"Mean , Plan", tubuh kedua nya tampak menegang saat mendengar suara yang jelas mereka kenali . Dengan cepat Mean melepaskan pagutan nya dan Plan bangkit dari sofa nya.
"Ma...Mae", Mean tampak tergagap . Sedangkan Plan hanya menunduk takut .
"Jadi ini yang kalian lakukan dibelakang Mae selama ini , hah", ucap Nyonya Phiravich dengan suara dingin nya .
"Tidak seperti itu Mae", ucap Plan dengan takut .
"Diam kau Plan", Tubuh Plan benar-benar menegang saat mendengar bentakan dari Nyonya Phiravich .
"jangan memanggil ku dengan panggilan seperti itu lagi karena aku bukan Mae mu mulai sekarang . Kau membuat anak ku menjadi seperti ini , kau merusak anak satu-satu nya Keluarga Phiravich", Plan hanya bisa menunduk mendengar nya .
"Mae" .
"Cepat bereskan barang-barang mu dan kau kembali ke rumah Mae".
"Mae apa yang Mae bicarakan" .
"Kau memilih orangtua mu atau laki-laki menjijikan ini , hah" .
"Mae jangan berbicara seperti itu", Plan langsung berlari saat mendengar ucapan yang menyakiti hati nya itu .
"Cepat bergegas Mae menunggu mu", Dengan terpaksa Mean melangkahkan kaki nya kelantai atas sebelum ia memasuki kamar nya, Mean memandangi kamar Plan.
Mean kini tengah sibuk mempacking sebagian pakaian nya dan barang-barang yang akan dibawa nya . Hati nya benar-benar terasa berat meninggal kan rumah yang bertahun-tahun ditinggali nya bersama Plan dan Perth . Bagaimana bisa Mean meninggalkan orang yang dicintai nya . Dengan helaan nafas berat Mean keluar dengan menyeret koper besar nya . Sebelum ia melangkah kelantai bawah , kaki nya Mean bawa kearah kamar Plan . Namun sayang saat Mean mencoba membuka knop pintu itu pintu nya terkunci dari dalam .
"Plan .. Aku mencintai mu", ucap Mean . Plan mendengarnya dibalik pintu dengan lelehan air mata yang terus menetes dari sudut mata nya.
Dengan berat hati Mean melangkah kembali dengan menatap pintu kamar Plan berharap laki-laki mungilnya membuka pintu dan memeluk nya sebelum ia pergi . Namun sayang pintu itu tak terbuka juga , raut wajah Mean tampak menatap sendu sebelum akhirnya ia melangkah melewati anak tangga dan menghampiri ibu nya yang tengah berdiri menunggu Mean dengan tatapan dingin .
Mean dan Nyonya Phiravich keluar dari rumah itu . Sebelum Mean masuk kedalam mobil nya ia menatap kearah kamar Plan , mata sipitnya bisa melihat sosok mungil itu tengah berdiri didekat jendela kaca menatap kearah Mean . Mean tersenyum kearah Plan namun sayang Plan langsung beranjak dari tempat itu membuat raut wajah Mean berubah dengan seketika . Mean kemudian masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan rumah itu bersama Nyonya Phiravich .
-:-:-:-
Selang satu jam kepergian Mean , Perth pulang kerumah itu melangkahkan kaki nya kearah kamar nya namun urung saat telinga nya mendengar suara isakan seseorang . Perth pun melangkah kearah sumber suara itu saat mencoba memutar knop pintu Plan namun sayang itu terkunci dari dalam .
tok..tokk..tokkk...
Perth mencoba mengetuk pintu itu hanya seperkian detik pintu itu pun terbuka .
Ceklek...
Saat pintu terbuka hanya pemandangan wajah Plan yang tampak kacau . Perth dengan segera menarik tubuh Plan dan menduduk kan nya di tepi ranjang . Bahu itu Perth rengkuh dan menatap mata Plan .
"Ada apa dengan mu , Plan" .
"Mae melihat nya", sahut Plan dengan isakan nya .
"Apa maksud mu", Perth masih belum mengerti .

KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T! (Completed)
Fanficremake kali ini dari fanfiction lagi dengan nama akun @.Defirelight 🙏