senyuman yang terpatri dari bibir Plan , dan Neena pun membalas senyuman manis itu .

Setelah Plan mengantarkan Neena pulang kerumah nya , ia tidak langsung pulang ketempat tinggal nya melainkan pergi kesuatu tempat yang akan membuatnya melupakan semua masalah yang sedang dialami nya .

.

.

.

.

.

Brakkk...

Seseorang membuka pintu utama dengan cukup keras , membuat Mean yang baru keluar dari kamar nya terlonjak kaget . Siapa malam-malam begini membanting pintu dengan tidak sopan nya pikir Mean .

Saat kaki nya menuruni setiap anak tangga ia bisa lihat dengan jelas siluet Plan yang tengah berjalan dengan sempoyongan .

"Plan .. ada apa dengan mu", Mean bertanya .

"Ada apa", ulang Plan dengan dibarengi tawa dan suara orang khas tengah mabuk .

"Kau mabuk , Plan", Mean cukup terkejut .

"Aku mabuk karena mu", teriak Plan . Mean diam dan benar-benar diam .

Plan terus berjalan menuju kearah kamarnya dengan sempoyongan , kepala nya terasa sakit dan seperti berputar . Kesadaran Mean kembali dan ia melihat Plan tengah kesusahan berjalan menaiki anak tangga dan beberapa kali kaki mungilnya tersandung . Refleks tangan besar Mean mencoba untuk menolong Plan namun laki-laki itu langsung menepis nya .

Mean berdecak kesal dan ia langsung menggendong Plan ala bridal membuat laki-laki mungil itu meronta digendongan Mean . Mean hampir terjatuh beberapa kali karena rontaan Plan , namun untunglah tubuh Mean kuat menahan rontaan itu .

Ia menidurkan Plan diatas ranjang dan mencoba untuk menyelimuti nya . Namun apa yang terjadi Plan malah menendang selimut itu dan membuka kancing kemeja nya dengan tergesa . Mean hanya membulatkan mata nya terkejut . tangan Plan yang tengah membuka kancing-kancing kemeja nya sontak Mean tahan . Namun lagi-lagi tangan Mean ditepis oleh Plan .

PLEASE DON'T! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang